Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dikira Miskin, Pasien Disodor Resep Generik

11 Februari 2013 | Senin, Februari 11, 2013 WIB Last Updated 2013-02-12T09:51:29Z

Bima,(SM).- Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima yang dibawah kendali direktur baru, kembali tercoreng dengan sikap apatis dan memandang sebelah mata pasien. Fakta terbaru, sebut saja yang dialami Samiah (60), ibu uzur warga asal Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima yang tengah didera sakit diare (mencret), diperlakukan layaknya pasien miskin pengguna kartu Jaminan Kesehatan Mayarakat (Jamkesmas) oleh para medis setempat.

Sebagaimana dikeluhkan Suharni (35) anak pasien yang tengah dirawat di Sal penyakit dalam kamar Cendrawasih, Sabtu lalu, ibunya yang dirawat inap sejak Senin pekan kemarin, tak kunjung membaik dan dirasakan berkurang dari sakit diare. Tutur Suharni, resep obat yang disodorkan setiap pemeriksaan oleh para medis di zal penyakit dalam, ternyata obat generik yang tidak paten.”Selama lima hari ibu saya tak kunjung sembuh. Mencretnya tetap saja tak membaik,“ keluhnya.
Ironisnya, setelah dikonsultasi alias ditanyakan pada petugas medis, pemberian resep dokter soal obat yang mesti dibeli yang berjenis generik tersebut, merujuk dari dugaan Rumah Sakit, pasien tersebut pengguna Jakesmas.”Kami dikira pasien pengguna Jamkesmas,“ ujar Suharni mengulang timpalan pelayan medis.
Parahnya lagi, pihak rumah sakit, justeru mengatakan ada obat paten untuk menyembuhkan diare pasien, bentuknya kapsul dengan harga Rp 100 ribu perbutir, “Kalau mampu ada obat paten harganya seratus ribu, “kembali Suharni mengulang kata para medis.
Sikap dan pelayanan yang tidak prima serta memandang sebelah mata pasien, yang mebuat keluarga pasien kecewa. Malah kata Suharni, uang tidak menjadi masalah asalkan ibunya bisa sembuh dari sakit yang tengah dirasakan. Seharusnya, pihak rumah sakit mengutamakan pelayanan dan kesembuhan pasien, bukan mengutamakan materi yang menjadi tuntutan yang mesti dipenuhi pasien.
Menanggapi keluhan pasien, Direktur RSUD Bima melalui Kabid Pelayanan, Heru Joko Setiono SKm, mengaku tidak ada sama sekali niat dan tujuan pihaknya memandang sebelah mata siapapun pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Semuanya, kata Heru, pasti dilayanai seuai prosedur pelayanan yang ada. Meski diakuinya, secara bertahap kondisi dan kenyataan berbagai keluhan yang muncul selama ini, menjadi bahan pelajaran pihaknya untuk terus berbenah menjadi lebih baik lagi.
Soal pemberian resep obat sebagaimana dikeluhkan keluarga pasien dimaksud, Kabid Pelayanan baru di RSUD Bima itu, juga menjelaskan, pemberian asupan obat pada setaip pasien memliki tahapan dan tingkatan. Tentunya, tidak langsung diberikan resep obat yang dosisnya tinggi, meski diakuinya dosis tinggi memang cepat memproses penyembuhan seseorang.
Kaitan dengan obat generik hanya untuk pasien miskin atau pasien pengguna Jamkesmas, sama sekali tidak berdasar asumsi seperti itu. Mau obat generik atau obat paten yang dijual swasta, sama saja khasiatnya. Justeru kata dia, obat generik lebih murah dan bisa dijangkau siapapun ketimbang obat paten swasta. (ris)    
×
Berita Terbaru Update