Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pasien Flu Burung Bertambah, Pemerintah Diminta Tidak Main-main

16 Maret 2012 | Jumat, Maret 16, 2012 WIB Last Updated 2012-03-16T13:58:17Z

Kota Bima, (SM).- Jumlah pasien suspec mengidap flu burung yang dirawat intensif di RSUD Bima kian bertambah. Tercatat, sudah belasan orang anak yang diduga mengidap penyakit mematikan tersebut. Di Kota Bima saja, tiga orang anak, selebihnya berasal dari Kabupaten Bima.

Melihat fenomena perkembangan penyakit menular itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Bima Anwar Arman SE meminta kepada dua pemerintahan, masing-masing Pemerintah Kota Bima dan Kabupaten Bima untuk mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi perkembangannya. Jika tidak, maka korban akan semakin bertambah. “Penyakit ini sangat berbaya, pemerintah jangan main-main. Ini harus ditangani cepat dan serius,” ujar Arman saat ditemui di  ruangannya, Selasa kemarin.
Menurut duta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, semakin bertambahnya korban suspec flu burung, statusnya sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB). Selain pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi dan Pusat pun harus memberikan perhatian terhadap mewabahnya penyakit menular tersebut. “Ini virus yang sangat luar biasa mematikan. Kendati pemerintah daerah sudah mengantisipasi dengan melakukan penyemprotan, bukan berarti memutus rantai perkembangan penyakit itu. Karena yang lebih berbahaya, penularan dari manusia ke manusia,” jelasnya.
Selain itu, dirinya mendesak agar pemerintah serius bertindak, mengingat penanganan dan perawatan di RSUD Bima yang tidak maksimal. Pasien flu burung yang mestinya dirawat pada ruangan terisolasi dengan tujuan tidak menular, tapi justru dilakukan. “Jika ini terus dibiarkan, justru semakin berbahaya. Keberadaannya bisa menular pada keluarganya yang menunggu di RSUD Bima,” sorotnya.
Dirinya berharap, pemerintah harus menyediakan anggaran untuk meminimalisir perkembangannya. Terutama untuk RSUD Bima agar menyediakan ruangan khusus dalam keadaan terisolasi bagi pasien. “Pemerintah tak boleh mengeluhkan tak adanya ketersediaan anggaran untuk menangani ini. Jika ini terus dibiarkan, sama halnya pemerintah membiarkan hak hidup anak-anak yang terserang penyakit itu terampas oleh kematian,” tegasnya. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update