Kota Bima, (SM).- Buruknya kondisi pasar Raya Bima saat ini
tidak sepenuhnya merupakan kesalahan pemerintah, namun juga lebih pada perilaku
para pedagang yang kurang memiliki kesadaran terhadap kebersihan pasar.
Khususnya pedagang pada los ikan yang berada di sisi selatan Pasar. Selain itu
kondisi pasar Raya Bima yang telah berusia 33 tahun sudah seharusnya direlokasi
atau direhab total.
Seperti dilansir Koran ini sebelumnya,
kondisi pasar Raya Bima terjorok di NTB benar adanya dibanding pasar-pasar di
Kabupaten/Kota
lain di NTB. Fakta saat ini kondisi pasar lebih seperti kubangan hewan, becek,
berbau serta begitu kotor, sampah berserakan dimana-mana. Begitupun dengan
kondisi sarana drainase.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Kepala
Bidang (kabid) Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bima, Suhardin. ST
kepada Koran ini mengatakan, banyak faktor yang membuat kondisi pasar Raya Bima
seperti saat ini. Tidak saja faktor perilaku masyarakatnya juga faktor teknis
dan kondisi alamnya.
Untuk faktor perilaku masyarakat,
kesadaran para pedagang sangat rendah terhadap kebersihan, pedagang lebih suka
membuang sampah begitu saja di sekitarnya padahal telah disiapkan tempat
pembuangan sampah sementara. Dapat terlihat di los pasar ikan, berserahkannya
sampah plastik dan daun bekas bungkusan ikan di mana-mana. Bahkan mengakibatkan
terjadinya kemacetan pada saluran drainase.
Akibat berserakannya sampah sampai
kemudian membuat saluran drainase macet tentunya menimbulkan bau yang tidak
nyaman, padahal didalam dan di sekeliling pasar Raya Bima telah dibuat
drainase.
Kemudian faktor teknisnya, menurut
Suhardin, saat ini lokasi pasar Raya Bima berada di bawah permukaan laut,
bahkan lebih tinggi dari jalan yang berada di dekatnya. Akibat dari kondisi
tersebut membuat air yang berada di dalam pasar tidak bisa mengalir keluar,
sehingga air yang kemudian tergenang ditambah banyaknya sampah menambah
buruknya kondisi pasar.
Apalagi saat air laut pasang, drainase di
dalam pasar dipenuhi oleh air yang pasang sehingga menambah buruknya kondisi
drainase dalam pasar.
Terlepas dari semua itu, Suhardin menilai
bila kondisi pasar sudah seperti itu, memang harusnya mulai diambil
langkah-langkah kongkrit. Solusinya dilakukan rehab total dengan cara menambah
tinggi areal pasar atau dilakukan relokasi mencarikan tempat baru yang dianggap
layak untuk membangun sebuah pasar.
Apalagi sejarahnya Pasar Raya Bima
dibangun sejak tahun 1980, tentunya dengan perkembangan perkotaan dan
pertumbuhan masyarakat diperlukan pasar baru yang lebih nyaman buat sebuah kota. (dd)