Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kembangkan Rantai Pasok, Pertamina Bedah Desa Bajo dan Dumu

03 April 2012 | Selasa, April 03, 2012 WIB Last Updated 2012-04-03T07:41:49Z

Bima, (SM).- Launching (peluncuran) Program Bedah Desa Mandiri Pertamina, Sabtu malam (31/3) di aula Lesehan Putri ditandai pemukulan gong oleh Bupati Bima yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setda H. Makruf, SE.
Pimpinan Tim Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal RI yang dipimpin Staf Ahli Menteri, Ir.H. Rahmat Tatang dalam sambutannya menyatakan, masyarakat Bima seyogyanya mensyukuri nikmat berupa dukungan dari Pertamina ini. Karena itu, penting untuk merajut kebersamaan bagi peningkatan derajat masyarakat Bima.

Sistem "rantai pasok" yang akan diterapkan merupakan upaya mencari terobosan bagi daerah-daerah tertinggal agar dapat lebih maju. Kita ingin membangun masyarakat, dimana mereka sendiri yang mempunyai prakarsa.
Kata dia, basis bedah desa adalah Program Unggulan Kabupaten (Prukab) dari produksi komoditas ke rantai pasok hulu ke hilir. “Karena itu, harus ada tekad dimana program harus dihajatkan untuk kesejahteraan melalui peningkatan populasi sapi dengan adopsi teknologi tepat guna”, ungkap. Tatang.
Melalui BDMP ini, kemampuan ekonomi masyarakat di lokasi kegiatan harus dibangun dengan mengubah paradigma, yaitu bukan dengan memaksa masyarakat untuk datang menyentuh, tetapi terbih dahulu menggali persoalan yang mereka hadapi dan kemudian memberikan apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang mereka inginkan.
Melalui program bedah desa, warga masyarakat akan menjadi ahli dan dengan kemampuannya akan mampu menolong diri dan masyarakat lainnya. “Untuk ini mohon dukungan agar berhasil karena ini akan jadi barometer kemajuan daerah Bima”, pinta Tatang.
Selanjutnya, Ir. Ambar Pratiwiningrum. P.hD, mewakili Sekretariat Bersama Bedah Desa Mandiri Pertamina (DBMP) dalam sambutannya menyatakan, program ini merupakan kerjasama multipihak antara Menenterian Pembangunan Daerah Tertinggal, Pertamina dan UGM dengan prinsip sinergi multi pihak.
Menurut Ambar, kerjasama yang dikembangkan akan berkelanjutan dan bersistem, dimana masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga ada sistem yang mengaturnya. Pola ini diharapkan agar bagaimana kegiatan pertanian terpadu didukung oleh sumberdaya lokal dan bukan proyek.
Kata dia, di Kabupaten Bima pengembangan sektor peternakan akan dimulai dengan melakukan pelatihan pengolahan pakan, dimana potensi pakan diolah untuk menunjang pengembangan peternakan.
Indikator keberhasilan kegiatan ini, BDMP akan berkembang sesuai tahapan dan target yang mencakup kemandirian yang ditandai berkembangnya usaha produktif berbasis sumberdaya lokal. Artinya, pakan ternak bukan hanya untuk di Bima, tapi juga daerah lain.
Disamping itu, akan membuka lapangan usaha baru melalui integrasi instansi terkait yang dikoordinir oleh Bappeda. “Aspek lain yang menjadi indikator keberhasilan adalah peningkatan kesempatan kerja dan ekonomi masyarakat lokal, minimal akan berkembang melalui usaha peternakan", terang Ambar.
Sementara itu, Asisten III H. Makruf, SE dalam sambutannya berharap, pertanian terpadu (integrated farming) sebagai pendekatan yang akan diterapkan dalam proyek percontohan BDMP berbasis peternakan di Desa Bajo-Soromandi dan Budidaya rumput laut di desa Dumu-Langgudu menjadi lompatan kemajuan masyarakat setempat. Di samping merangsang masyarakat untuk bekerja secara inovatif dan lebih cepat memicu kemajuan masyarakat di wilayah tertinggal.
Menurut Makruf, keberhasilan pengembangan program rumput laut dan sapi ini akan bergantung pada komitmen para pemangku kepentingan khususnya pemerintah selaku fasilitator pembangunan yang dijabarkan dalam kebijakan, perencanaan terintegrasi, monitoring dan evaluasi program secara konsisten dan berkelanjutan.
Mengakhiri sambutannya, Makruf menyatakan, hadirnya program DBMP ini merupakan kesempatan emas bagi masyarakat untuk maju lebih cepat dengan pengembangan komoditi sapi dan rumput laut.
Untuk ini, kepada instansi teknis diinstruksikan untuk menjalin koordinasi intensif, membahas dengan seksama setiap permasalahan yang muncul di lapangan", tutupnya (SM.04)
×
Berita Terbaru Update