Bima, (SM).-
Launching (peluncuran) Program Bedah Desa Mandiri Pertamina, Sabtu malam (31/3)
di aula Lesehan Putri ditandai pemukulan gong oleh Bupati Bima yang diwakili
Asisten Administrasi Umum Setda H. Makruf, SE.
Pimpinan Tim Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal RI yang dipimpin Staf Ahli Menteri, Ir.H. Rahmat Tatang dalam
sambutannya menyatakan, masyarakat Bima seyogyanya mensyukuri nikmat berupa
dukungan dari Pertamina ini. Karena itu, penting untuk merajut kebersamaan bagi
peningkatan derajat masyarakat Bima.
Sistem "rantai pasok" yang
akan diterapkan merupakan upaya mencari terobosan bagi daerah-daerah tertinggal
agar dapat lebih maju. Kita ingin membangun masyarakat, dimana mereka sendiri
yang mempunyai prakarsa.
Kata dia, basis bedah desa adalah
Program Unggulan Kabupaten (Prukab) dari produksi komoditas ke rantai
pasok hulu ke hilir. “Karena itu, harus ada tekad dimana program harus
dihajatkan untuk kesejahteraan melalui peningkatan populasi sapi dengan adopsi
teknologi tepat guna”, ungkap. Tatang.
Melalui BDMP ini, kemampuan ekonomi
masyarakat di lokasi kegiatan harus dibangun dengan mengubah paradigma,
yaitu bukan dengan memaksa masyarakat untuk datang menyentuh, tetapi terbih
dahulu menggali persoalan yang mereka hadapi dan kemudian memberikan apa yang
mereka butuhkan, bukan apa yang mereka inginkan.
Melalui program bedah desa, warga
masyarakat akan menjadi ahli dan dengan kemampuannya akan mampu menolong diri
dan masyarakat lainnya. “Untuk ini mohon dukungan agar berhasil karena ini akan
jadi barometer kemajuan daerah Bima”, pinta Tatang.
Selanjutnya, Ir. Ambar
Pratiwiningrum. P.hD, mewakili Sekretariat Bersama Bedah Desa Mandiri Pertamina
(DBMP) dalam sambutannya menyatakan, program ini merupakan kerjasama multipihak
antara Menenterian Pembangunan Daerah Tertinggal, Pertamina dan UGM dengan
prinsip sinergi multi pihak.
Menurut Ambar, kerjasama yang
dikembangkan akan berkelanjutan dan bersistem, dimana masyarakat tidak hanya
menerima bantuan, tetapi juga ada sistem yang mengaturnya. Pola ini diharapkan
agar bagaimana kegiatan pertanian terpadu didukung oleh sumberdaya lokal dan
bukan proyek.
Kata dia, di Kabupaten Bima
pengembangan sektor peternakan akan dimulai dengan melakukan pelatihan
pengolahan pakan, dimana potensi pakan diolah untuk menunjang pengembangan
peternakan.
Indikator keberhasilan kegiatan ini,
BDMP akan berkembang sesuai tahapan dan target yang mencakup kemandirian yang
ditandai berkembangnya usaha produktif berbasis sumberdaya lokal. Artinya, pakan
ternak bukan hanya untuk di Bima, tapi juga daerah lain.
Disamping itu, akan membuka lapangan
usaha baru melalui integrasi instansi terkait yang dikoordinir oleh Bappeda.
“Aspek lain yang menjadi indikator keberhasilan adalah peningkatan kesempatan kerja
dan ekonomi masyarakat lokal, minimal akan berkembang melalui usaha
peternakan", terang Ambar.
Sementara itu, Asisten III H.
Makruf, SE dalam sambutannya berharap, pertanian terpadu (integrated farming)
sebagai pendekatan yang akan diterapkan dalam proyek percontohan BDMP berbasis
peternakan di Desa Bajo-Soromandi dan Budidaya rumput laut di desa
Dumu-Langgudu menjadi lompatan kemajuan masyarakat setempat. Di samping
merangsang masyarakat untuk bekerja secara inovatif dan lebih cepat memicu
kemajuan masyarakat di wilayah tertinggal.
Menurut Makruf, keberhasilan
pengembangan program rumput laut dan sapi ini akan bergantung pada komitmen
para pemangku kepentingan khususnya pemerintah selaku fasilitator pembangunan
yang dijabarkan dalam kebijakan, perencanaan terintegrasi, monitoring dan
evaluasi program secara konsisten dan berkelanjutan.
Mengakhiri sambutannya, Makruf
menyatakan, hadirnya program DBMP ini merupakan kesempatan emas bagi masyarakat
untuk maju lebih cepat dengan pengembangan komoditi sapi dan rumput laut.
Untuk ini, kepada instansi teknis diinstruksikan
untuk menjalin koordinasi intensif, membahas dengan seksama setiap permasalahan
yang muncul di lapangan", tutupnya (SM.04)