Bima, (SM).- Langkah
strategis yang dicanangkan untuk kawasan Tambora dan sekitarnya pada 2014 mendatang,
dipastikan kawasan Tambora menjadi pusat pertumbuhan wilayah di lingkar utara
Kabupaten Bima. Soal pengembagan kawasan Tambora, sejak tahun 2006 Pemkab Bima
telah sangat proaktif untuk menjadikan lereng utara Tambora sebagai pusat
pertumbuhan wilayah di Kabupaten Bima dan sekitarnya.
Hal tersebut mengemuka saat Rapat
Kelompok Kerja (Pokja) KTM Tambora, Kamis lalu di aula kantor Bupati Bima,
bersama nara sumber dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi berikut
Kementerian ESDM, yang dipimpin langsung Wakil Bupati Bima, Drs. H. Syafrudin H.M.Nur, M.Pd.
Di hadapan 50 peserta raker, Wabub
menjelaskan, keberadaan KTM Tambora diharapkan dapat
merekonstruksi kembali wilayah Tambora menjadi Pusat kegiatan ekonomi seperti
sebelum meletusnya gunung Tambora sekitar dua abad yang lalu. Bentuk perhatian
tersebut antara lain yaitu pembangunan jalan lintas Tambora dari arah Piong –
Labuhan Kananga sepanjang kurang lebih
50 km dengan dana tahun 2016 sebesar Rp.8 milyar, menciptakan permukiman
Transmigrasi di lereng Tambora sebanyak 6 permukiman dan 1 calon permukiman.
Wabup memaparkan,
untuk Permukiman Transmigrasi, ditargetkan pada tahun 2013 dapat dituntaskan
pembangunan SP. 6 (375 KK), pada tahun 2014/2015 dapat dibuka SP. 7 (250 KK),
pada tahun 2016/2017 dapat dibuka SP. 8 (± 200 KK). Untuk mendukung keberadaan
KTM dalam tahun 2013/2014 Pemerintah Daerah berharap adanya program perluasan
jaringan tenaga listrik melalui Kementerian ESDM RI, perluasan jaringan
telekomunikasi baik kabel maupun seluler, menggerakkan usaha pariwisata
vulkanologi di kawasan kawasan Tambora menjadi satu rangkaian wisata mulai dari
Bali – Lombok – Pulau Moyo – Tambora – Pulau Komodo.
Sementara itu, DR.
Ir. Chamidun Daim, MMA dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
menekankan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan KTM Tambora,
diantaranya dari sisi pengembangan usaha perlu diberdayakan berbagai jenis
usaha yang sesuai dengan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang ada di
KTM Tambora.
Lanjutnya,
kelembagaan-kelembagaan atau badan pengelola untuk menunjang usaha perlu
ditingkatkan, akses jalan untuk menunjang usaha masyarakat perlu diperhatikan.
Terakhir menurut Chamidun, pengembangan energi baru seperti energi listrik dan
peningkatan potensi yang ada perlu dicarikan solusinya dengan Kementrian ESDM.
Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bima Drs. Ishaka dalam laporannya
mengatakan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai leading sector dalam
pembangunan KTM Tambora akan terus semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
Lanjutnya,
KTM Tambora mencapai 22.745 Ha dengan jumlah penduduk 23.465 jiwa.
Infrastruktur yang sudah terbangun, antara lain kantor, jalan dan jembatan
serta saluran drainase, sarana perdagangan seperti pasar, jalan sekunder untuk
pemukiman warga. Sedangkan kondisi jalan 40 persen
dalam kondisi baik, 50 persen dalam kondisi rusak ringan dan 10 persen rusak berat.
Rapat dilanjutkan
paparan materi dari para nara sumber. Materi paparan meliputi, konteks pengembangan usaha oleh Titi Wahyuni,
M.Si. Kata dia, penyediaan bahan baku harus ada komitmen dari Pemerintah
Daerah. Selain itu, harus ada sinergi antara Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan
dan Dinas Pertanian untuk memasimalkan pembanguan di KTM Tambora. (ris)