“Dan
hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan
(menyuruh berbuat baik) dan mencegah yang mungkar. Begitu firman Allah SWT yang
dikutib Ustadz Abdul Hakim, selaku Amir Wilayah Jaringan Ansharut Tauhid (JAT)
Imarah wilayah Nusa Tenggara, Jum’at pagi kemarin, saat konvoi keliling bersama
ratusan anggota JAT di seputaran Kota Bima.
Catatan
Wartawan Suara Mandiri
RATUSAN anggota JAT yang dikawal ketat aparat Kepolisian
Resort Bima Kota, saat berkeliling wilayah Kota Bima mengajak ummat Islam,
khususnya dan semua pihak yang berada di wilayah Kota Bima untuk mendakwahi
dengan sepenuh hati dalam mencegah kemunkaran. Segala bentuk maksiat dan
perbuatan dosa dunia untuk dapat dihindari secara totalitas.
JAT wilayah Nusa
Tenggara itu, dalam orasinya, meminta seluruh warga Kota Bima memerangi segala
macam kemaksiatan, seperti judi, minuman keras, zina dan lain sebagainya. Bukan
saja secara moral, lebih dari itu secara langsung mendatangi segala tempat
maksiat, demi menutup ruang gerak dan budaya maksiat supaya tidak menjamur dan
terus berkembang di muka bumi Kota Bima.
Mengutip hadist
Nabi sebagaimana diriwayatkan Bukhari-Muslim, orasi Ustad Abdullah Hakim,
“apabila kalian melihat kemungkaran cegahlah dengan tanganmu, apabila dengan
tangan tidak sanggup cegahlah dengan lisan, apabila dengan lisan tidak sanggup
cegahlah dengan hati dan itulah selemah-lemahnya iman,”. Jika merujuk dari
hadist nabi tersebut jelasnya, maka menjadi kewajiban semua ummat Islam untuk
saling mengingatkan satu sama lain. Sebab, kebaikan dan segala bentuk
kemaksiatan menjadi tanggungjawab semua umat.
JAT juga kata Amir
wilayah Nusa Tenggara itu, memastikan bahwa Laskar Amar Makruf Nahi
Mungkar secara periodik akan turun ke lokasi-lokasi maksiat di wilayah Kota
Bima untuk mendakwahi alias mencegah kemungkaran tidak terus berkembang,
sehingga diharapkan kembali ke jalan yang benar.
Juru Bicara JAT Wilayah Nusra, Asikin,
yang dihubungi usai konvoi, mengatakan, konvoi ini digelar guna
mensosialisasikan kelompok yang diberi nama Laskar Amar Makruf Nahi Mungkar JAT
kepada masyarakat. “Setelah sosialisasi ini, dalam beberapa waktu kedepan kami
akan mendatangi tempat-tempat maksiat yang kerap digelar perjudian,
minum-minuman keras dan perzinahan,” ungkapnya yang dihubungi via seluler.
Mendatangi tempat-tempat maksiat itu
dimaksudkan untuk mengingatkan para pelaku maksiat agar kembali ke ajaran
Allah. Laskar ini, kata dia, akan ada di setiap wilayah di Kabupaten Bima
maupun Kota Bima. “Laskar ini sudah lama ada, tapi belum disosialisasikan,”
imbuhnya. Laskar ini langsung dibawa pengawasan JAT,” sambungnya.
Ia menghimbau pada umat Islam,
kerusakan maupun musibah serta bencana semata-mata terjadi karena perilaku
manusia yang menyimpang dan membiarkan maksiat terjadi. “Maka kami akan turun
sebagai tanggungjawab untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar,” timpalnya.
Ada dua poin amanat disampaikan pada
masyarakat. Pertama, masyarakat tidak kaget ketika pihaknya turun mendatangi
tempat-tempat maksiat. Kedua, dalam melaksanakan tugas ini diharapkan dukungan
dan bantuan umat muslim lainnya.
Disinggung kaitan negara Indonesia
memiliki payung hukum dan memiliki Lembaga Kepolisian yang menangani
masalah-masalah tersebut? Asikin menjelaskan, sebelum turun ke jalan pihaknya
terlebih dahulu sampaikan surat pemberitahuan.
Soal Ormas yang cenderung mengedepankan
kekerasan saat mendatangi tempat-tempat maksiat, ia memberikan jaminan, sebisa
mungkin pihaknya akan hindari tindakan kekerasan. “Insya Allah kami dirikan
Laskar ini untuk aktif menyampaikan ajaran Al Quran dan hadist. Sekuat mungkin
kami akan menghindari cara-cara kekerasan,” janjinya.
Konvoi dengan menggunakan kendaraan roda
dua dan roda empat tersebut dilakukan sekaligus mengumumkan adanya pembentukan
dimkasud. Konvoi Laskar itu star dari lapangan Merdeka menuju terminal Kumbe
dan kembali di lapangan Merdeka. (*)