Kota
Bima, (SM).- Ada yang berbeda saat upacara bendera di SMAN
1 Kota Bima, Senin, (21/1) kemarin. Walikota Bima
HM Qurais H. Abidin berkesempatan menjadi Pembina Upacara di SMA
setempat. Di hadapan kurang lebih 800 siswa yang ada, Walikota Bima
menjadikan moment tersebut untuk membangkitkan rasa kecintaan para siswa
terhadap daerah, bangsa dan Negara.
Saat memberikan pidatonya, Qurais mengatakan, semangat kecintaan
dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia
bisa dilihat dari hal-hal kecil, misalnyasikap ketika menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya, sikap ketika melaksanakan upacara bendera. “Para pahlawan dulu berjuang dan berkorban jiwa raga,
sementara kita baru mengikuti upacara saja sudah mengeluh,” ujarnya.
Kata dia, jika kini Indonesia semakin sering dilecehkan
oleh negara lain, maka kini saatnya untuk introspeksi diri. Saatnya juga
menumbuhkan kembali semangat kecintaan dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
“Pelajarilah sejarah, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati
sejarah. Jangan lupakan jasa para pahlawan, bagaimana perjuangan mereka merebut
kemerdekaan,” ajaknya.
Kepada siswa dan siswi dan generasi muda yang kelak akan
melanjutkan pembangunan, diingatkannya, agar senantiasa mewaspadai usaha
penghancuran jati diri bangsa kita. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh pihak
asing, seperti melalui tontonan yang tidak pantas, miras dan narkoba, serta trend
pergaulan bebas. Jika generasi suatu bangsa sudah tercemar oleh hal-hal
tersebut, maka suramlah masa depan bangsa itu.
Ia kembali mengingatkan, untuk tidak terperosok pada budaya
negative dan jangan melupakan akar budaya. Karena sebagai orang bima,
sesungguhnya memiliki moto hidup yang sederhana namun bermakna dalam, yaitu
Maja Labo Dahu. “Kita harus malu untuk berbuat salah, kita harus takut pada
tuhan untuk melakukan hal-hal yang melanggar ajaran agama. Jangan terperosok ke
dalam hal-hal yang negatif, jangan pula ikuti trend yang salah, jauhi narkoba,
miras dan ganja,” pesannya.
Khusus
untuk para guru, Qurais juga berpesan untuk
pertahankan niat ikhlas. Secara finansial, pemerintah semakin meningkatkan
kesejahteraan para guru melalui berbagai tunjangan dan sertifikasi. Hal ini
hendaknya diimbangi dengan peningkatan kompetensi dan pengabdian. “Insyaallah
jasa guru yang ikhlas akan menjadi amal jariyah yang bisa mengantar para guru
ke surge,” katanya.
Diakhir arahannya Walikota Bima, memberikan bantuan untuk biaya
pembangunan Mushollah SMA 1 Kota Bima sebanyak Rp25 juta dan tiang bendera yang
lebih representatif. Ini menjadi bentuk rangsangan untuk memupuk semangat
gotong royong di tingkat siswa dan siswi. (BNQ)