Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Keluarga Tak Rela Sirajuddin Dituding Teroris ( 2 habis)

06 Maret 2013 | Rabu, Maret 06, 2013 WIB Last Updated 2013-03-07T02:05:52Z

“Kami menerima informasi dari salah satu anggota Buser Polres Dompu bahwa diantara yang tewas tertembak Densus 88 di Kandai Dua adalah anak saya Sirajuddin. Makanya kami datang ke sini Komandan,” tutur Jikra kepada Kapolres Dompu AKBP Benny Basir Warmansya SIK.

Mendapat cerita dari Jikra orangtua Sirajuddin, Kapolres langsung menghubungi rekannya diantaranya Kapolres Bima. Dia menanyakan perkembangan informasi dari Mabes Polri soal identitas para terduga teroris yang tewas tertembak tim detasemen khusus (Detasmen 88) anti terror di ladang  kacang kedalai wilayah Kelurahan Kandai Dua, Kecamatan Woja melalui telfon genggamnya. Pada saat itu, Kapolres menerima kabar bahwa para terduga teroris yang tewas tak ada yang bernama Sirajuddin alias Eja. Karena ketiga orang yang tewas tersebut  para warga Poso yang melarikan diri di Kabupaten Dompu.
Karenanya, Jikra dan para kerabatnya terpaksa pulang sia- sia  tanpa membawa informasi mengenai keberadaan  putranya.
Terkait masalah  hilangnya Sirajuddin, membuat lembaga DPRD Dompu turun tangan dengan memanggil Kapolres Dompu dan Dandim 1614 Dompu untuk dimintai klarifikasi soal keberadaan terduga teroris, salah satunya tentang hilangnya Sirajuddin bersamaan dengan  peristiwa penggrebekan tim Densus 88.
Saat Komnas HAM, Jikra sempat menanyakan soal identitas para jenazah terduga teroris di Mabes Polri dengan harapan agar mendapati informasi keberadaan anaknya. Lagi – lagi, harapannya hampa. Kata petugas Komnas HAM Tak satupun dari jenazah terduga teroris bernama Sirajuddin Dompu. Yang ada hanya bernama Fais warga Poso. 
Setelah lebih dari satu Bulan Sirajuddin menghilang, Jikra bersama keluarganya diantaranya Baharuddin  strat dari Dompu menuju Mabes Polri pada hari Minggu. Mereka sampai di Mabes Polri pada hari Senin.
Di Kantor Mabes Polri, mereka menemui sejumlah petugas kepolisian dan menanyakan apakah Sirajuddin alias Eja termasuk salah satu  yang tertembak mati di Kelurahan Kandai Dua saat penggrebekan  terduga teroris.  “Petugas awalnya menunjukan foto dan indentitas para terduga teroris yang tewas dalam operasi penggrebekan di Dompu dan Bima. Di situ tak ada foto Sirajuddin. Semua identitas beralamat Poso,” jelas Baharuddin paman Sirajuddin.
Kendati demikian, pihak keluarga tetap meminta ijin melihat langsung wajah mayat – mayat terduga teroris di ruangan jenazah Mabes Polri walaupun amat sulit. “Masing – masing jenazah ada identitasnya. Namun diantara deretan jenazah itu ada yang tidak punya indentitas dan diberi nama mister x. Kami melihatnya, ternyata dia anak kami Sirajuddin,” terang Baharuddin.
Jika dan Baharuddin menandai wajah Sirajuddin, meskipun   kondisi mayat sudah membeku karena tersimpan lama dalam  suhu dingin. “Walaupun kami kenal anak kami. Tapi petugas Mabes tetap mengklaim bahwa  mayat itu bernama Fais asal Poso. Mereka menunjukan KTP Fais. Kami ngotot dan membuktikan bahwa itu Sirajuddin, sehingga Mabes Polri mengijinkan jenazah itu diijin dibawa pulang,” tandasnya.
Keluarga Jikra menilai ada yang tidak beres dengan kinerja tim Densus 88, sehingga menewaskan  Sirajuddin. Mereka berspekulasi bahwa Sirajuddin salah sasaran dan bukan anggota jaringan teroris.
“Kami melihat terjadi kesalahan yang dilakukan tim Densus 88. Pertama, Sirajuddin di kira Fais warga Poso. Sementara anak kami tidak pernah keluar daerah, jangan kan ke Poso. Ke Bima pun tidak pernah,” tegasnya.
Mereka tak terima bila anak sulungnya di cap sebagai terduga teroris. Sebab belum ada bukti yang menguatkan keterangan pihak Mabes Polri. “Kami tidak mau anak kami di tuduh sebagai teroris. Buktinya mana kalau dia terlibat. Justru Mabes Polri salah menyebutkan identitas Sirajuddin sebagai Fais dan beralamat di Poso. Sementara dia beralamat Dompu,” tuturnya.
Keluarga Sirajuddin bertekad meminta keadilan lewat jalur hukum atas tindakan Densus 88 yang menembak mati serta mengklaim Sirajuddin sebagai terduga teroris. “Kami akan menuntut Mabes Polri baik secara lembaga maupun pelaku penembakan,’’pungkas Baharuddin. (*)
×
Berita Terbaru Update