Bima, (SM).-
Pengusutan kasus video seks yang diduga dilakoni oknum anggota Polisi, RM,
dengan oknum mahasiswi, MR, hingga kini belum ada kejelasan. Jika penanganan
mandeg, kinerja Kapolres akan dianggap gagal.
“Kasus ini harus sampai ke Pengadilan. Jika kasus ini tidak
tuntas, saya anggap Kapolres gagal,” kata Ilham Yusuf, anggota DPRD Kabupaten
Bima menanggapi beredarnya video seks yang diduga dilakoni oknum anggota
Polisi.
Jika benar dan terbukti oknum anggota tersebut melakukan
perbuatan zina tersebut merupakan cermin yang tidak baik dari penegak hukum.
“Kapolres harus tegas menindak, bila perlu oknum anggota itu dipecat,”
timpalnya.
Kata dia, seorang aparatur seharusnya memberikan sekaligus
menjadi contoh yang baik bagi masyarakat luas, bukan malah sebaliknya.
“Perbuatan zina itu merupakan kategori perbuatan yang amat jijik dalam
pandangan Islam,” ujarnya.
Menurut dia, tidak ada alasan bagi pihak Kepolisian untuk
tidak mampu mengungkap kasus video seks yang melibatkan oknum penegak hukum
itu. “Karena para pelaku sudah jelas-jelas terang benderang,” tegasnya.
Ia mengambil contoh dengan kasus yang menimpa artis, Ariel
Peterpan, musisi kondang. “Kasus Ariel saja bisa diungkap dan terbukti di
Pengadilan serta dijatuhi hukuman, apalagi kasus oknum anggota ini sudah jelas
dan terang,” ungkapnya.
Dalam hukum Islam, paparnya, seseorang pelaku zina, apabila
ke duanya masih bujang, dicambuk dan diusir dari perkampungan. “Itu kalau
syariat Islam yang berlaku. Karena perbuatan ini penyakit yang sangat
meresahkan,” ujarnya.
Hukuman yang pantas bagi oknum anggota Polisi tersebut,
jika nantinya terbukti, adalah diberhentikan dari kesatuan, karena perbuatan
oknum tersebut sangat bertolak belakang dengan hukum yang ditegakkan.
Belakangan ini fenomena pergaulan bebas yang berujung pada
prilaku seks bebas, dinilainya, menandakan kendornya ahklak dan moral secara
agama. “Dalam pandangan Islam tidak dibenarkan soal hubungan pacaran,” ucapnya.
Sebagai salah satu solusi, kata dia, sejak dini para orang
tua mulai menanamkan ahklak dan budi pekerti sesuai dengan tuntutan agama.
“Kita bina anak kita sejak dini, bukan malah kita bina ketika anak itu sudah
baliq,” ajaknya. (Ima)