Kota Bima,(SM).- Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima Sabtu (2/3) menggelar aksi demonstrasi di
perempatan gunung dua Kota Bima. Mereka menuntut keseriusan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menumpas praktek korupsi yang sudah sangat
akut. Dalam aksinya, massa
juga membakar foto Presiden SBY dan Boediono.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 09.00 wita dikawal ketat
oleh aparat kepolisian. Massa bahkan membawa
keranda mayat, sebagai bentuk matinya kesungguhan Negara Indonesia dalam
memberantas praktek korupsi.
Aidin selaku jenderal lapangan aksi mengatakan, KPK
didirikan dengan harapan agar Indonesia
terbebas dari tindak pidana korupsi, namun pada kenyataannya Negara Indonesia tetap
menjadi sarang koruptor. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya media yang
mengungkapkan bahwa terjadinya banyak korupsi. Hal itu menjadi pertanda bahwa
KPK kurang serius menangani korupsi.
Sebut saja telah diungkapkannya korupsi oleh Sri Mulyani,
Budiono dan SBY terhadap aliran dana Bank Century sebesar Rp6,7 triliun.
Kemudian indikasi keterlibatan istri Presiden SBT dan Edi Baskoro (Ibas anaknya
Presiden SBY) dalam kasus korupsi Hambalang, masing-masing 5.000.000 USD dan
900.000 USD. Ditambah lagi uang yang diterima Ani Yudoyono dari sumbangan PT
Pertamina kepada partai Demokrat senilai Rp45 miliar yang tidak disampaikan
kepada partai. “Masih banyak dugaan korupsi lain yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu,” ujarnya.
Kasus-kasus tersebut menurutnya seolah sengaja dibiarkan
oleh KPK. Bahkan KPK sengaja melakukan pembiaran kejahatan lain terjadi di
internal KPK, seperti pembiaran terhadappelaku pembocoran dokumen rahasia KPK
yakni surat
perintah penyidikan (Spindik).
Diakhir aksi, dalam pernyataan sikapnya HMI Cabang Bima
mendesak KPK untuk segera mengusut tuntas pelaku pembocoran sprindik. Mendesak
KPK untuk segera memeriksa Sri Muliyani, SBY dan Boediono yang terlibat kasus
korupsi Bank Century. Mendesak KPK untuk segera memeriksa Ani Yudoyono dan Ibas
karena diduga terlibat kasus Hambalang dan korupsi sumbangan PT pertamina
kepada Partai Demokrat. (BNQ)