Bima,(SM).- Hanya
alasan kehilangan produk menu makanan yang tidak jelas kebenarannya, Aussy
Burger, salah satu outlet makanan cepat saji di Kota Bima diduga memotong gaji
karyawan hingga dititik paling rendah dan berkesan tidak manusiawi.
Fakta miris tersebut dikeluhkan Kiki Rizki Amelia, karyawan
Aussy Burger mewakili sejumlah karyawan yang menggantungkan hidupnya di rumah
makan cepat saji itu, Sabtu lalu pada sejumlah wartawan. Katanya, pemotongan
gaji terhitung sejak pertama Aussy Burger dibuka di Kota Bima. Pemotongan gaji
dibijaki pimpinan perusahaan, pastinya, disebabkan kehilangan produk makanan
yang tersedia sehingga menjadi tanggung jawab semua karyawan.
Aussy Burger yang beroperasi di jalan Gajah Mada tepatnya
sebelah barat pekuburan Salama itu, kata Kiki, menyajikan berbagai produk
makanan cepat saji dan telah beroperasi beberapa bulan lamanya. Awalnya tidak
ada yang mengecewakan bagi dia dan seluruh rekan karyawan lainnya. Namun disaat
waktu penerimaan gaji, tiba-tiba ada pemotongan yang begitu fantastis yang
dirasakan begitu tidak manusiawi.
Jelasnya, gaji pokok yang mesti diterima setiap karyawan
sesuai keputusan perusahaan, sebesar Rp550 ribu. Yang diterima setiap karyawan
dari perusahaan hanya Rp150 hingga 200 ribu saja. “Gaji kalian dipotong guna
mengganti produk makanan cepat saji yang hilang,“ ujarnya menceritakan ucapan
pimpinan.
Besarnya pemotongan yang dilakukan perusahaan termasuk
pemotongan jaminan sebesar Rp110 ribu selama enam bulan masa kontrak.
“Pemotongan itulah yang seluruh karyawan tanyakan dikeluhkan sejumlah
karyawan,” ujarnya seraya memastikan seluruh kayawan sepakat untuk mogok kerja
jika belum ada kepastian dan perubahan gaji yaang diterima sesuai keputusan
perusahaan awal besaran gaji.
Dikeluhkannya pula, waktu kerja yang padat meski
diregulasikan per shif alias bergantian mulai jam 09.00-15.15 wita lalu shif
kedua mulai jam 15.15- 22.00 wita, dengan tidak ada hari liburnya (Ahad tetap
masuk kerja), sesungguhnya tidak sesuai dengan gaji pokok Rp550 ribu perbulan
yang diterima karyawan. “Masa perusahaan makanan cepat saji yang omzet
terbilang melebihi target penghasilan saban hari, gaji karyawan segitu saja (Rp
550 perbulan) sudah gitu dipotong lagi, “keluhnya mewakili karyawan lainnya.
Terpisah, pimpinan Aussy Buger, M Gunawan, membenarkan
terjadi pemotongan sebagaimana dikeluhkan karyawan. Tetapi pemotongan
dibijaksanai sesuai hasil kesepakatan bersama seluruh karyawan merujuk
hilangnya sejumlah produk menu makanan cepat saji yang tersedia di Aussy
Burger. Itupun, kata Gunawan, hanya dua bulan saja dilakukan pemotongan,
selebihnya karyawan akan menerima gaji sesuai gaji pokok.
Entah khawatir ditinggal karyawan, pimpinan perusahaan pada
wartawan memastikan menambah gaji setelah pemotongan masing-masing
karyawan sebesr Rp150 pada enam karyawan, sehingga setiap karyawan
menerima sebesar Rp350 hingga Rp 400 ribu minus potongan jaminan masa kontrak
dimaksud. Sementara dua karyawan magang tetap menerima sesuai kesepakatan alias
tanpa ada penambahan lagi selama dua bulan, “Bagi karyawan magang kalau tidak
sepakat, boleh undurkan diri, “ujarnya.(ris)