Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Akhirnya, Jasad Almarhum Mahlan Diotopsi

06 Maret 2013 | Rabu, Maret 06, 2013 WIB Last Updated 2013-03-07T02:15:15Z

Bima, (SM). - Jasad Almarhum Mahlan S. Sos yang meninggal dunia tanggal 17 Februari lalu dan dikuburkan pada hari itu juga di Tempat Pemakam Umum (TPU) Desa Rato, Kecamatan Bolo telah dilakukan penggalian kembali untuk dilakukan otopsi Senin (4/3) oleh pihak aparat kepolisian yang dibantu sejumlah warga serta keluarga Almarhum.

Informasi yang diperoleh, pengggalian kembali pusara Mahlan (alm), yang mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil di kantor Camat Tambora tersebut atas desakan dan permintaan pihaknya keluarga yang menduga kematian Mahlan penuh dengan kejanggalan.
Saudara Bungsu dari Alm, Muhammad Amin, ST, MN yang dikonfirmasi sejumlah wartawan di TPU Desa Rato pada sela-sela pelaksanaan otopsi mengatakan, permintaan otopsi terhadap jasad Mahlan (alm) dilakukan pihak keluarga yang menduga ada sesuatu yang janggal atas meningalnya Mahlan.
Menurutnya, bentuk kejanggalan yang ditemukan keluarga, yakni setelah dikuburkan pada Selasa siang, pada malamnya disaat pengajian (Ta'aziah,red) hari pertama kepergian Alm terlihat ada bercak darah pada dua lembar sarung bantal hingga tembus dalam kapas yang ada dalam bantal di rumah. “Melihat adanya bercak darah tersebut, akhirnya keluarga berkonsultasi dengan dokter di PKM Bolo pada malam itu juga. Hasil konsultasi dengan dokter disebutkan bahwa kematian Mahlan bukan karena gantung diri,” ungkapnya.
Menurut Dokter PKM Bolo dr. Yulian Averos seperti yang dilansir harian ini pada edisi pekan kemarin, bahwa Almarhum meninggal dunia bukan karena gantung diri, tetapi karena ajal dari Allah SWT, sebab sebelum meninggal dunia yang bersangkutan (Alm) menderita sakit.
Dikatakan Amin, belakangan bahkan sampai saat ini, berkembang rumor di tengah-tengah masyarakat bahwa Mahlan (alm) meninggal karena gantung diri dan untuk membuktikan dari semua teka-teki itu pihak keluarga meminta jasadnya dilakukan otopsi. “Otopsi itu untuk jawab isu miring yang berkembang,” akunya.
Lanjutnya, bila hasil otopsi ternayata tidak benar kalau Alm meninggal dunia karena gantung diri dan motif lain, atas nama pihak kelurga meminta dengan hormat pada kepolisian untuk mengusut tuntas dibalik kematian Mhaan (Alm) agar kebenaran bisa terungkap dengan sesungguhnya.
Di tempat yang sama Kapolres Bima, AKBP. Dede Alamsyah Sik, pada wartawan mengatakan, penggalian kembali kubur Mahlan (alm) yang telah dikuburkan sekitar 14 hari lamanya atas permintaan keluarga. Mereka ingin membuktikan bahwa kematian Mahlan (alm) bukan karena gantung diri sebagaimana, sebab kabar yang tersiar di masyarakat bahwa almarhum meninggal dunia karena gantung diri. “Di sisi lain, kelurga menduga ada kejanggalan dari kematian Mahlan. Guna menjawab semua itu, terpaksa dilakukan otopsi," terangnya.
Dokter Specialis Forensik Kepolisian Daerah (Polda) NTB, Nyoman Eddy pada sejumlah wartawan mengatakan, pelaksanaan penggalian makam jasad Alm Maslan untuk diotopsi sudah selesai dan jasadnya sudah mengeluarkan aroma tidak sedap (maaf membusuk, red). Sejumlah organ tubuhnya diambil sebahagian sebagai sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut di Lab Forensik,” tuturnya.
Eddy mengaku, guna mengetahui hasil pemeriksaan lab diperlukan waktu sekitar sebulan. “Hasil otopsi ini tunggu sekitar satu bulan lagi,” tandasnya.
Liputan SM, setelah selesai melaksanakan otopsi jenazah di TPU Desa Rato sekitar pukul 11.30 wita, Dokter Forensik Polda NTB melanjutkan perjalanan menuju kediamannya Maslan (Alm) di Desa Rato guna melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebagai data gambar tambahan untuk komprehensifnya hasil otopsi. (pul)

×
Berita Terbaru Update