Bima, (SM). - Jasad
Almarhum Mahlan S. Sos yang meninggal dunia tanggal 17 Februari lalu dan
dikuburkan pada hari itu juga di Tempat Pemakam Umum (TPU) Desa Rato, Kecamatan
Bolo telah dilakukan penggalian kembali untuk dilakukan otopsi Senin (4/3) oleh
pihak aparat kepolisian yang dibantu sejumlah warga serta keluarga Almarhum.
Informasi yang diperoleh, pengggalian kembali pusara Mahlan
(alm), yang mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil di kantor Camat Tambora
tersebut atas desakan dan permintaan pihaknya keluarga yang menduga kematian
Mahlan penuh dengan kejanggalan.
Saudara Bungsu dari Alm, Muhammad Amin, ST, MN yang
dikonfirmasi sejumlah wartawan di TPU Desa Rato pada sela-sela pelaksanaan
otopsi mengatakan, permintaan otopsi terhadap jasad Mahlan (alm) dilakukan
pihak keluarga yang menduga ada sesuatu yang janggal atas meningalnya Mahlan.
Menurutnya, bentuk kejanggalan yang ditemukan keluarga,
yakni setelah dikuburkan pada Selasa siang, pada malamnya disaat pengajian
(Ta'aziah,red) hari pertama kepergian Alm terlihat ada bercak darah pada dua
lembar sarung bantal hingga tembus dalam kapas yang ada dalam bantal di rumah. “Melihat adanya bercak darah tersebut, akhirnya keluarga berkonsultasi
dengan dokter di PKM Bolo pada malam itu juga. Hasil konsultasi dengan dokter
disebutkan bahwa kematian Mahlan bukan karena gantung diri,” ungkapnya.
Menurut Dokter PKM Bolo dr. Yulian Averos seperti yang
dilansir harian ini pada edisi pekan kemarin, bahwa Almarhum meninggal dunia
bukan karena gantung diri, tetapi karena ajal dari Allah SWT, sebab sebelum meninggal dunia yang bersangkutan
(Alm) menderita sakit.
Dikatakan Amin, belakangan bahkan sampai saat ini,
berkembang rumor di tengah-tengah masyarakat bahwa Mahlan (alm) meninggal
karena gantung diri dan untuk membuktikan dari semua teka-teki itu pihak keluarga meminta jasadnya dilakukan otopsi. “Otopsi itu untuk jawab isu miring yang berkembang,” akunya.
Lanjutnya, bila hasil otopsi ternayata tidak benar kalau
Alm meninggal dunia karena gantung diri dan motif lain, atas nama pihak kelurga
meminta dengan hormat pada kepolisian untuk mengusut tuntas dibalik kematian
Mhaan (Alm) agar kebenaran bisa terungkap dengan sesungguhnya.
Di tempat yang sama Kapolres Bima, AKBP. Dede Alamsyah Sik,
pada wartawan mengatakan, penggalian kembali kubur Mahlan (alm) yang telah
dikuburkan sekitar 14 hari lamanya atas permintaan keluarga. Mereka ingin membuktikan bahwa kematian Mahlan (alm) bukan karena gantung diri sebagaimana, sebab kabar yang tersiar di masyarakat bahwa almarhum meninggal dunia karena gantung diri. “Di sisi lain, kelurga
menduga ada kejanggalan dari kematian Mahlan. Guna menjawab semua itu, terpaksa
dilakukan otopsi," terangnya.
Dokter Specialis Forensik Kepolisian Daerah (Polda) NTB,
Nyoman Eddy pada sejumlah wartawan mengatakan, pelaksanaan penggalian makam
jasad Alm Maslan untuk
diotopsi sudah selesai dan jasadnya sudah
mengeluarkan aroma tidak sedap (maaf membusuk, red). Sejumlah organ tubuhnya
diambil sebahagian sebagai sampel untuk pemeriksaan
lebih lanjut di Lab Forensik,” tuturnya.
Eddy mengaku, guna mengetahui hasil
pemeriksaan lab diperlukan waktu sekitar sebulan. “Hasil otopsi ini tunggu sekitar satu bulan
lagi,” tandasnya.
Liputan SM, setelah selesai melaksanakan otopsi jenazah di TPU Desa Rato sekitar pukul 11.30 wita, Dokter Forensik Polda
NTB melanjutkan perjalanan menuju kediamannya Maslan (Alm) di Desa Rato guna melakukan
olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebagai data gambar tambahan untuk
komprehensifnya hasil otopsi. (pul)