Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tiga Hari, Nelayan Desa Nowa Terseret Gelombang

28 Februari 2013 | Kamis, Februari 28, 2013 WIB Last Updated 2013-02-27T17:30:01Z


TIGA orang nelayan pencari sargasum (kacaha, red) asal Desa Nowa Kecamatan Woja masing-masing Ismail, Syamsuddin dan Adam Malik mengalami nasib yang sangat memilukan. Mereka terseret gelombang selama tiga hari saat menuju lokasi pengambilan sargasum di teluk Cempi Kecamatan Hu’u.

Menurut penuturan M.Yasin, warga Nowa Rabu (27/2). Peristiwa ini berawal ketika tiga orang korban yang menumpangi perahu motor hendak mengambil sargasum di laut Barangbako yang dekat dengan wilayah hutan Kabupaten Sumbawa, Jum’at (22/2).
Sebelum sampai ke lokasi tujuan, tiba – tiba mesin perahu rusak sehingga hingga perjalanannya tak bisa dilanjutkan. “Mesin mereka rusak karena selang minyak dan perangkat lainnya rusak,” katanya.
Ismail, pemilik perahu motor sempat mengabarkan keluarganya di Desa Nowa dengan menggunakan handphone bahwa dirinya mengalami musibah. Malah dirinya sempat meminta bantuan agar keluarganya membawakan mesin cadangan untuk mengganti mesin perahunya yang rusak.
Karena mesinnya mati total,  mereka pun menambatkan perahu di tengah laut. Semakin pasang airnya pun ikut dalam, sedangkan tali jangkarnya terbatas. “Saat itu angin malam cukup kencang dan gelombang tinggi, jangkarnya pun tak berfungsi. Mereka akhirnya bermalam dalam perahu. Namun keesokan harinya mereka baru sadar bahwa perahu mereka sudah terseret ke tengah laut hingga beberapa mil jaraknya,” jelas M.Yasin.
M.Yasin, salah satu dari beberapa regu penyelamat dari warga Nowa yang berangkat menggunakan perahu motor untuk membawa mesin pengganti yang telah rusak kepada Ismail dkk. Sayangnya, lokasi tempat menambat kapal yang disebutkan Ismail melalui HP, justru tidak terlihat lagi. “Kami mulai curiga ada yang tidak beres menimpa mereka,” katanya.
Ismail dan dua orang rekannya, semakin terseret jauh hingga hampir mencapai perbatasan dengan perairan negara tetangga Australia. Kemudian pada Sabtu sore, ketiganya bersepakat untuk nekat terjun dari perahu motor dan berenang menggunakan peralatan jirigen dan papan kayu. “Ketiganya ini sudah pasrah berenang menyebrang lautan tanpa makan dan minum. Adam Malik menggunakan jirigen, dia terpisah dengan dua orang rekannya menggunakan jirigen dan papan kaku. Dalam perjalanan mereka cuma bisa makan sarung dan bajunya,” katanya.
Beruntung nasib mereka selamat setelah terdampar di pulau  - pulau kecil di wilayah Rompo Kabupaten Bima dalam kondisi sudah tak berdaya. Kabar penemuan ketiga orang warga ini diketahui setelah mendapat informasi dari warga Rompo. Tak lama kemudian, mereka dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Dompu. “Sekarang mereka sudah agak membaik dibandingkan saat pertama ditemukan,” terangnya. (dym)
×
Berita Terbaru Update