TIGA orang nelayan pencari sargasum
(kacaha, red) asal Desa Nowa Kecamatan Woja masing-masing Ismail, Syamsuddin
dan Adam Malik mengalami nasib yang sangat memilukan. Mereka terseret
gelombang selama tiga hari saat menuju lokasi pengambilan sargasum di teluk Cempi
Kecamatan Hu’u.
Menurut
penuturan M.Yasin, warga Nowa Rabu (27/2). Peristiwa ini berawal ketika tiga
orang korban yang menumpangi perahu motor hendak mengambil sargasum di laut
Barangbako yang dekat dengan wilayah hutan Kabupaten Sumbawa, Jum’at (22/2).
Sebelum
sampai ke lokasi tujuan, tiba – tiba mesin perahu rusak sehingga hingga
perjalanannya tak bisa dilanjutkan. “Mesin mereka rusak karena selang minyak
dan perangkat lainnya rusak,” katanya.
Ismail, pemilik
perahu motor sempat mengabarkan keluarganya di Desa Nowa dengan menggunakan handphone
bahwa dirinya mengalami musibah. Malah dirinya sempat meminta bantuan agar
keluarganya membawakan mesin cadangan untuk mengganti mesin perahunya yang
rusak.
Karena
mesinnya mati total, mereka pun menambatkan perahu di tengah laut.
Semakin pasang airnya pun ikut dalam, sedangkan tali jangkarnya terbatas. “Saat
itu angin malam cukup kencang dan gelombang tinggi, jangkarnya pun tak
berfungsi. Mereka akhirnya bermalam dalam perahu. Namun keesokan harinya mereka
baru sadar bahwa perahu mereka sudah terseret ke tengah laut hingga beberapa
mil jaraknya,” jelas M.Yasin.
M.Yasin,
salah satu dari beberapa regu penyelamat dari warga Nowa yang berangkat
menggunakan perahu motor untuk membawa mesin pengganti yang telah rusak kepada
Ismail dkk. Sayangnya, lokasi tempat menambat kapal yang disebutkan Ismail
melalui HP, justru tidak terlihat lagi. “Kami mulai curiga ada yang tidak beres
menimpa mereka,” katanya.
Ismail
dan dua orang rekannya, semakin terseret jauh hingga hampir mencapai perbatasan
dengan perairan negara tetangga Australia. Kemudian pada Sabtu sore, ketiganya
bersepakat untuk nekat terjun dari perahu motor dan berenang menggunakan
peralatan jirigen dan papan kayu. “Ketiganya ini sudah pasrah berenang
menyebrang lautan tanpa makan dan minum. Adam Malik menggunakan jirigen, dia
terpisah dengan dua orang rekannya menggunakan jirigen dan papan kaku. Dalam
perjalanan mereka cuma bisa makan sarung dan bajunya,” katanya.
Beruntung
nasib mereka selamat setelah terdampar di pulau - pulau kecil di wilayah
Rompo Kabupaten Bima dalam kondisi sudah tak berdaya. Kabar penemuan ketiga
orang warga ini diketahui setelah mendapat informasi dari warga Rompo. Tak
lama kemudian, mereka dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Dompu. “Sekarang
mereka sudah agak membaik dibandingkan saat pertama ditemukan,” terangnya. (dym)