Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

SMA Karampi: Harapan di Tengah Keterbatasan

13 Februari 2013 | Rabu, Februari 13, 2013 WIB Last Updated 2013-02-13T05:52:34Z

Sekolah baru di daerah pelosok, berharap dengan semangat membaja di tengah keterbatasannya akan sarana prasarana. Jangan biarkan SMA Karampi, sekedar pelengkap menampung para generasi yang sebenarnya haus akan ilmu pengetahuan.
  Catatan, Wartawan Suara Mandiri, S.Samada
PENDIDIKAN, suatu upaya sadar yang dilakukan untuk mengubah eksistensi dan esensi masyarakat secara spesifik serta bangsa secara universal. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar karena sekolah sebagai tool dalam rangka merealisasikannya. Itulah sebabnya, demi percepatan pencapaian tujuan yang dimaksud sekolah seharusnya menjadikan dirinya senyaman mungkin agar para peserta didik merasa menikmati keberadaannya.

Hanya saja, harapan terkadang tidak selalu berbanding lurus dengan realita. Terdapat berbagai kendala yang mengaral sebagai batu sandungan dalam mencapai harapan. Sebagai misal dan hal inilah yang sangat lazim terjadi pada pihak sekolah, apalagi lokasi sekolah tersebut terletak di daerah yang terisolasi (terpencil), yakni keterbatasan atas ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran. Sehingga, sadar atau tidak, pepatah lama: tiada rotan akar pun jadi menjadi kalimat pelipur lara yang dipatenkan.
Berbicara mengenai keterbatasan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pencapaian tujuan pembelajaran, rasanya tidaklah berlebihan jika sedikit menyentil eksistensi SMAN 1 Langgudu Kelas Jauh Karampi Persiapan SMAN 3 Langgudu. Lokasi terpencil, menumpang di sekolah lain (SDN Inp. Karampi), intake siswa yang masih standar (baca: minim), sarana dan prasarana yang terbatas (baca: sangat kurang) menjadi pemberi sumbangan bagi melambannya pencapaian tujuan pendidikan pada sekolah yang didirikan sejak 2 tahun silam dan telah mendapatkan ijin operasional dengan nomor: 2246/130.21.420/C/2012 tertanggal 19 November 2012 ini.
Muhammad Yusuf, S.Pd. selaku penanggung jawab KBM ketika membuka statemennya mengatakan, sekolah ini menyekolahkan sebanyak 62 siswa dengan rincin kelas X sebanyak 41 siswa dan kelas XI sebanyak 21 siswa dengan dibina oleh 16 guru S1 dan 3 staff.
Kata dia, sebagai sebuah sekolah rintisan jumlah tersebut memang tidak bisa dianggap sedikit apalagi untuk ukuran distrik seukuran Desa Karampi. Namun demikian, 3 SMP pendukung (SMPN 4 Langgudu, Satap Sido, dan Satap Soro Bali) saat ini menyediakan sekitar 70 siswa yang akan ujian tahun ini. Jika seluruh siswa tersebut mampu dimaksimalkan untuk menjadi siswa di SMA Karampi maka tahun pelajaran 2013/2014 sekolah ini akan memiliki siswa di atas angka 100 orang.
“Itulah sebabnya, hal-hal yang kami lakukan adalah mengadakan kerja sama atau pendekatan terhadap pihak sekolah serta mensosialisasikannya kepada masyarakat sekitar,” ungkap Yusuf.
Dengan mengadopsi motto sang pahlawan antirasis, mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, “I’m the master of my fate, I’m the captain of my soul”.  Itulah sebabnya, “Do everything right and not only do right everything, adalah ajimat motivasi yang didaulat dari Robert L. Wolke merupakan suatu harga mati yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan terhadap diri dan rekan-rekan seprofesi yang berujung pada kemajuan dan pemajuan SMAN 1 Langgudu kelas Jauh Karampi Persiapan SMA 3 Langgudu.
Dalam kesempatan itu pula, guru Bahasa Inggris yang hobo menulis ini menyatakan keyakinannya bahwa suatu saat sekolah yang dimandati sebagai tanggung jawabnya akan menjadi sekolah yang mampu disejajarkan dengan sekolah – sekolah lainnya. Menurutnya, “Comentnya tersebut bukan sesuatu yang tidak beralasan. Karna motivasi internal yang dimiliki oleh segenap pendidik (guru) dan staff yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah tersebut menempati prosentase lebih. Tambahan pula, spirit siswa dalam mengenyam dan menerima pembelajaran pun dapat diacungi jempol.
Hal senada juga dipaparkan oleh, Nurwasillah, S. Pd, tingginya minat dan motivasi siswa-siswa yang menjadi peserta didiknya menyebabkan dirinya dan semua guru selalu dan selalu untuk terus mengasah kemampuan dan kompetensi. Karena dalam keadaan yang serba terbatas seperti ini. “Saya dan semua rekan guru menjadi sumber belajar yang paling menentukan bagi improve yang akan dialami oleh siswa,” cetusnya.
Pemegang mata pelajaran Matematika ini pun mengakui adanya berbagai kerikil yang menghambat gerak langkahnya untuk menapaki jalan kemajuan yang telah diretas, semisal minimnya finansial sebagai salah satu faktor pendukung.
Senada dengan Sila, Buyung Arif, S.Pd., mengatakan, siswa adalah spirit eksternal untuk kian mengakrabi diri dengan berbagai referensi dalam ikhtiar keintelektualan dalam merambah belantara kemajuan yang bernama pengetahuan.
“Dalam keterbatasan memaksa seseorang untuk dapat berbuat lebih banyak lagi. Karena suasana seperti itu akan menyebabkan seseorang memaksimalkan seluruh potensi yang dimilikinya agar mampu berpikir dan berbuat secara lebih kreatif,“ ungkap Romansyah, S.Pd.
Itulah sebabnya, M.Amin Idris, S.Pd, salah seorang pendiri sekolah mengharapkan kepada semua lapisan stakeholder (masyarakat, komite, sekolah, dan lebih – lebih pemerintah) agar turut memperhatikan eksistensi sekolah ini sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
Sebab, sekolah ini bukan hanya milik orang karampi melainkan set bangsa dan negara yang kebetulan secara lokasi terletak di Desa Karampi yang sungguh kebetulan lagi, tempatnya terpencil. Namun demikian, langkah yang tertapak jangan sampai tertahan apalagi  terhenti, sebab sekarang adalah momen yang paling tepat bagi kita dalam mengepakan sayap.
“Be sooner be better, kalau bukan sekarang, kapan lagi, kalau bukan di sini (Karampi) di mana lagi, dan kalau bukan kita, siapa lagi. Jika hal tersebut dapat dimaksimalkan, pencapaian ke arah kemajuan bukan merupakan sebuah mimpi,” urainya mengharap. (*)
×
Berita Terbaru Update