Bima, (SM).- Penjarahan
pupuk bersubsidi kian marak terjadi ditengah masyarakat belakangan ini, dalam
dua pekan terakhir aksi spontan warga itu sudah sering kali terjadi tanpa mampu
diredam oleh pihak terkait.
Aksi penjarahan
pertama kali muncul, sepengetahuan Suara Mandiri, pertama kali terjadi di
perempatan Desa Talabiu Kecamatan Woha, Kemudian disusul di wilayah lain,
seperti depan kampus STKIP Taman Siswa dan di Desa Pandai Kecamatan Woha.
Sebenarnya pupuk
berlabel subsidi Pemerintah itu jatah daerah lain. Hanya saja karena kebutuhan
pupuk yang mendesak, sehingga memicu para petani maupun oknum yang memanfaatkan
situasi itu spontan menjarah.
Hari Senin
kemarin, satu truk, sekitar 6 ton, pupuk bersubsidi tujuan Kabupaten
Dompu dijarah oleh warga depan kampus STKIP Taman Siswa. Pupuk tersebut ada
yang diambil secara cuma-cuma dan ada juga yang dibayar.
Hari Selasa
kemarin, puluhan orang warga Desa Pandai dan warga lainnya menjarahj pupuk
bersubsidi tujuan Kabupaten Dompu di perbatasan Desa Pandai dengan Desa
Donggobolo Kecamatan Woha. Lagi, pupuk tidak dibayar.
Kepolisian
sendiri tidak mampu berbuat banyak dalam meredam aksi spontan para petani
tersebut. “Kita tidak tau aksinya warga. Kita baru terima laporan setelah aksi
masyarakat sudah selesai,” ucap kapolsek Woha, AKP Usman Jamaludin.
Ia sesali sikap
para distributor saat mendrop jatah pupuk ke berbagai wilayah. Kata dia,
seharusnya pihaknya dihubungi oleh distributor untuk ikut mengawal. “Kita tidak
pernah diberitahu, makanya kita tidak tau setiap drop pupuk,” ujarnya. (Ima)