Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Proyek Bencana Alam di Sape juga Jebol

06 Februari 2013 | Rabu, Februari 06, 2013 WIB Last Updated 2013-02-07T02:16:59Z

Bima, (SM).- Pelaksanaan proyek bencana alam kembali menuai masalah, kali ini pekerjaan Dam Bou di Desa Rasabou dan pekerjaan tanggul di Desa Sangiang Kecamatan Sape yang sudah jebol hampir seluruh pekerjaan.    

Saat monitoring dan evaluasi beberapa hari lalu, Komisi III DPRD Kabupaten Bima menemukan proyek bronjong di Desa Keli Kecamatan Woha jebol sekitar 60-an meter. Bronjong itu jebol setelah dibawa arus banjir.
Sebenarnya pekerjaan bronjong yang menelan dana 100-lebih juta itu diperuntukan bagi penahan arus banjir sehingga menggenangi pemukiman warga. Irnonisnya, proyek itu justru rusak karena banjir dan belum sempat dinikmati masyarakat.
Proyek pembangunan Dam Bou di Desa Rasabou Kecamatan Sape juga dibuat untuk penampung air dengan kata lain untuk kesejahteraan masyarakat. Sayangnya, pekerjaan itu keduluan rusak parah belum dinikmati masyarakat.
Pembangunan tanggul, dekat SMPN 4 Sape, dibuat untuk menahan longsoran tanah sehingga tidak merusak sekolahan. Namun tanggul yang belum sempat berusia 6 bulan itu jebol dengan sekali datang banjir.
Komisi III DPRD Kabupaten Bima, secara visual, menilai pekerjaan proyek bronjong, Dam Bou dan tanggul tersebut dilakukan secara semrawut tanpa mengedapankan mutu dan kwalitas pekerjaan sehingga bisa bermanfaat.
Pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan Bestek, tidak sesuai dengan standar, perencanaan yang tidak matang serta pengawasan yang tidak optimal sehingga menghasilkan pekerjaan yang terkesan amburadul.
“Sungguh disayangkan pekerjaan yang menelan biaya besar itu tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kita akan minta pertanggung jawaban pihak terkait atas pekerjaan tersebut,” pinta Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bima, Fahrirrahman.
Ia membeberkan, proyek Dam Bou rusak pada bagian bentangan secara total, sekitar 30-an meter. Parahnya lagi, bagian dalam bentangan Dam tersebut tidak menggunakan batu pasangan, tetapi menggunakan tanah.
“Seharusnya bagian dalam bentangan tersebut menggunakan pasangan batu. Ini juga yang harus kami pertanyakan pada rekanan maupun instansi terkait. Hari ini (kemarin) kami undang instansi terkait untuk evaluasi,” timpalnya.
Pasangan tanggul di Desa Sangiang jebol sekitar 35 meter. Pasangan tanggul tersebut baru selesai dikerjakan dan belum dilakukan serahterima. “PHO sudah dilakukan, FHO belum. Artinya masih menjadi tangung jawab rekanan,” tandasnya. (Ima)

×
Berita Terbaru Update