Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Hari ini, Jenazah Anas Dimakamkan

02 Februari 2013 | Sabtu, Februari 02, 2013 WIB Last Updated 2013-02-02T04:05:07Z

Bima, (SM).- Setelah tiba di Bima, jenazah almarhum, Anas Wiriyanto (31) direncanakan pihak keluarga langsung dimakamkan di TPU Penato’i Kelurahan Penato’i secara syariat Islam dan dilakukan keluarga dan rekan almarhum.

Hingga hari Jum’at sore kemarin, jenazah korban penembakan oleh Densus 88 Mabes Polri di Kelurahan Kandai Dua Kecamatan Woja Kabupaten Dompu itu dalam perjalanan menuju Bima dari RS Polri Kramat Jati, Jakarta.   
Informasi yang diperoleh dari keluarga almarhum, jenazah bapak empat orang anak itu baru diijinkan oleh Mabes Polri untuk dibawa pulang ke Bima Kamis 31 Januari 2013. Keesokan harinya, Jum’at, baru diterbangkan menuju Bima.
Almarhum tewas seketika setelah dihujani timah panas dari moncong senjata Densus 88 Mabes Polri dalam penggerebekan di lokasi perladangan yang dikelola Abdullah, warga Desa O’o Kabupaten Dompu pada 5 Januari 2013 lalu.
Prosesi pengembalian jenazah almarhum dari Mabes Polri ke keluarga tergolong ruwet, membutuhkan waktu hampir sebulan lamanya. Setiba di Bima, keluarga berencana langsung memakamkan almarhum setelah melalui proses.
“Kami rencanakan jenazah almarhum dimandikan, dikafani dan disholatkan ulang. Habis itu langsung kita kuburkan yang insya Allah di TPU Penato’i. Kita tidak ingin ada acara ini dan itu lagi,” ucap, Idham, kakak kandung almarhum yang ditemui, kemarin.
Pihak keluarga telah ikhlas menerima kematian almarhum. Keluarga mengaku tidak ingin persoalkan lagi atas kematian almarhum dan ingin tidak ada persoalan lain yang muncul setelah dilakukan pemakaman. “Kita anggap sudah selesai,” tuturnya.
Almarhum, Anas Wiriyanto, lahir tahun 1980 di Desa Hidirasa Kecamatan Wera Timur, tamat SD dan SMP di Kecamatan Wera dan melanjutkan ke bangku Sekolah Menengah Atas di SMEAN Bima (sekarang SMKN 1 Kota Bima).
Menurut keluarga, selama duduk dibangku sekolah, mulai SD sampai SMEA, almarhum tergolong siswa yang cerdas, tamat dengan rengking sebagai juara 1 umum. Usai tamat di SMEA tahun 2001, almarhum melanjutkan ke bangku kuliah mengambil jurusan Akutansi Hukum Laut di STIE STIE Wiwaha, wilayah Yogyakarta. Usai peroleh gelar S1, Anas kemudian melanjutkan sekolah dengan keinginan meraih gelar S2 di UGM dengan jurusan Penilaian Property.
Sayangnya, almarhum tidak melanjutkan studi S2-nya dengan alasan tidak mau sekolah lagi. Almarhum kemudian pulang kampung ke Bima dan tinggal bersama keluarga besarnya di Kelurahan Penato’i lebih kurang selama 2 tahun. Semasih lajang, ia sempat berkerja di dealer sepeda motor Suzuki Bima-Dompu sebagai akuntan.
Menurut, Idham, keluarga tidak mengetahui jika almarhum pernah mengajar di Pondok UBK Sanolo. “Kalau almarhum yang pernah ngajar di Pondok UBK, itu semua bohong. Keluarga mulai tidak tahu keberadaan almarhum sejak dua tahun terakhir, tahun ini memasuki tahun ketiga. Tiba-tiba kita dengar Anas ditembak Polisi,” kisahnya.
Selama dua tahun, keberadaan Anas Wiriyanto, tidak diketahui persis oleh keluarga. Istri almarhum pun, selama itu pula tetap berada di Bima. “Isterinya saja sering tanya kabar Anas pada kita, saking tidak ada yang tahu keberadaannya,” tandas Ridwan. (ima)  
×
Berita Terbaru Update