Bupati Bima H. Ferry Zulkarnaen, ST
Rabu kemarin menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun anggaran 2011 di hadapan sejumlah anggota
DPRD Kabupaten Bima dan Kepala SKPD Kabupaten Bima.
Dalam laporannya, Bupati mengatakan,
pada aspek
Pengelolaan Pendapatan Daerah, dari 24 SKPD yang memiliki sumber pendapatan
daerah, 2 SKPD masih dalam proses penelusuran, yaitu Sekretariat Daerah dan
KP2T, sementara berdasarkan komponen pendapatan, yang dapat disampaikan adalah
komponen PAD. Sedangkan pendapatan tranfer dan lain-Lain pendapatan yang sah
masih dalam proses penelusuran. Adapun total pendapatan dari PAD 22 SKPD yang
memiliki sumber pendapatan terealisasi sebesar Rp21.863.555.602,00 dari anggaran
setelah perubahan sebesar Rp25.537.220.832,00.
Dari aspek Pengelolaan Belanja Daerah, Belanja Tidak Langsung terealisasi
sebesar Rp434.219.563.928,00 dari anggaran sebesar Rp421.864.446.083,16,
sementara Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Pegawai terealisasi
sebesar Rp21.416.357.925,00 dari anggaran Rp22.646.153.232,00, Belanja Barang
dan Jasa terealisasi sebesar Rp91.228.192.011,00 dari anggaran
Rp100.053.528.719,00 dan Belanja Modal terealisasi sebesar Rp135.485.641.585,00
dari anggaran Rp170.420.185.578,00. Total realisasi Belanja Langsung dan
Belanja Tidak Langsung atau total Belanja APBD tahun 2011 adalah
Rp682.349.755.449,00 dari anggaran sebesar Rp714.984.313.612,16 atau mencapai
95,44%.
Selanjutnya, untuk menyampaikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang meliputi urusan wajib dan urusan pilihan,
pelaksanaan tugas pembantuan, serta tugas umum pemerintahan. Pada
penyelenggaraan urusan
pendidikan, perjalanan pembangunan pendidikan
telah menghasilkan pencapaian yang membanggakan, seperti yang terlihat dari indikator Angka Partisipasi Murni (APM) sebagai indikator untuk mengetahui
banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan pada
kelompok umur tertentu. Sampai dengan tahun 2011, pada tingkat SD sebesar 99,44%, SLTP 88,89% dan SMU 67,77%. Pada indikator
Angka Partisipasi Kasar (APK) yang merupakan banyaknya anak yang bersekolah
pada suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa memperhitungkan umur siswa, pada
tingkat SD mencapai 102,86%, SLTP 97,61% dan SMU 70,01%.
Dalam pelaksanaan urusan kesehatan beberapa tahun terakhir, berkat
pelaksanaan pembangunan yang komprehensif dan berkesinambungan, daerah kita
mengalami peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang menggembirakan,
walaupun terdapat indikator kesehatan yang sifatnya fluktuatif, seperti ISPA
yang masih menjadi jenis penyakit paling dominan yang dialami oleh masyarakat
kita, dimana salah satu penyebabnya adalah kondisi cuaca yang agak ekstrim
dalam beberapa waktu ini.
Upaya pembangunan kesehatan didukung oleh tujuh strategi daerah yang
mencakup upaya kesehatan, pemberdayaan masyarakat, perbaikan gizi,
penanggulangan penyakit, penyediaan sarana dan prasarana, serta penyediaan
perbekalan kesehatan.Dalam hal ini Saya menghimbau kepada seluruh tenaga
kesehatan agar berjuang bersama-sama meningkatkan kesehatan masyarakat di
Kabupaten Bima, bekerja dengan ikhlas demi masyarakat dan jangan banyak
mengeluh. Saya mengucapkan terima kasihbahwa semua kegiatan tahun 2011
berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, baik dari
aspek penanganan maupun pencegahan beragam penyakit, sebagaimana yang terlihat
pada cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari 1.909 jumlah komplikasi
kebidanan yang terjadi, 98,32% dapat tertangani, cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan mencapai 88,13% dari
11.028 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan, cakupan balita
bizi buruk yang mendapat perawatan adalah 100% dari 54 kasus, demikian juga
pada indikator penanganan DBD dan cakupan kunjungan bayi masing-masing mencapai
100% dan 104%.
Dalam rangka penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan telah direalisasikan anggaran sebesar Rp.2,55
Milyar,diantaranya berupa pembangunan puskesmas pembantu dan poskesdes, pengadaan
kendaraan roda 2 serta rehabilitasi sedang dan berat puskesmas pembantu. Upaya
peningkatan pelayanan kesehatan juga dilakukan melalui pengadaan alat-alat
rumah sakit dan puskesmas perawatan berupa dukungan dana DPPIPyang menyerap
anggaran sebesar Rp.4,44 Milyar. Pada kegiatan pelayanan juga direalisasikan
anggaran untuk operasional pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas nasional
dengan anggaran yang terealisasi sebesar Rp.3,39 Milyar, dan Program Jaminan
Persalinan (Jampersal) yang menyerap anggaran Rp.908 juta.
Sementara di RSUD Bima, guna
mendukung kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan untuk Jamkesmas, Jamkesmas
NTB dan Askes telah direalisasikan anggaran sebesar Rp.8,55 Milyar, untuk
kegiatan pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit direalisasikan
anggaran Rp.2,6 milyar, pengadaan obat-obatan Rp.954 juta, serta pada kegiatan
kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan direalisasikan anggaran Rp.324 juta.
Dalam rangka penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum, terus dilakukan penyediaan sarana dan prasarana umum baik
sarana jalan, jembatan, irigasi, maupun penyediaan fasilitas umum lainnya. Pada tahun 2011 program pembangunan dan peningkatan jalan dapat disebutkan, diantaranya peningkatan jalan Kecamatan Donggo dan Madapangga dengan
anggaran yang terealisasi Rp.7,78 Milyar, peningkatan jalan Kecamatan
Soromandi, Bolo, Woha dan Palibelo dengan anggaran yang terealisasi Rp.4,88
Milyar, peningkatan jalan Kecamatan Belo, Monta, Sape, Wera dan Lambudengan
anggaran yang terealisasi Rp.7,33 Milyar
dan peningkatan
jalan Langgudu dan Lambitu dengan anggaran terealisasi Rp.5,7 Milyar, adapun total anggaran program pembangunan dan peningkatan
jalan ini mencapai Rp.27,6 Milyar.
Dalam penyelenggaraan urusan Kependudukan
dan Catatan Sipil, salah satu upaya yang dijalankan
adalah dukungan terhadap program e-KTP, yang merupakan program nasional yang telah
dilaksanakan peluncurannya di Kantor
Camat Monta pada tanggal 21 Oktober 2011. Sampai dengan saat ini telah terekam dalam e-KTP sebanyak 200.215 jiwa dari 356.685
jumlah penduduk wajib KTP atau mencapai 56 persen, jumlah ini merupakan yang tertinggi dari 4 kabupaten/kota di
NTB, adapun sisa
masyarakat yang belum melaksanakan pemotretan
dan pengambilan sidik jari e-KTP, Pemerintah Daerah akan terus mendorong aparat desa dan
kecamatan agar meningkatkan mobilisasi warga.
Pemerintah Daerah dalam hal ini
memiliki peran sebagai fasilitator dan dinamisator yang diwujudkan melalui
kemitraan intensif dengan pihak keamanan yang ada di wilayah hukum Kabupaten
Bima, hal ini diwujudkan diantaranya melalui peningkatan peran Kominda dan anggota
Linmas Inti, serta penyediaan anggaran dalam
APBD dimana pada tahun 2011 direalisasikan sebesar Rp.779 juta untuk dukungan
penyelenggaraan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban.
Kemudian guna memacu semangat juru pungut pajak,
maka telah dilakukan pemberian insentif bagi
pemerintah desa dan kecamatan dalam pengumpulan pajak dan retribusi, dan diberikan
beberapa hadiah,seperti Desa Rasabou-Sape yang mendapat hadiah uang sebesar Rp.4 juta,
kalkulator dan piagam penghargaan untuk pencapaian di atas Rp.25 juta,
dengan presentase realisasi penerimaan sebesar 68%, dan Kecamatan
Sape yang berhak atas hadiah sebesar 4 juta, kalkulator dan piagam
penghargaanpada target diatas Rp.65 juta dengan realisasi penerimaan 61%.
Lanjutnya, dengan penatagunaan aset
milik daerah, pada tahun 2011 eksekutif bersama dengan legislatif mengupayakan
penghapusan terhadap beberapa aset dari daftar barang milik daerah. Hal ini
sejalan dengan amanat PP Nomor 6 tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Regulasi ini menyatakan bahwa
dalam pengelolalaan aset perlu memperhatikan asas fungsional, kepastian hukum,
transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan asas kepastian nilai. Untuk tertib
penatagunaan aset ini, pemerintah daerah juga melakukan koordinasi dengan
instansi vertikal di daerah dalam rangka pendampingan inventarisasi aset milik
Pemerintah Kabupaten Bima yang melibatkan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang Raba Bima dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Bali.
Tertib administrasi aset ini menjadi
salah satu permasalahan yang agak merisaukan pasca insiden terbakarnya Kantor
Bupati, karena merupakan sarana strategis dan sumber PAD terbesar. Pada tahun
2011 dari targetPAD dari aset sebesar Rp.3 Milyar dapat direalisasikan Rp.2,8 Milyar, yang terdiridari hasil lelang tanah eks jaminan aparat desa, tanah cadangan pembangunan dan
tanah eks
jaminan aparat desa yang ada di wilayah Kota Bima. Untuk menertibkan aset
daerah,akan ditempuh beberapa langkah guna mendata kembaliaset-aset kita,
diharapkan oknum-oknum masyarakat agar tidak memanfaatkan keadaan ini, karena
akan berhadapan dengan aparat hukum. Harus
dipahami bahwa aset-aset tanah yang kita miliki masing-masing memiliki sejarah
yang tidak mungkin dihilangkan.
Guna mendorong
kinerja kepegawaian dan kelembagaan juga diberikan beberapa
penghargaan, seperti kepada tenaga kesehatan pada UPT Puskesmas Soromandi
yang terpilih sebagai tenaga kesehatan tingkat Kabupaten Bima tahun 2011,
dokter UPT-Puskesmas Sape sebagai tenaga medis teladan tingkat
Kabupaten Bima 2011, penghargaan kepada SKPD yang menyampaikan LAKIP tepat
waktu, penghargaan kepada UPT terbaik dalam rangka lomba capaian akseptor KB
baru dan beberapa penghargaan lainnya. Untuk mendukung operasional pelayanan
pemerintahan pada tahun 2011 telah diserahkan kendaraan operasional sekdes
sejumlah 134 unit, kades 9 unit, kepala sekolah 159 unit, pengawas/penilik50
unit, serta pendamping program PKH sejumlah 18 unit, Kepala UPTD Dikpora 3
unit, Setwan 3 unit dan Bidan 1 unit.
Pada tahun 2011 juga telah
dilaksanakan kegiatan, salah satu yang menonjol adalah program peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa melalui pendampingan PNPM Mandiri
Pedesaan, yang diarahkan padadua kegiatan, yaitu kegiatan fisik senilai Rp.450
juta,berupa pembangunan drainase lingkungan di Desa Renda, tanggul penahan
banjir di Desa Cenggu, Rabat gang Desa Roka dan pembuatan saluran irigasi
di Desa Soki, sementara dana senilai Rp.149,2 juta dialokasikan untuk kegiatan
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) pada 10 kelompok bakulan dan perkiosan dengan 111
anggota yang menyebar di Desa Cenggu, Renda, Ngali, Lido, Soki dan Ncera.
Pembangunan desa juga dilaksanakan
melalui program yang dilaksanakan oleh Kementerian PDT senilai Rp.1 Milyar bagi
sejumlah program unggulan, kegiatan ini diarahkan pada desa yang merupakan kantong
kemiskinan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat di desa. Bentuk kegiatan ini berupa pengadaan 201 ekor bibit sapi,
obat-obatan dan pakan ternakyang diterima oleh 4 Kelompok di Desa
Lewintana-Soromandi, 2 Kelompok di Desa Ntonggu-Palibelo, dan 1 Kelompok di
Desa Oi Panihi-Tambora.
Dalam penyelenggaraan urusan sosial,
selain dari APBD Kabupaten Bima, juga menerima alokasi dana dari pemerintah
senilai Rp.734 juta yang diperuntukkan bagi program tambahan biaya
pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak panti/yayasan sosial yang disalurkan pada 47 lembaga
kesejahteraan sosial di kabupaten Bima.
Program itu juga sejalan dengan Program
Keluarga Harapan (PKH), sebagai salah satu program strategis yang diluncurkan
Pemerintah.Program ini terus dibenahi agar realisasinya di tingkat Rumah Tangga
Sangat Miskin (RTSM) sebagai penerima bantuan dapat tepat sasaran dan menyentuh
kebutuhan dasar warga.Program PKH yang diluncurkan pemerintah sejak tahun 2007
ditujukan untuk penanggulangan kemiskinan dan sekaligus pengembangan kebijakan
di bidang perlindungan sosial. Dalam hal ini Daerah kita mendapatkan
kepercayaan bagi pelaksanaannya sejak tahun 2008, sehingga tahun 2011 merupakan
tahun ketiga PKH. Pada tahap I, PKH melayani 3 kecamatan yaitu Bolo, Ambalawi
dan Wera, tahap II menjangkau 5 kecamatan yaitu Sape, Lambu, Langgudu, Monta
dan Woha, dan pada tahap III menjangkau kecamatan Wawo, Donggo, Madapangga,
Lambitu, Tambora, Belo, Palibelo dan Soromandi.
Meningkatnya wilayah cakupan ini menunjukkan
kuatnya komitmen Pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan dan kepercayaan
pemerintah terhadap daerah kita, oleh kerena itu saya mengharapkan kepada para
pendamping agar dapat mengawal program ini dengan baik.Selain program PKH, juga
dilaksanakan Program Keserasian Sosial Kabupaten Bima tahun 2011, yang
dilaksanakan pada 8 desa dengan dana sebesar Rp.912 juta dengan rincian 114
juta per desa.
Rangkaian dari upaya penanggulangan
kemikinan, maka untuk mengurangi tekanan terhadap rakyat dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dilakukan pasar murah bersama dengan 10 Badan Usaha Milik
Negara,denganmenyebar 11 ribu paket sembako murah, kegiatan kerjasama dengan
pemerintah daerah ini secara serentak dilaksanakan pada beberapa kecamatan.BUMN
tersebut adalah PT.Bank BNI, Bank Mandiri, BRI, Jasa Raharja, PLN, Pertamina,
Asuransi Jasindo, PT.Pos Indonesia, PT. Askes dan Telkom Indonesia.
Potensi sumber daya laut di
Kabupaten Bima meliputi lahan budidaya seluas 11.600,8 ha, terdiri dari
perairan umum seluas 1.008,8 ha, perairan payau seluas 5.123 ha dengan luas
yang dimanfaatkan 1294,96 ha, serta perairan laut seluas 5.469 ha dengan luas
yang dimanfaatkan 1.867,3 ha. Selain potensi budidaya juga terdapat potensi
perikanan tangkap sebesar 217.083 ton, dengan produksi tahun 2011 sebesar
25.387,3 ton atau baru mencapai 11,69% dari potensi. Untuk itu, dalam rangka
penyelenggaraan Urusan Kelautan Dan Perikanan,Pemerintah daerah terus berupaya
memaksimalkan pengelolaan sumber daya yang ada, yang meliputi penyediaan sarana
dan prasarana perikanan, penegakan peraturan dan pengawasan kelautan, serta
pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
Pada tahun 2011, melalui program
Pengembangan Infrastruktur dan Sumber Daya Perikanan,dilaksanakan kegiatan
penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Penyuluhan yangmenyerap
anggaran Rp.565 juta, berupa Pembangunan pos penyuluhan perikanan terpadu,
penyediaan perlengkapan penyuluhan dan beberapa lainnya.
Kegiatanpenyediaan/pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan tangkap
menyerap anggaran Rp.2,14 Milyar. Kegiatanrehabilitasi sarana dan prasarana
produksi perikanan budidaya menyerap anggaran Rp.639 juta berupa pengadaan
sarana budidaya rumput laut, penyediaan kolam air tawar Kecamatan Woha dan
Kecamatan Madapangga dan beberapa lainnya. Kegiatanrehabilitasi sarana dan
prasarana pengelolaan mutu dan pemasaran hasil perikanan menyerap anggaran
Rp.218 juta berupa pengadaan cool box, penyediaan bangsal pengolahan
ikan dan beberapa lainnya, serta Kegiatanrehabilitasi sarana dan prasarana
pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil menyerap anggaran Rp.969
juta berupa pembangunan talud penahan gelombang Rompo, jalan kampung
Desa Rupe, tambatan perahu Tanjung Mas, Buncu, Doro O’o dan beberapa lainnya.
Sementara dari dana APBN, pada tahun
2011 telah diberikan bantuan yang bersumber dari Kementrian Kelautan dan
Perikanan untuk pemberdayaan usaha di bidang budidaya kepada 6 (enam) kelompok
Tani yang tergabung dalam Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) sebesar Rp
600 Juta. Daerah kita juga menerima bantuan eksavator dari KKP, kehadiran alat
senilai Rp. 1,6 milyar ini merupakan hasil perjuangan panjang yang
ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan petani tambak dan nelayan.
Tahun 2011 juga dilakukan pembangunan Dermaga Langgudu, tahap awal menelan
anggaran Rp. 24 milyar, rencananya hingga rampung akan menghabiskan anggaran
sekitar Rp.60 milyar lebih, ini adalah bentuk kepedulian pemerintah daerah
untuk memajukan dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat khususnya
Langgudu.
Dalam penyelenggaraan Urusan Pertanian, selain keberhasilan sebagai salah satu daerah penyangga
lumbung pangan nasional di Kawasan Timur Indonesia,dimana jumlah produksi padi
Kabupaten Bima adalah sebesar 340.662 ton dengan surplus kurang lebih 112.000 ton
beras. Daerah kita juga memberikan konstribusi yang signifikan terhadap
pengembangan sapi, jagung dan rumput laut dalam Program Pijar yang dicanangkan
oleh Pemerintah Provinsi NTB. Pada komoditi palawija terutama jagung, setelah
mengalami peningkatan produksi yang sangat tajam pada tahun 2009 mencapai 38
ribu ton atau meningkat 112,9% dibanding produksi tahun 2008sebagai hasil
penanaman baru dan pengembangan bibit hibrida, selanjutnya produksi tahun2011
mencapai 42 ribu ton dengan produktivitassebesar 49,22 kwintal per hektar, adapun total produksi kita menyumbang 17,19% dari total produksi
jagung NTB.
Komoditi yang juga terus memberikan
sumbangan cukup signifikan dalam perekonomian adalah komoditi bawang merah,
peternakan terutama sapi dan kambing, serta perikanan. Produksi bawang merah
Kabupaten Bima pada tahun 2011 mencapai 98.598 ton, meningkat 12,31% dari tahun
2010, sebagian produksi bawang merah daerah kita merupakan komoditi ekspor guna
memenuhi kebutuhan daerah lain utamanya Pulau Lombok, Kalimantan dan Sulawesi
Selatan.
Pada bidang peternakan, perkembangan
populasi sapi, kambing dan domba mengalami peningkatan dengan jumlah yang
sangat menggembirakan, pada tahun 2011 populasi sapi mencapai 117.848 ekor,
meningkat sebesar 22,17% dari tahun 2010 yang mencapai 91.725 ekor, jumlah ini
hampir mencapai seperlima dari total populasi sapi NTB, kambing meningkat
29,92% dari tahun 2010 sebesar 179.386 ekor menjadi 255.967 ekor, sementara
domba meningkat dari 17.451 ekor pada tahun 2010 menjadi 21.266 ekor pada tahun
2011 atau 17,94%.Sementara itu, potensi pengembangan budidaya rumput laut
dengan potensi areal pengembangan seluas 2.128 ha, walaupun baru dimanfaatkan
seluas 1.867 ha, capaian produksinya mencapai 3.300 ton rumput laut kering.
Keberhasilan dalam pengelolaan urusan pertanian ini menempatkan daerah kita
mendapatkan Penghargaan Ketahanan Pangandari Presiden RI karena berhasil
meningkatkan produksi pangan terutama beras dalam empat tahun terakhir. Untuk
terus mempertahankan pencapaian tersebut, pada tahun 2011 dilakukan penyediaan
sarana dan prasarana produksi pertanian, pembangunan DAM, perbaikan jaringan
irigasi dan pembangunan cek DAM dengan anggaran yang terserap sebesar Rp.5,15
Milyar, selain itu juga dilakukan kegiatan peningkatan sarana dan prasarana
produksi pertanian berupa pendampingan Fasilitasi Terpadu Investasi
Holtikultura (FATIH) dan Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah,
serta Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani melalui pendampingan kegiatan PLA dan pendampingan WISMP 2.
Peningkatan Kesejahteraan Petani melalui pendampingan kegiatan PLA dan pendampingan WISMP 2.
Dalam penyelenggaraan Urusan Industridan Perdagangan, menghadapi
tantangan dunia usaha yang kompleks sekarang,diperlukan berbagai upaya untuk
mendorong tumbuh kembangnya potensi wirausaha baru yang profesional. Untuk itu
pada tahun 2011 dilakukan pemberian bantuan berupa
toolkit sebagai salah satu darisekian banyak Program pemberdayaan
masyarakat, upaya ini dilaksanakan secara lintas
sektoral dari Dinas PU, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Sosialdan Dinas Koperasi dan UKM. Bantuan tersebut diserahkan kepada 17 orang
peserta pelatihan yang mewakili 17 Kecamatan. Dengan adanya bantuan ini diharapkan para penerima dapat mandiri dan siap terjun di dunia usaha sehingga dapat menekan angka pengangguran. Bantuan juga diberikan kepada
6 kelompok pada Program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Pemberdayaan
Perempuan dan 9 kelompok penerima usaha ekonomi produktif Asistensi
Kesejahteraan Sosial Keluarga (AKSK) yang masing-masing mendapat alokasi dana
sebesar Rp.14 juta sehingga total dana yang dikucurkan senilai Rp. 210 juta.
Untuk mendorong peningkatan konsumsi
garam beryodium juga dilakukan melalui sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi
garam beryodium pada masyarakat, serta peningkatan pemahaman tentang Perda No 2
Tahun 2009 tentang Pengendalian Peredaran Garam di Kabupaten Bima dan
Permendagri No 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan GAKY di Daerah, dan
selanjutnya adalah pembentukan Asosiasi Petani Garam Kabupaten Bima (APGASI)
untuk menjembatani dan sekaligus mitra pemerintah dalam membuat kebijakan atau
regulasi terkait tata niaga garam di Kabupaten Bima.
Pada Dinas Pertanian, Tanaman Pangan
dan Holtikultura,terdiri dari dua bidang, yaitu Pada bidang tanaman pangan
dilaksanakan program pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi,
pengelolaan produksi tanaman serelia, pengelolaan sistem penyediaan benih
tanaman pangan dan penanganan pasca panen, total anggaran yang terserap adalah
Rp.5,92 Milyar dari pagu anggaran Rp.6,09 Milyar.Sementara pada bidang
pengembangan lahan dan perlindungan tanaman menyerap anggaran sebesar Rp.1.41
Milyar dari pagu anggaran Rp.1,69 Milyar, kegiatan yang dilaksanakan adalah
penyediaan dan pengembangan prasarana pertanian berupa pelaksanaan pengelolaan
air irigasi pertanian, perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian,
fasilitasi pupuk dan pestisida dan pengembangan usaha agribisnis pedesaan.
Pada Dinas Peternakan, tugas
pembantuan yang dilaksanakan adalah program penyediaan dan pengembangan
prasarana dan sarana pertanian yang menyerap anggaran sebesar Rp.1,28 Milyar
dari pagu anggaran sebesar Rp.1,3 Milyar, program ini diarahkan pada penyediaan
rumah kompos, penyediaan embung dan sumur resapan dan penyediaan padang
gembalaan. Pada Dinas Perkebunan dilaksanakan program penyediaan dan
pengembangan prasarana dan sarana pertanian dengan menyerap anggaran sebesar
Rp.1,32 Milyar dari pagu sebesar Rp.1,32 Milyar, program ini diarahkan pada
penyediaan embung, penyediaan sumur air permukaan dan air tanah dangkal,
perluasan lahan perkebunan kakao seluas 100 ha, sertifikasi lahan sebanyak 500
persil dan penyediaan rumah kompos. Pada Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (BP4K) dilaksanakan Program Pengembangan SDM Pertanian dan
Pengembangan Kelembangaan Petani kegiatan sistem penyuluhan pertanian dengan
anggaran sebesar Rp.3,42 Milyardana yang terserap sebesar Rp.3,13 Milyar
danProgram Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang
ditujukan bagi 60 gapoktan dengan anggaran Rp.1,13 Milyar dengan anggaran yang
terserap sebesar Rp.1,05. Milyar.
Selanjutnya pada Dinas Kesehatan,
pelaksanaan tugas pembantuan berupa Program Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan
Anak yang diarahkan berupa bantuan operasional kesehatan dan penyelenggaraan
lokakarya mini untuk menunjang pencapaian SPM dengan anggaran yang terserap
sebesar Rp.3,14 Milyar dari pagu sebesar Rp.5 Milyar. Pada Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dilaksanakan program penempatan dan perluasan kesempatan kerja
dengan anggaran yang terserap sebesar Rp.376 juta dan program pemgembangan
masyarakat dan kawasan trasmigrasi dengan anggaran Rp.10,36 Milyar dengan
serapan sebesar Rp.10,32 Milyar yang diarahkan pada pengembangan sarana dan
prasarana kawasan transmigrasi, pengembangan usaha di kawasan transmigrasi
serta kegiatan peningkatan kapasitas SDM. Pada Dinas Kelautan dan Perikanan
tugas pembantuan yang dilaksanakan adalah berupa Program Pengembangan Sumber
Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan pagu anggaran yang tersertap
sebesar Rp.1,63 Milyar, dan yang terakhir pada Bappeda dilaksanakan dengan
anggaran yang terealisasi sebesar Rp.2,77 Milyar dari pagu sebesar Rp.2,8
Milyar yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan produk unggulan daerah yang
mendukung produk unggulan nasional, serta pelaksanaan bedah desa.
Sementara itu, pelaksanaan Tugas
Umum Pemerintahan selain sebagaimana yang telah disebutkan pada penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah yang merupakan bentuk kerja sama pemerintah
daerah dengan instansi vertikal di daerah yang juga melibatkan pihak ketiga,
koordinasi dalam peningkatan kapasitas intelijen daerah dalam forum Kominda
serta pengelolaan Kawasan Khusus Kabupaten (KSK) Lewamori, juga dilaksanakan
kegiatan koordinasi dalam rangka penanganan kasus korupsi, kolusi dan nepotisme,
serta pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan penyuluhan hukum
lingkup Kabupaten Bima yang diselenggarakan oleh Bagian Hukum,serta koordinasi
penanganan kasus yang berindikasi KKN yang diselenggarakan oleh Inspektorat
Kabupaten Bima yang melibatkan Kepolisian Resort Kota dan Kabupaten serta
Kejaksaan Negeri Raba Bima.
Dalam kaitan dengan penyelenggaraan
kerjasama dengan daerah lain, pada tahun 2011 melalui fasilitasi Lembaga Studi
Pengkajian Lingkungan (LESPEL)dilaksanakan kerjasama Pemerintah Kabupaten Bima
dan Kabupaten Dompu berupa kegiatan Review Pertemuan Apresiatif Kabupaten Bima
dan Dompu dengan mengundang 80 peserta yang terdiri dari LSM, akademisi,
Pemerintah Daerah, dan unsur Forum Lintas Aktor (FLA), upaya ini juga didukung
olehACCESS Fase II yang merupakan lembaga penguatan dan pembangunan
kemasyarakatan Australia dan Badan Pembangunan Internasional Australia
(AusAID). (adv)