Dompu, (SM).- Momentum
menjelang perhelatan dua abad meletusnya Gunung Berapi Tambora, di wilayah
Pekat, Kabupaten Dompu, semakin membumbung nama gunung tersebut di mata
masyarakat dunia. Malahan ketenaran nama gunung berapi ini memberikan
keuntungan tersendiri bagi para petani perkebunan kopi yang membentang di
kaki gunung yang pernah meletus tahun 1815 itu.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Ir.H.Saldin yang ditemui Jum’at
(08/2) mengatakan, kopi Tambora sudah dikenal secara meluas mulai dari
masyarakat pulau Sumbawa hingga ke sejumlah daerah di Indonesia. Tak heran bila
permintaan produk kopi Tambora setiap tahunnya terus meningkat. “Kopi Tambora
punya rasa khas dan sangat diminati,” akunya.
Sampai saat ini pihaknya mencatat luas perkebunan kopi di
kaki gunung Tambora mencapai 1200 hektar dengan perkiraan produksi per tahun
mencapai 95 ton biji yang masih melekat dengan kulitnya. Seiring terus
meningkatkanya jumlah permintaan dari luar, membuat pihaknya terus berupaya
mendorong minat para petani untuk memperluas kebun kopi. “Dengan produksi kopi
yang dihasilkan petani saat ini kami rasa masih sedikit. Karena kedepan
kopi Tambora akan jadi incaran masyarakat Indonesia,” optimisnya.
Mengenai pangsa pasar kopi Tambora sejauh ini masih cukup
bagus. Kendati demikian, pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk terus
mempromosikan produk perkebunan tersebut melalui berbagai kesempatan seperti di
setiap pameran hasil bumi dan potensi daerah. Selain itu, pihaknya juga
mendukung petani, disamping menjual dalam bentuk utuh juga dapat mengolah
sendiri. Apalagi petani kopi saat ini membentuk kelompok dan dengan cara itu
pihaknya menyalurkan bantuan sarana dan prasana pengolahan kopi Tambora.
Perayaan dua abat meletus Tambora yang akan dilaksanakan
pada 2015 mendatang, merupakan kesempatan yang amat berharga bagi masyarakat
petani dan pemerintah dalam mempromosikan potensi kopi tersebut. Termasuk
diantaranya adalah produksi buah mente Tambora.
Lebih jauh dia menjelaskan, petani kebun kopi
dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami kendala yang berarti seperti
diserang hama dan penyakit pada tanamannya. “Beda halnya dengan jambu mente
yang rawan diserang hama dan penyakit,” ungkapnya. (dym)