Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Walikota Gelar Rakor dengan Tokoh Masyarakat se-Kota Bima

10 Januari 2013 | Kamis, Januari 10, 2013 WIB Last Updated 2013-01-11T02:48:12Z

Suasana Rakor  Pemkot Bima dengan tokoh masyarakat.
Kota Bima, (SM).- Dalam rangka menciptakan stabilitas Kota Bima, Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) keamanan, ketentraman dan ketertiban dengan tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (Toga), Karang Taruna, Ketua RT dan RW se Kota Bima di Convention Hall, Rabu kemarin.

Hadir juga saat itu, seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bima, jajaran Muspida, DPRD Kota Bima. Pada rapat tersebut, selain membicarakan mengenai antisipasi mengenai potensi konflik, juga dibicarakan mengenai terorisme yang beberapa hari kemarin marak diberitakan di sejumlah media.
Qurais dalam pidatonya mengatakan, penangkapan dua oknum dokter oleh detasemen khusus (densus) 88 Mabes Polri pada pertengahan tahun 2012 lalu, muncul kesan bahwa wilayah Kota Bima cenderung menjadi basis jaringan-jaringan terorisme. “Kesan ini tentu saja merupakan kesan yang keliru. Karena pada kenyataannya, Pemkot Bima semakin giat melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap berbagai isu-isu keamanan, serta terus berkoordinasi dengan kepolisian,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot Bima juga mengaktifkan simpul-simpul linmas (perlindungan masyarakat) sebagai garda terdepan deteksi dini dalam masyarakat. Pemerintah pun berharap agar masyarakat dapat ikut aktif dan melaporkan hal-hal atau gerakan yang aneh dan mencurigakan dalam masyarakat, agar situasi tetap kondusif. “Saya menyayangkan beberapa waktu yang lalu berkembang informasi yang sangat menyesatkan tentang penculikan anak, yang telah membuat masyarakat NTB terpengaruh sehingga terdorong melakukan tindakan–tindakan penganiayaan terhadap korban yang ternyata tidak melakukan penculikan,” katanya.
Menurut Qurais, tidak semua informasi bersifat konstruktif atau membangun. Masyarakat harus belajar menyaring berita dari perangkat teknologi. Karena ada juga pesan-pesan yang sifatnya destruktif atau merusak, sehingga nantinya kita tidak kecolongan oleh ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. “Kini dibutuhkan kontribusi seluruh elemen yang ada untuk membenahi kembali iklim keamanan NTB, khusus Kota Bima,” pintanya.
Sebagai  catatan, selama tahun 2011 tercatat ada 97 kejadian konflik baik horisontal maupun vertical di seluruh provinsi NTB. Dalam hal keamanan, Kota Bima bersama Kabupaten Bima menduduki ranking empat, dimana masing-masing tercatat ada Sembilan kejadian konflik sepanjang tahun 2011. Urutan pertama, kedua, dan ketiga, berturut-turut adalah Lombok Utara (2 kejadian), Kabupaten Sumbawa (5 kejadian) dan Kabupaten Dompu dan Kota Mataram (masing-masing 7 kejadian).
Untuk dipahami, perankingan ini berdasarkan lokus (tempat kejadian), bukan akar permasalahan, sehingga demo yang dilaksanakan di wilayah kota namun berdasarkan permasalahan di Kabupaten, dikategorikan dalam lokus Kota tempat demo.
Walaupun situasi secara umum kondusif sepanjang tahun, tetap ada beberapa hal yang harus dibenahi. Kota Bima, seperti halnya daerah-daerah lain di NTB, memiliki potensi konflik.  Berkaca dari beberapa kejadian di daerah lain, ada tiga aspek ketahanan masyarakat yang dapat berpotensi menjadi pemicu konflik, yaitu faham keagamaan, akses terhadap sumber daya ekonomi, khususnya pengelolaan sumber daya alam dan lemahnya penegakan hukum.
Ada ciri khusus faham keagamaan yang akan menimbulkan konflik, yaitu yang menganggap diri sendiri benar dan orang lain salah. Jika ada komunitas yang bercirikan faham seperti ini, saya himbau kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat, agar mendatangi langsung tempat tinggal mereka. ajaklah berdialog, lakukan pendekatan persuasif, jangan langsung menyerang.
Lanjutnya, menurut arahan presiden, pada tataran daerah, harus menerapkan sistem 1 komando, yaitu kepala daerah. Jika ada situasi genting atau dibutuhkan, kepala daerah punya wewenang untuk memberi perintah kepada aparat keamanan dan instansi vertikal. “Menutup ini, saya mengajak kita semua untuk tidak mudah terprovokasi. Jangan mudah terpancing isu-isu negatif. Saya meminta dukungan semua pihak, terutama kepolisian, TNI, Linmas, POL PP, serta seluruh masyarakat, untuk menjaga keamanan wilayah,” harapnya. (BNQ)
×
Berita Terbaru Update