Kota
Bima, (SM).- Menanggapi
ulah oknum panitia rehab dua lokal ruangan di SDN 07 Kota Bima yang membawa
kabur dana sebanyak Rp20-an juta untuk membelanjakan bahan bangunan, Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima tidak mau tahu dan meminta
kepada sekolah setempat untuk bertanggungjawab.
Sekretaris
Dinas Dikpora Kota Bima, Drs. Alwi Yasin, MAP saat ditemui di meja kerjanya
mengatakan, Dinas Dikpora tidak mau tahu dengan persoalan yang tengah dihadapi
SDN 07 Kota Bima, pihaknya hanya mengetahui sekolah yang dimaksud menyelesaikan
pekerjaannya, sesuai waktu yang ditentukan. “Mestinya sekolah yang bersangkutan
sudah serahkan SPJ,” ujarnya.
Kata dia,
persoalan uang ditermin kedua sudah dibawa kabur anggota panitia, itu menjadi
tanggungjawab sekolah. Karena sudah jelas dalam aturannya, pekerjaan itu
menjadi swakelola sekolah. “Proses pembayaran mestinya setelah material
bangunan ada di sekolah. Bukan malah sebaliknya,” jelas Alwi.
Menduga akan
seperti itu, ia mengaku sudah memperingati Kepala SDN 07 Kota Bima untuk
memilih orang yang mau bekerja dan jujur dalam kepanitiaan rehab. Bukan malah
memilih orang yang tidak benar dan membuat masalah. “Saya sudah wanti-wanti
sejak awal, pilih orang benar. jika sudah begini, sekolah yang akhirnya repot,”
sorotnya.
Mantan
Plt Kepala DPPKAD itu melanjutkan, jika sudah seperti itu, masalahnya akan
berimbas ke sekolah. Kegiatan belajar mengajar praktis akan terganggu. Dua
lokal ruangan yang sudah direhab dan dibiarkan terlantar, berdampak pada proses
belajar siswa. “Kasihan siswa. Mereka tentu akan belajar dengan kondisi yang
tidak representatif,” katanya.
Menurut
Alwi, mengenai rencana Kepala Sekolah setempat yang ingin melaporkan ulah oknum
itu ke Polisi, itu urusan sekolah. Pihaknya hanya menginginkan agar sekolah
menyerahkan SPJ pekerjaan tersebut.
Sementara
itu, Kepala SDN 07 Kota Bima H. Mukhtar H. Ahmad S.Pd yang dihubungi mengaku
jika oknum panitia itu sudah membelanjakan bahan bangunan rehab dua lokal
ruangan tersebut. Hanya saja, yang bersangkutan belum bisa ditemui. “Bahan
bangunannya sudah ada di sekolah. Kami juga sudah mulai melaksanakan
pekerjaannya. Tapi oknum itu belum bertatap muka dengan kami,” ujarnya.
(bnq)