Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

TK Yaa Bunayya Terendam Banjir

12 Januari 2013 | Sabtu, Januari 12, 2013 WIB Last Updated 2013-01-12T10:12:05Z

Kota Bima, (SM).- Meski intensitasnya kecil, hujan yang turun terus menerus Kamis sor e hingga malam hari di wilayah Kota Bima, mengakibatkan beberapa wilayah terrendam banjir luapan sungai. Di Lingkungan Salama Kelurahan Nae, rumah-rumah dan sekolah di sepanjang bantaran sungai setempat, terrendam banjir yang datang tiba-tiba Jum’at dinihari sekitar pukul 24.30 wita.

Pantauan SM di lokasi banjir, TK Yaa Bunayya dan SD Integral Lukman Al Hakim Bima terrendam banjir luapan anak sungai yang persis ada di depan sekolah dibawah naungan Yayasan Nurul Jadid tersebut. Meski tidak ada korban jiwa dan material yang jumlahnya besar, tapi masuknya air di lingkungan sekolah dan ruang sekolah sempat mengagetkan dan menyibukkan para penghuninya untuk membersihkan sisa-sisa banjir berupa lumpur yang tebalnya sekitar 3 – 5 centimeter.
Ustad Ipul yang tidur di Musholah sekolah setempat mengaku, ketika sedang nyenyak tidur, dirinya dikagetkan ketika karpet musholah terasa basah dibadannya. Begitu tahu itu banjir, dirinya langsung membangunkan rekan-rekan lain yang tidur dan mengamankan beberapa barang dan peralatan mushalah, serta di beberapa ruang belajar TK. “Sekitar pukul 24.30 wita air itu terasa membasahi karpet dan badan. Saat itu juga saya bangun dan amankan barang-barang”, akunya.
Kepala TK Yaa Bunayya, Sri Asmiati, S.Pd.I yang dikonfirmasi, Jum’at pagi mengatakan, semua ruangan TK, baik untuk belajar maupun ruang makan ikut terrendam banjir dan menyisakan lumpur. “Alhamdulillah semua administrasi sekolah tidak ada yang rusak, hanya ruang kelas terrendam lumpur. Lagi pula administrasi sekolah tersimpan di ruang Tata Usaha di gedung SD yang letaknya agak tinggi,” ujarnya.
Kata dia, dengan kondisi dipenuhi lumpur, terpaksa sekolah diliburkan selama dua hari, dan masuk kembali pada hari Senin tanggal 14 Januari 2013. “Kami mohon maaf kepada para orang tua murid karena tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama dua hari, sebab ruangan dipenuhi lumpur yang harus dibersihkan dulu dan dikeringkan,” ungkapnya.
Ustadzah Asmiati mengaku, meski tidak mengalami kerugian yang berarti, namun kondisi ini membuat pihaknya sedikit kerepotan. Bayangkan untuk membersihkan musholah baru bisa selesai pada subuh hari karena lumpurnya lumayan tebal. Sedangkan ruang kelas baru bisa dibersihkan pada pagi hari oleh guru-guru secara gotong royong. “Semoga tidak ada banjir susulan lagi, sehingga tidak membuat kita repot membersihkannya”, harap Asmiati. 
Ia menambahkan, kerusakan lain yang terlihat yakni pagar sekolah di samping Mushalah roboh sepanjang 20 meter lebih. Hal ini mungkin akan dipercepat juga perbaikannya untuk menghindari para murid main di luar dan ke sungai.
Melihat situasi seperti ini, dan untuk menghindari terpaan serta luapan banjir dari arah timur, perlu kiranya dibangunkan bronjong, atau pagar tembok yang kuat dan tinggi mulai di ujung tanah sekolah atau sekitarnya sehingga sedikit lebih aman. Untuk itu pihaknya mengharapkan bantuan pemerintah dan pihak swasta. (sam)
×
Berita Terbaru Update