Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kasek: Guru Mogok karena Trauma

16 Januari 2013 | Rabu, Januari 16, 2013 WIB Last Updated 2013-01-15T17:00:06Z


Kota Bima, (SM).- Trauma menjadi alasan puluhan guru SMPN 15 Kota Bima memilih mogok mengajar, ditambah status pelaku pemerkosa yang sampai saat ini belum kunjung tertangkap menambah paranoid para guru. Melalui Kepala Sekola (Kasek), guru mendesak polisi segera menangkap pelaku, pihak-pihak terkait diharapkan segera bersikap sehingga kejadian yang sama tidak kembali menimpa guru lain kedepannya.

Kepala SMPN 15 Kota Bima, Drs. H. Hafid Ibrahim, M.Si dikonfirmasi, Selasa (15/1) mengatakan, sebelumnya memang terjadi aksi mogok mengajar seluruh guru dengan alasan masih merasa trauma atas kejadian pemerkosaan yang menimpa salah satu guru. Apalagi kejadian pemerkosaan tersebut dinilai begitu tragis. “Selain memperkosa pelaku juga bahkan sampai melakukan penganiayaan dan melakukan pengancaman,” kata dia.
Keresahan guru berlasan, status buron pelaku menambah ketakutan para guru, apalagi bila melihat kondisi sekolah yang memang begitu jauh dari pemukiman warga. Hanya satu harapan guru, segera polisi tangkap pelaku sehingga para guru dan pegawai dapat beraktivitas secara normal dan tidak lagi merasa terancam.
Kata dia, beban psikologis guru masih begitu besar, apalagi menimpa rekan sesama guru, selain alasan trauma juga sebagai bukti dukungan moral kepada korban lantaran tidak maksimalnya kerja polisi yang dinilai lamban mengungkap dan menangkap pelaku. “Status buron pelaku menjadikan guru saat ini masih merasa takut untuk ngajar, ketakutan tersebut dinilai wajar lantaran tidak jelasnya lokasi pelarian pelaku,” ungkapnya.
Jelas H.Hafid, padahal pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut pada instansi-instansi terkait guna bersama-sama mendesak pihak kepolisian lebih maksimal memburu pelaku. Apalagi pelaku hanya satu orang sehingga tidak mungkin sulit ditangkap. ”Sudah satu bulan kok belum ditangkap,” keluh H. Hafid, sembari mengaku dengan kondisi saat ini tidak mungkin tidak pelaku dapat menebar ancaman di saat situasi seperti ini.
Untuk masalah mogok, diakui H. Hafid sedikit demi sedikit walaupun masih trauma beberapa guru sudah mulai mengajar, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) walaupun belum maksimal tetap berjalan sambil menunggu hasil kerja polisi. “Walaupun aksi mogok guru tetap memikirkan nasib siswa oleh karena alasan itu pula sebagian guru mulai masuk mengajar,” cetusnya.
Kepada Pemerintah Kota (pemkot) Bima atau instansi terkait, H.Hafid berharap dapat memikirkan nasib korban yang saat ini begitu terpukul atas kejadian menimpanya. Pemerintah dapat mulai memikirkan memberikan kebijakan para korban untuk dipindahkan tugaskan pada sekolah yang lebih dekat, dengan demikian bisa saja memberikan sedikit mengurangi beban psikologis yang dialami korban. (dd)

×
Berita Terbaru Update