Kota
Bima, (SM).- Tujuh hektar areal persawahan warga di Kelurahan Dodu Kota Bima terencam puso,
setelah sebelumnya terendam
banjir yang terjadi Selasa (30/1) pukul 16.00 wita. Selain areal pertanian, banjir
juga merendam 12 rumah warga. Banjir yang datang tiba-tiba sempat membuat warga
panik.
Genangan banjir
dipemukiman warga setinggi lutut orang dewasa, selain merendam rumah dan areal
pertanian, banjir juga melumpuhkan arus lalu lintas, pada jalur lintas
Bima-Sape akibat arus air yang begitu besar pada badan jembatan penghubung
Lingkungan Dodu I dan Dodu II. Bahkan tembok pagar di SDN 18 sampai roboh akibat derasnya terjangan banjir.
Selain bencana
banjir yang terjadi, selang beberapa jam juga terjadi longsor di kawasan
Kelurahan Lampe, akibat longsor yang terjadi sampai membuat arus lalu lintas
juga terganggu karena longsoran tanah yang menutup jalan raya. Namun beberapa
saat setelah kejadian, alat berat yang dikerahkan kemudian berhasil
menyingkirkan material tanah dari badan jalan.
Kepala Dinas
Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kota Bima, Ir. Syamsudin dikonfirmasi
mengatakan, untuk jumlah areal pertanian yang tergenang banjir seluas
tujuh hektar, dua hektar diantaranya mengalami rusak berat, bakan sampai
terancam gagal panen. Diperkirakan kerugian petani akibat kerusakan Rp 8 juta
per hektar. Sementara lima
hektar lainnya masih dapat diselamatkan.
Untuk langkah diambil, Dispertanak hanya dapat memberikan
bantuan bibit pada musim dapat berikutnya, namun diakui Syamsudin pihaknya akan
segera beroordinasi dengan pihak BPBD untuk masalah sedikit santunan bagi
petani yang mengalami kerusakan berat pada tanaman.
Ditambahkannya,
untuk persawahan yang mengalami rusak ringan dan sedang baru berumur empat sampai
lima minggu. Sedangkan untuk menentukan besarnya kerugian petani akibat banjir
yang terjadi saat ini petugas masih melakukan pendataan.
Ditemui secara
terpisah, Kepala BPBD melalui Sekretarisnya, H.Hairil di kantornya mengatakan,
jumlah rumah warga yang terendam banjir sebanyak 12 rumah, mengenai kerugian
sampai saat ini belum ada laporan resmi, karena memang juga tidak ada harta
benda yang rusak akibat banjir yang terjadi.
Saat petugas
melakukan pemantauan saat banjir, tinggi air diperkirakan kurang lebih satu
meter. Untuk langkah proaktif, petugas telah menyalurkan bantuan tanggap
darurat berupa bahan makanan pada warga korban banjir. “Sementara ini bantuan
hanya bahan makanan sambil nunggu proses verifikasi kerugian warga akibat
banjir yang terjadi,” janjinya. (dd)