Dompu,
(SM).- DPRD
Dompu, Senin (14/01) mengadakan rapat koordinasi dengan Bupati Dompu,
Kapolres dan Dandim 1614 Dompu, terkait kesimpangsiuran informasi yang muncul
ditengah warga, pasca aksi penggerebekan dan penembakan yang
dilakukan Densus 88 Mabes Polri dan menewaskan lima teruduga teroris.
Rapat
koordinasi yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut
berlangsung secara tertutup di ruangan rapat terbatas gedung DPRD Dompu lantai
dua, sehingga sejumlah wartawan media cetak dan eletronik tak diberi kesempatan
meliput langsung percakapan penting yang terjadi di dalam rapat itu.
Usai rapat
berlangsung, Bupati Dompu H.Bambang M.Yasin yang dikonfirmasi membenarkan
agenda utama yang dibahas tuntas dalam rapat koordinasi kali ini yakni mengenai
adanya gerakan yang terduga teroris yang akan mengancam keamanan
dan ketentraman masyarakat Dompu khususnya.
Menurutnya,
aksi penggerebakan tim Densus 88 terhadap para terduga teroris di tempat
persembunyiannya seperti dalam gubuk ladang di Kelurahan Kandai yang
disinyalir telah menewaskan 3 orang dan penggerebakan sebelumnya di wilayah
perbatasan Dompu – Bima juga menewakan 2 orang masing – masing terduga teroris,
masih menimbulkan asumsi yang beragam di tengah masyarakat.
Mestinya,
masyarakat menyadari tindakan yang dilakukan petugas Densus 88 sudah sesuai
dengan Protap. “Tidak mungkin polisi mengada-ada atau salah
tangkap. Di Kandai Dua jelas terduga teroris karena salah seorang
diantaranya mengenakan bom di badannya,” lanjutnya.
Bupati
juga merasa yakin dengan informasi polisi bahwa para terduga teroris yang
tertembak mati merupakan para pelarian Poso dan bersembunyi di Kabupaten
Dompu dan Bima. Namun untuk menjaga situasi keamanan serta menghindari dampak
yang merugikan masyarakat yang tidak berdosa.
Sehingga,
lanjutnya, tim Densus membiarkan para terduga teroris untuk berada di tempat
yang jauh dari aktifitas penduduk. “Dari awal para terduga teroris di intai
mulai dari Poso sampai ke tempat penggrebekan. Kenapa baru di grebek, karena
menunggu tempat para pelaku menjauh dari pemukiman warga,’’tegasnya.
Sementara
itu, Ketua DPRD Dompu Rafiuddin H.Anas SE, mengatakan, kegiatan ini diadakan
oleh lembaga dewan untuk meminta kejelasan informasi terkait peristiwa
penggerebekan yang menewaskan lima orang terduga teroris. Pasalnya, dari masing
– masing anggota DPRD pasca kejadian itu, terus menerima dan menampung aspirasi
warga yang terkesan masih simpang siur memaknai kasus tersebut. ‘’Memang
kami yang berinisiatif mengadakan rapat
koordinasi ini untuk meminta penjelasan Kapolres Dompu dan Dandim 1614
Dompu atas insiden penembakan terhadap lima orang terduga teroris di Dompu
beberapa waktu lalu,’’tukasnya.
Sebelum
rapat ini dilaksanakan, kata Rafiuddin, dirinya lebih dulu melakukan
rapat khusus dengan para unsur forum koordinasi pimpinan daerah untuk
membahas soal kronologis penembakan serta cara kerja tim Densus 88,
hingga mereka mendeteksi tempat persembunyian para terduga teroris. ‘’Rapat
koodinasi seperti ini tidak ada salahnya dilakukan. Sebab lembaga dewan yang
merupakan representasi dari rakyat berhak tahu kejadian sebenarnya. Ternyata
setelah mendapat penjelasan Kapolres dan Dandim, bahwa upaya petugas ini dalam
rangka menyelamatkan Negara dari ancama terorisme,” pungkasnya. (dym)