Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Soal Teroris, DPRD Minta Klarifikasi Polisi dan TNI

15 Januari 2013 | Selasa, Januari 15, 2013 WIB Last Updated 2013-01-15T15:58:36Z


Dompu, (SM).- DPRD Dompu, Senin (14/01)  mengadakan rapat koordinasi dengan Bupati Dompu, Kapolres dan Dandim 1614 Dompu, terkait kesimpangsiuran informasi yang muncul ditengah warga, pasca  aksi penggerebekan dan  penembakan yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri dan menewaskan lima teruduga teroris.

Rapat koordinasi yang berlangsung  lebih dari satu jam  tersebut berlangsung secara tertutup di ruangan rapat terbatas gedung DPRD Dompu lantai dua, sehingga sejumlah wartawan media cetak dan eletronik tak diberi kesempatan meliput langsung percakapan  penting yang terjadi di dalam rapat itu.
Usai rapat berlangsung, Bupati Dompu H.Bambang M.Yasin yang dikonfirmasi membenarkan agenda utama yang dibahas tuntas dalam rapat koordinasi kali ini yakni mengenai adanya gerakan  yang terduga teroris yang akan mengancam  keamanan dan ketentraman masyarakat Dompu khususnya. 
Menurutnya, aksi penggerebakan tim Densus 88 terhadap para terduga teroris di tempat persembunyiannya seperti dalam gubuk ladang di  Kelurahan Kandai yang disinyalir telah menewaskan 3 orang dan penggerebakan sebelumnya di wilayah perbatasan Dompu – Bima juga menewakan 2 orang masing – masing terduga teroris, masih menimbulkan asumsi yang beragam di tengah masyarakat. 
Mestinya, masyarakat menyadari tindakan yang dilakukan petugas Densus 88 sudah sesuai dengan Protap.  “Tidak mungkin polisi mengada-ada  atau salah tangkap.  Di Kandai Dua jelas terduga teroris karena salah seorang diantaranya mengenakan bom di badannya,” lanjutnya.
Bupati juga merasa yakin dengan informasi polisi bahwa para terduga teroris yang tertembak mati merupakan para pelarian Poso dan bersembunyi di Kabupaten Dompu dan Bima. Namun untuk menjaga situasi keamanan serta menghindari dampak yang merugikan masyarakat yang tidak berdosa.
Sehingga, lanjutnya, tim Densus membiarkan para terduga teroris untuk berada di tempat yang jauh dari aktifitas penduduk. “Dari awal para terduga teroris di intai mulai dari Poso sampai ke tempat penggrebekan. Kenapa baru di grebek, karena menunggu tempat para pelaku menjauh dari pemukiman warga,’’tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Dompu Rafiuddin H.Anas SE, mengatakan, kegiatan ini diadakan oleh lembaga dewan untuk meminta kejelasan informasi terkait peristiwa penggerebekan yang menewaskan lima orang terduga teroris. Pasalnya, dari masing – masing anggota DPRD pasca kejadian itu, terus menerima dan menampung aspirasi warga yang terkesan masih simpang siur memaknai kasus tersebut. ‘’Memang kami     yang berinisiatif mengadakan  rapat koordinasi ini untuk meminta  penjelasan Kapolres Dompu dan Dandim 1614 Dompu atas insiden penembakan terhadap lima orang terduga teroris di Dompu beberapa waktu lalu,’’tukasnya.
Sebelum rapat ini dilaksanakan, kata Rafiuddin, dirinya  lebih dulu melakukan rapat khusus dengan para unsur forum koordinasi pimpinan daerah  untuk membahas soal kronologis  penembakan  serta cara kerja tim Densus 88, hingga mereka mendeteksi tempat persembunyian para terduga teroris. ‘’Rapat koodinasi seperti ini tidak ada salahnya dilakukan. Sebab lembaga dewan yang merupakan representasi dari rakyat berhak tahu kejadian sebenarnya. Ternyata setelah mendapat penjelasan Kapolres dan Dandim, bahwa upaya petugas ini dalam rangka menyelamatkan Negara dari  ancama terorisme,” pungkasnya. (dym)

×
Berita Terbaru Update