Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pusat Dianggap Setengah Hati Bantu Daerah

14 Januari 2013 | Senin, Januari 14, 2013 WIB Last Updated 2013-01-15T15:45:17Z


Bima,(SM).- Pemerintah pusat terkesan setengah hati menggelontorkan anggaran untuk membatu percepatan pembangunan disegala bidang di daerah (propinsi dan kabupaten/kota). Fokus pembangunan masih tersentral di pusat saja. Begitu beber anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan NTB, Prof Dr Faruk Muhammad, Jum’at lalu saat temu koordinasi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Bima.

Temu koordinasi yang dirangkai dengan kunjungan kerja sepuluh Kementerian di Aula kantor Bupati Bima itu, Faruk menyitir, perbedaan yang menganga terkait relaisasi dan penyerapan bantuan yang dianggarkan pemerintah pusat pada daerah, semakin menjadi karena anggaran yang tertuang dalam APBN, mesti mampir di seluruh departemen (kementerian).
Fakta itu, menjadikan setiap kementerian arogan dalam menyusun dan merencanakan besaran anggaran dan bantuan yang diinvestasikan disetiap daerah.”Akhirnya tingkat loby terkadang menjadi penentu berapa nilai yang diperoleh setiap daerah karena uang daerah dikelola kementerian, “sentil anggota DPD asli Bima ini.  
Asupan dana yang digelontorkan pusat pada daerah tidak lebih dari 30 porsen dari total anggaran yang ada disetiap kementerian. Anggaran itu, bisa bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dana lain yang bersumber dari APBN.
Belum lagi kata mantan direktur PTIK, sistem pemerintahan (Kabinet kementerian) yang gemuk hingga berjumlah 34 departemen, semakin menjadikan proses birokrasi dan penyaluran anggaran terasa tidak adil. Pada ranah ini katanya, DPD sebagai bagian dari lembaga tinggi negara, telah menyusun dan mengusulkan perubahan aturan perundang-undangan yang mengamanatkan dirubahnya struktur pemerintahan menjadi lebih ramping. Tujuannya, untuk mengefektifkan sistem birokrasi agar tidak rumit dan butuh proses lama.  
Parahnya lagi, kata Faruk, asumsi dan kenyatan lapangan pemerintahdaerah yang dipercaya untuk mengelola uang negara yang diberikan pusat, ada banyak terjadi penyimpangan wabil khusus korupsi anggaran. Pemerintah daerah belum maksimal mengelola uang baik secara manajerial hingga pada niat untuk memperkaya diri. Kenyataan itu semakin menjadikan keinginan untuk merubah sentralisasai keuangan menjadi terabaikan. (ris)

×
Berita Terbaru Update