Bima, (SM).- Kelangkaan pupuk yang dirasakan para petani beberapa
bulan terakhir, dipastikan akan berimbas pada produksi panen musim tanam
kedepan. Pupuk menjadi tidak bermanfaat, jika dalam pekan ini tak kunjung ada.
Begitu teriakan meradang dari Aliansi Petani Rabakodo, Kamis kemarin di depan
gedung DPRD dan Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
Kabupaten Bima.
Ratusan masyarakat
tani yang melakukan aksi protes atas langkanya pupuk jenis urea di wilayah
Kabupaten Bima, khususnya di sekitar Kecamatan Woha, berlangsung sekitar pukul
10 pagi dengan dijaga aparat kepolisian, ditambah Sat Pol PP yang memang
bertugas pengamanan di kantor dewan.
Aksi protes warga
tani yang dipimpin Agus Iyam selaku Korlap, terus meneriakan tidak berpihaknya
pemerintah baik legislatif pun eksekutif utama sekali pemangku kewenangan
terhadap ketersediaan pupuk. Mestinya dalam kondisi emergency seperti
sekarang, pemerintah segera turun tangan menyediakan stok pupuk yang sangat
dinanti masyarakat petani. Sebab, dengan kelangkaan pupuk yang tengah dialami,
pasti berdampak pada keberlanjutan tanaman yang sangat membutuhkan pupuk.
Agus menuding,
hilangnya pupuk yang tidak beredar sama sekali di pasaran, kalaupun ada di sejumlah
pengecer harganya melambung, lebih karena permainan sejumlah pihak untuk memeras
masyarakat tani dengan harga terlampau meninggi, sehingga secara terpaksa pula
harus membeli pupuk tersebut. Agus selain mendesak pemerintah, juga meminta
pertanggungjawaban moral atas kondisi dan fenomena yang terjadi. “Dewan jangan
hanya tidur dan memikirkan perutnya saja. Karena petani anda bisa duduk
diempuknya kursi dewan. Menjadi tanggung jawab dewan pula untuk mengadvokasi
kelangkaan pupuk ini,“ teriak Agus yang diiyakan ratusan massa aksi lainnya.
Harapan dan
keinginan ratusan warga tani, bertemu dengan wakil mereka di DPRD Kabupaten
Bima, urung tercapai. Sebab disaat yang sama pula satupun anggota dewan tidak
terlihat batang hidungnya karena tengah menggelar reses di Daerah Pemilihan
(Dapil) masing-masing. Dengan raut kecewa, massa
aksi meninggalkan kantor dewan seraya melanjutkan aksi protes di Kantor
Pertanian setempat, “Kami akan datang lagi dengan massa
yang lebih banyak untuk terus memperjuangkan hak yang dimanipulasi,“ ujar massa.
Saat aksi di Dinas
Pertanian, massa
aksi kembali kecewa. Sebab petinggi dinas setempat juga tidak berada di tempat.
Teriakan yang sama menuntut ketersediaan pupuk juga disampaikan massa aksi warga tani
Rabakodo. ”Padi kami sudah menguning akibat tidak diberi pupuk. Kalau dalam
waktu dekat pupuk tidak tersedia, padi kami pasti mati,“ kata warga sembari
meninggalkan dinas tersebut.
Kasi Tanaman Pangan
Dinas Pertanian Kabupaten Bima, Ir H Sumarsono yang ditemui terpisah mengaku, dalam
waktu satu dua hari (besok paling telat), sekitar 175 ton pupuk urea datang dan
siap didistribusi di sejumalh wilayah yang dinilai urgen. “Tiga distributor
masing-masing Agro, Rahmawati dan Rezeki, akan menyuplay kebutuhan pupuk
dimaksud,” ujarnya.
Kata Sumarsono,
untuk distributor Agro menyuplay 75 ton dengan alokasi 25 ton untuk Kecamatan
Woha, 20 ton Langgudu, 20 ton Belo serta Parado dan kecamatan Wawo
masing-masing 5 ton. Sementara untuk distributor Rahmawati akan mendrop pupuk
sebanyak 55 ton yang diperuntukan bagi Kecamatan Palibelo sebanyak 20 ton, Sape
15 ton, Soromandi 10 ton serta Kecamatan Donggo dan Bolo masing-masing 5 ton. Sedangkan
Distributor Rezeki akan mengirim sebanyak 45 ton yang diperuntukan bagi Kecamatan
Wera 18 ton, Lambu 17 ton serta Ambalawi dan Lambitu masing-masing 5 ton pupuk
urea. (ris)