Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pupuk Langka, Petani Meradang

18 Januari 2013 | Jumat, Januari 18, 2013 WIB Last Updated 2013-01-18T14:03:16Z
Bima, (SM).- Kelangkaan pupuk yang dirasakan para petani beberapa bulan terakhir, dipastikan akan berimbas pada produksi panen musim tanam kedepan. Pupuk menjadi tidak bermanfaat, jika dalam pekan ini tak kunjung ada. Begitu teriakan meradang dari Aliansi Petani Rabakodo, Kamis kemarin di depan gedung DPRD dan Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Bima.
Ratusan masyarakat tani yang melakukan aksi protes atas langkanya pupuk jenis urea di wilayah Kabupaten Bima, khususnya di sekitar Kecamatan Woha, berlangsung sekitar pukul 10 pagi dengan dijaga aparat kepolisian, ditambah Sat Pol PP yang memang bertugas pengamanan di kantor dewan.
Aksi protes warga tani yang dipimpin Agus Iyam selaku Korlap, terus meneriakan tidak berpihaknya pemerintah baik legislatif pun eksekutif utama sekali pemangku kewenangan terhadap ketersediaan pupuk. Mestinya dalam kondisi emergency seperti sekarang, pemerintah segera turun tangan menyediakan stok pupuk yang sangat dinanti masyarakat petani. Sebab, dengan kelangkaan pupuk yang tengah dialami, pasti berdampak pada keberlanjutan tanaman yang sangat membutuhkan pupuk.
Agus menuding, hilangnya pupuk yang tidak beredar sama sekali di pasaran, kalaupun ada di sejumlah pengecer harganya melambung, lebih karena permainan sejumlah pihak untuk memeras masyarakat tani dengan harga terlampau meninggi, sehingga secara terpaksa pula harus membeli pupuk tersebut. Agus selain mendesak pemerintah, juga meminta pertanggungjawaban moral atas kondisi dan fenomena yang terjadi. “Dewan jangan hanya tidur dan memikirkan perutnya saja. Karena petani anda bisa duduk diempuknya kursi dewan. Menjadi tanggung jawab dewan pula untuk mengadvokasi kelangkaan pupuk ini,“ teriak Agus yang diiyakan ratusan massa aksi lainnya.
Harapan dan keinginan ratusan warga tani, bertemu dengan wakil mereka di DPRD Kabupaten Bima, urung tercapai. Sebab disaat yang sama pula satupun anggota dewan tidak terlihat batang hidungnya karena tengah menggelar reses di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing. Dengan raut kecewa, massa aksi meninggalkan kantor dewan seraya melanjutkan aksi protes di Kantor Pertanian setempat, “Kami akan datang lagi dengan massa yang lebih banyak untuk terus memperjuangkan hak yang dimanipulasi,“ ujar massa.
Saat aksi di Dinas Pertanian, massa aksi kembali kecewa. Sebab petinggi dinas setempat juga tidak berada di tempat. Teriakan yang sama menuntut ketersediaan pupuk juga disampaikan massa aksi warga tani Rabakodo. ”Padi kami sudah menguning akibat tidak diberi pupuk. Kalau dalam waktu dekat pupuk tidak tersedia, padi kami pasti mati,“ kata warga sembari meninggalkan dinas tersebut.
Kasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bima, Ir H Sumarsono yang ditemui terpisah mengaku, dalam waktu satu dua hari (besok paling telat), sekitar 175 ton pupuk urea datang dan siap didistribusi di sejumalh wilayah yang dinilai urgen. “Tiga distributor masing-masing Agro, Rahmawati dan Rezeki, akan menyuplay kebutuhan pupuk dimaksud,” ujarnya.
Kata Sumarsono, untuk distributor Agro menyuplay 75 ton dengan alokasi 25 ton untuk Kecamatan Woha, 20 ton Langgudu, 20 ton Belo serta Parado dan kecamatan Wawo masing-masing 5 ton. Sementara untuk distributor Rahmawati akan mendrop pupuk sebanyak 55 ton yang diperuntukan bagi Kecamatan Palibelo sebanyak 20 ton, Sape 15 ton, Soromandi 10 ton serta Kecamatan Donggo dan Bolo masing-masing 5 ton. Sedangkan Distributor Rezeki akan mengirim sebanyak 45 ton yang diperuntukan bagi Kecamatan Wera 18 ton, Lambu 17 ton serta Ambalawi dan Lambitu masing-masing 5 ton pupuk urea. (ris)
×
Berita Terbaru Update