Gubuk milik Abdullah warga O,o yang menjadi lokasi persembunyian sejumlah orang terduga teroris, yang digrebek tim densus 88, Sabtu (05/1) di wilayah Kelurahan Kandai Dua, Kecamatan Woja |
Sekedar diketahui, Abdullah
merupakan ayah kandung Ustaz Firdaus, terduga teroris yang
meninggal dalam kasus dugaan peledakan bom di Pondok Pesantren (Ponpes)
Umar Bin Khatab Kabupaten Bima beberapa waktu lalu. Dia menyewa lahan milik
Hamdan anak almarhum Darfian warga Lingkungan Polo, Kelurahan Kandai Dua
senilai Rp400 ribu. Lahan yang sudah ditanami kacang kedalai sejak dua
bulan lalu, rencananya akan digarap selama satu tahun.
Abdullah yang di temui sejumlah
wartawan di kediamannya beberapa jam setelah insiden
penembakan terhadap tiga orang terduga teroris membantah keras jika
dirinya yang memberikan ijin kepada pihak tersebut (terduga teroris) untuk
menempati gubuk yang dia bangun di atas lahan itu. ‘’Saya tidak tahu menahu ada
orang yang menempati gubuk saya,’’tuturnya.
Dia mengaku sudah belasan hari
meninggalkan gubuk dan tanaman kedalai yang dia tanam kedalainya. Alasanya
karena, lahannya cukup aman dari serangan hama
babi, sehingga dia tak perlu menjaganya dan nginap di lokasi itu. ‘’Saya
sendiri kaget mendengar kabar ada beberapa orang menempati gubuk
itu,’’terangnya mengakhiri pembicaraan.
Petugas densus 88,
menemukan lokasi persembuyian sekitar empat orang
terduga teroris yang melarikan diri dari Kota Poso, di sebuah gubuk
pada ladang yang disewa oleh Abdullah. Berdasarkan keterangan
sejumlah di tempat kejadian perkara(TKP), petugas densus 88 menembak mati
tiga orang terduga teroris. Sedangkan satu orang lainnya berhasil meloloskan
diri. Kejadian itu diperkirakan berlangsung sekitar pupuk 05.30 wita.
Ketiga jenazah terduga teroris tersebut sudah bawa langsung oleh tim densus ke
Mabes Polri pada saat itu juga. Dari informasi yang diendus, ketiga orang
terduga teroris yang tertembak peluru tim densus yakni berasal dari
Dompu satu orang, Bima satu orang dan dari Sulawesi
satu orang. (dym)