Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pemkot Dituding Ada Dibalik Longsoran Batu

08 Januari 2013 | Selasa, Januari 08, 2013 WIB Last Updated 2013-01-07T17:30:00Z

Kota Bima, (SM).- Maraknya aktifitas penggalian batu dan tanah di sepanjang jalan lintas Bima-Sape sudah sangat meresahkan pengguna jalan, nyawa pengguna jalan setiap saat bisa jadi taruhan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dituding sengaja membiarkan aktifitas galian yang terjadi. Padahal satu nyawa penambang batu sebelumnya telah melayang dan kini nyaris menalan tiga nyawa penumpang mobil. Pengguna jalan meminta  pemerintah bertindak tegas jangan malah menunggu nyawa pengguna jalan berikutnya melayang.

Sejumlah pengguna jalan menuding lemahnya pengawasan pemerintah, atau sikap tidak respek sehingga terjadi pembiaran terhadap aktifitas penggalian padahal sangat membahayakan. Sama disampaikan Duta PKS DPRD Kota Bima. Drs. Irsad, kepada Koran ini dikantor DPRD, Senin (7/6) Irsad tegas mengatakan, kejadian longsoran batuan hingga nyaris menewaskan penumpang dan supir mobil pick up adalah akibat sikap pembiaran oleh pejabat pemerintah.
Apalagi kejadian yang sama sudah dua kali, pertama sampai menewaskan warga yang melakukan penggalian, kini bahkan nyaris menewaskan pengguna jalan. Harusnya pejabat pemerintah saat musibah pada kejadian pertama menjadikan musibah tersebut sebagai langkah awal untuk bertindak tegas pada para penambang batu, bukan malah kembali memberikan mereka melakukan penggalian.
Pemerintah jangan lagi mencari alasan pembenaran, segera bersikap jadikan acuan untuk bersikap terhadap para penambang batu sehingga kedepan tidak lagi muncul kejadian yang sama, cukup satu nyawa melayang akibat kejadian yang sama jangan muncul lagi kejadian selanjutnya.
Saya berharap, pejabat pemerintah jangan hanya saat muncul musibah baru seolah-olah prihatin namun jauh sebelumnya dijadikan pembelajaran, jangan saja aktifitas penggalian disepanjang jalan lintas Bima-Sape juga dimanapun adanya aktifitas yang dinilai dapat mengancam nyawa manusia segera ditindak lanjuti.
Senada disampaikan Herman warga Kecamatan Sape, salah satu pengguna jalan, dirinya mengaku sangat was-was ketika melintas di lokasi kejadian, tidak saja dilokasi tersebut namun dari pantauannya ada tiga titik aktifitas penggalian yang sangat riskan terjadi longsor. Kejadian yang mennimpa mobil pick-up menandakan kondisi tebing sepanjang jalan aktifitas penggalian batu dan tanah oleh warga sudah sangat berbahaya.
Menurut Herman, setiap saat batuan yang sekarang berada di tebing-tebing sepanjang lokasi aktifitas galian bisa saja longsor, tentunya yang menjadi korban bukan pejabat yang kini duduk-duduk diruangan kantor tetapi pengguna jalan. ”Ya kita-kita ini bisa saja suatu saat jadi korban,” pungkasnya. Lanjut Herman, seolah-seolah pemerintah daerah tutup mata, apalagi sebelumnya telah menelan korban nyawa.
Kalau terus dibiarkan seperti saat ini tidak menutup kemungkinan korban yang lebih bayak bisa saja terjadi, kalau pemerintah tetap bersikap cuek tidak segera mengambil sikap tegas untuk menertibkan para penambang. Pemerintah diharapkan respek, apalagi jalan yang menjadi lokasi aktifitas penggalian adalah jalan negera yang dilalui oleh bayak kedaraan, baik roda dua maupun roda empat dan mobil angkutan umum.
Ditambahkannya, Pemerintah baisanya tanggap bila sudah muncull korban jiwa, sifatnya hanya sesaaat menyenangkan warga, setelah itu kembali dibiarkan. Ketika kembali muncul musibah baru kemudian ramai-ramai saling menyalahkan, padahal setelahsebelumnya muncul korban nyawa harusnyanya bisa mejadi alasan pemerintah dalam bersikap. Sikap tegas perlu dilakukan guna menghindari terjadinya musibah dikemudian hari.
Herman merasa pesimis kalau pemerintah segera bersikap setelah adanya insiden yang kini menimpa salah satu pengguna jalan,  pemerintah biasanya seolah .
Sementara pejabat Sekda Pemkot Bima, Ir. M. Rum dikonfirmasi terpisah mengaku, pihaknya sudah cukup maksimal melakukan penertiban terhadap aktifitas para penambang batu, bahkan sudah sangat sering dilakukan peneguran baik secara lisan maupun tulisan. Bahkan telah beberapa kali bersama lurah membuat surat peryataan untuk tidak lagi melakukan penggalian karena sangat membahayakan pengguna jalan.
Menurut Rum, aktifitas penambangan batu di penjang jalan lintas Bima-Sape tidak saja mengganggu dan pengancam keselamatan pengguna jalan namun juga sangat merugikan pemerintah, dimana dengan adanya aktifitas penggalian secara tidak langsung dapat merusak struktur tanah yang ada disekitarnya hingga kemudian merusak jalan itu sendiri.
”Tidak benar kita biarkan aktifitas penggalian itu, kita selalu tegur kok,” pungkas Rum. Lanjutnya,  yang jadi masalah saat ditertibkan para penggali kerap beralasan pekerjaan menjadi penggali batu satu-satunya pekerjaan menafkahi keluarga, biarpun dilarang aktifitas penggalian tetap dilakukan dan ini adalah masalah yang kerap muncul saat dilakukan penertiban di lapangan. (dd)
×
Berita Terbaru Update