Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kepulangan Bupati, Wartawan Dilarang Meliput

25 Januari 2013 | Jumat, Januari 25, 2013 WIB Last Updated 2013-01-24T17:30:02Z

Pembatasan kerja mulia wartawan kembali terjadi. Persisnya, moment kepulangan Bupati Bima H.Ferry Zulkarnaen ST, usai menjalankan perawatan dari sakit yang mendera di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, Rabu lalu di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, akses peliputan tidak diperoleh sejumlah wartawan.

Berikut catatan Wartawan Suara Mandiri.
TERPANTAU, pengamanan Very-Very Imported Person (VVIP) alias super ketat melebihi pengamanan Presiden dipraktekkan Humasprotokol Setda Kabupaten Bima. Bukan saja wartawan, ratusan penjemput dari berbagai kalangan termasuk puluhan pejabat eselon II dan III, beberapa anggota DPRD setempat serta aparatur Pemkab dilarang melewati pintu ruang tunggu penumpang khusus pejabat daerah Kabupaten Bima yang terletak di sebelah selatan pelataran Bandara. Hanya orang tertentu saja yang diperbolehkan masuk di ruang tunggu tersebut.
Kunci pintu ruang tunggu khusus pejabat Pemkab di Bandara yang dibawah kendali pegang Kabag Humas, Drs Aris Gunawan. Sejumlah orang termasuk wartawan yang hendak mengabadikan kedatangan Ferry yang mencoba menerobos blockade puluhan anggota Sat Pol PP setempat di depan pintu masuk, tidak bisa berbuat apa-apa. Kasat Pol PP yang dimintai tolong untuk memberikan akses masuk untuk meliput, pula tidak bisa berbuat apa-apa, “Kunci dipegang Kabag Humas. Saya saja tidak bisa masuk,” ujarnya sembari menunjuk puluhan anggotanya yang hanya bisa berjaga di depan pintu masuk saja.
Moment kedatangan Bupati Bima dengan menumpang pesawat Lion Air dari Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali yang sempat delay hingga pukul 12.00 wita yang semakin mendekati waktunya, membuat sejumlah wartawan semakin was-was tidak mendapatkan gambar dan kesempatan meliput dari dekat. Karenanya, usaha untuk diberikan akses peliputan terus diusahakan. Lobi dan pendekatan langsung pada sejumlah pihak termasuk staf Humasprotokol pun dilakukan, namun hasilnya tetap nihil. Pintu ruang tunggu sebagai akses masuk menuju halaman di sekitar landasan pacu Bandara, tetap terkunci.
Kabag Humasprotokol yang dihubungi wartawan, agar bisa memberikan peluang wartawan untuk meliput bersikukuh melarang masuk ruang tunggu. Alasan sederhana yang disampaikannya via seluler itu, akan memberikan hasil peliputan dan foto humas pada wartawan, “nanti ambil di saya saja kebutuhan beritanya,” singkat Aris sembari menutup komunikasi via Handphone.
Animo wartawan yang sudah menunggu kedatangan bupati sejak pukul 08 pagi, akhirnya tidak mendapatkan hasil pemberitaan yang maksimal. Saat Bupati beserta keluarga tiba dan turun dari pesawat, wartawan hanya bisa mengintip dari kejauhan di sela-sela ratusan penjemput lainnya. Praktis moment kedatangan bupati tidak terakses secara totalitas.        
Tidak diketahui apa maskud Kabag Humasprotokol melakukan pengamanan VVIP yang hanya ketat pada banyak orang sementara orang tertentu lain diperbolehkan masuk, pada kedatangan Bupati Bima. Padahal peliputan wartawan untuk sebuah berita, disamping profesi pekerjaan menuntut demikian, juga menjadikan informasi orang nomor satu di Kabupaten Bima tersebut, menjadi diketahui secara luas oleh masyarakat, baik seperti apa kondisi kesehatan dan fisik bupati usai dirawat secara intensif di Jakarta, pula atas pemberitaan yang disuguhkan media, isu miring terhadap kesehatan Bupati bisa diminmalisir.
Situasi ini memberikan kesan, Humas hanya membutuhkan media untuk publikasi yang menguntungkan mereka saja dan emergency seperti beredarnya isu miring di tubuh Pemkab, termasuk informasi sesat yang mengabarkan Bupati Ferry meninggal dunia. Pada situasi ini Humas dengan sigapnya meminta media untuk memberikan informasi sesat itu tidak benar adanya. Namun disaat wartawan ingin mendapatkan infromasi akurat dan moment yang faktual, Humas justeru melarangnya. Ada apa?
Humas dan Protokol Setda Bima, melalui Kasubag Pemberitaan Suryadin, M.Si yang dikonfirmasi mengatakan, sedikitpun tidak ada niat untuk membatasi tugas rekan-rekan media, tapi sebelumnya sudah ada kesekapatan awal dengan pihak maskapai kalau lokasi ruangan VIP disterilkan dari seluruh warga yang menjemput.
Dikatakannya, saat kepulangan bupati memang sudah disepakati bahwa setiba di Bandara tidak diperkenakan adanya para warga atau para penjemput untuk berada dalam ruangan VIP, termasuk para pejabat seperti Kepala-kepala SKPD tidak ada yang diijinkan masuk untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan.
“Intinya tidak ada niat kami batasi teman-teman wartawan untuk meliput secara langsung dalam ruangan atau saat bupati turun dari pesawat. Kami hanya melaksanakan hasil kesepakatan dengan pihak maskapai,” terangnya.
Disinggung bagaimana dengan berkembangnya rumor bahwa saat kepulangan bupati pelayanan publik pada Pemkab Bima diduga lumpuh, Suryadin mengaku,  rumor tersebut tidak benar adanya, karena saat bupati pulang dari Jakarta seluruh pegawai yang ada di lingkup Pemkab Bima tetap menjalankan tugas atau bekerja seperti biasa. “Pelayanan publik tetap berjalan lancer. Rumor yang berkembang tersebut isu yang tidak benar,” tegasnya.
Ia menambahkan, kalaupun ada pejabat yang datang menjemput bupati itu adalah Kepala-kepala SKPD sebagai bentuk loyalitas mereka selaku bawahan terhadap kepala daerah, tapi yang jelas pelayanan public tetap lancar dan tidak lumpuh. (ris/pul) 
×
Berita Terbaru Update