Kota Bima, (SM).- Secara
serentak upacara Hari Amal Bakti (HAB) ke-67 dilaksanakan seluruh Indonesia
pada hari Kamis (3/1). Demikian pula dengan Kementrian Agama (Kemenag) Kota
Bima, menggelar upacara HAB di lapangan Merdeka Bima. Hadir pada kegiatan
tersebut Walikota Bima, Sekretaris Daerah Kota Bima, sejumlah Kepala SKPD,
seluruh sekolah lingkup Kemenag Kota Bima dan pensiunan pegawai Kemenag Kota
Bima.
Walikota Bima HM. Qurais H.
Abidin selaku Pembina upacara pada pidatonya mengatakan, Kemenag berdiri sejak
3 Januari 1946 dengan Menteri Agama pertama Almarhum H. Mohammad Rasjidi.
Setiap memperingati tanggal bersejarah itu selalu diingatkan betapa penting dan
terhormatnya tugas dan peran Kementrian Agama dari masa ke masa. “Agar tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan negara, dan Kementrian Agama hadir untuk
memelihara dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-pemeluknya,” ujar
Qurais.
Kata dia, organisasi Kementrian
Agama di seluruh wilayah tanah air memiliki peran yang sangat dalam merajut
persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, segenap jajaran pimpinan dan
pegawai Kemenag diminta untuk mempelajari wawasan sejarah Kemenag, menggali
pemikiran-pemikiran besar para tokoh Kemenag, serta mengkaji perubahan
masyarakat yang terjadi secara cepat dalam rangka memberi bobot dan makna
terhadap peran aktual Kemenag Agama di tengah pusaran kehidupan berbangsa.
Sejalan dengan tema Hari Amal
Bakti Kemenag ke-67 tahun 2013 yakni meningkatkan kinerja Kemenag dengan
profesionalitas dan integritas dirinya meminta komitmen seluruh jajaran
aparatur Kemenag agar bekerja secara professional dan memiliki
integritas. “Profesionalitas tanpa integritas akan membawa kerugian dan
kehancuran sedangkan integritas tanpa profesionalitas akan menyebabkan kita
jalan di tempat di tengah dunia yang kompetitif ini,” katanya.
Dirinya pun berharap seluruh
aparatur Kemenag memperbarui paradigma, bekerja secara dinamis dan proaktif
melakukan sinergi dengan unit dan lembaga lain, baik secara internal maupun eksternal,
guna memenuhi tuntutan dinamika kementerian dan dinamika masyarakat.
Untuk itu mari kita terus
memelihara nilai-nilai dan budaya organisasi serta martabat Kementerian Agama
yang selalu dekat dengan masyarakat, bersihkan diri dan lingkungan kerja dari
perilaku koruptif, jauhi sikap arogan, nepotisme, feodalisme dan tinggalkan
mentalitas penguasa yang tidak sejalan dengan semangat reformasi dan
modernisasi. (bnq)