Kota
Bima, (SM).- Kepala Sekolah dan
beberapa guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 Kota Bima menyesalkan
dengan terlambatnya pemasangan genteng tahap kedua untuk 2 lokal sekolah
sekolah setempat. Padahal dana sekitar Rp 21 juta untuk pembelian bahan seperti
genteng multiroom dan kayu reng sudah diterima panitia pembangunan sejak 3
Januari 2013.
Kepala SDN 07 Kota
Bima, H.Muchdar,S.Pd dan beberapa guru kepada wartawan di sekolah
setempat menyatakan, dengan lambatnya kelanjutan pembangunan 2 lokal ruangan
kelas ditakutkan bangunan akan bertambah rusak, seperti kap, plafon
dan tembok akibat rendaman air hujan setiap hari, karena gentengnya sudah
dibongkar lalu diganti dengan tarpal yang tidak tahan angin dan
hujan.
Mereka menjelaskan,
uang untuk kelanjutan pembangunan senilai Rep 21 juta diambil panitia
pembangunan, Par melalui bendahara sekolah, Zainuddin, S.Pd sudah sepekan yang
lalu, namun hingga sekarang belum ada tanda, tanda akan diperbaiki sehingga
pihak mereka sangat resah karena sekolah ditakutkan tambah parah rusaknya.
‘’Uang kami
serahkan kepada panitia pembangunan Par dari tanggal 3 Januari 2013 setelah
diambil dari Bank mandiri, namun hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan
dikerjakan sehingga sangat mengganggu p[roses belajar mengajar anak-anak karena
lambatnya dikerjakan kelanjutamn pembangunan sekoklah,” sesal para guru.
Hal senada juga
dibenarkan bendahara pembangunan sekolah Zainuddin,S.Pd yang menyatakan, uang
senilai Rp 21 juta sudah diambil panitia pembangunan sejak sepekan
lalu tepatnya tanggal 3 Januari 2013 dengan perjanjian di atas meterai setelah
uang diambil akan melanjutkan pemasangan genteng multirup terhadap 2 lokal
kelas dalam waktu cepat, tapi setelah uang diterima belum ada tanda ada
bahan yang masuk di sekolah hingga sekarang.
Zainuddin mengaku
anggaran yang turun untuk rehab berat 7 lokal sekolah SDN 07 Kota Bima
tahun 2012 senilai Rp 122 juta, untuk rehap pertama 2 lokal telah
selesai dikerjakan dengan kwalitas pekerjaan yang bagus. Sedangkan pembangunan
yang menjadi masalah sekarang, pembangunan atau rehab kedua. Sehingga pihaknya
ingin konsultasikan permasalahan ini dengan Par, tapi pihak Par tidak pernah
muncul di sekolah.
Panitia pembangunan
Par yang hendak dikonfirmasi beberapa kali di sekolah setempat tidak
pernah ada dan menurut para guru kedatangan hanya saat mengawasi para buru
membongkar genteng lama yang direncanakan akan digantikan dengan
multiroom. “Par tidak pernah muncul lagi setelah membongkar genteng
sepekan lalu,‘’ aku para guru.
Pantuan beberapa
wartawan 2 lokal sekolah yang sudah dibongkar gentengnnya, sudah ditutup
dengan tarpal untuk menghindari rusaknya kayu dan tembok saat hujan,namun
2 bangunan itu tetap juga basah terkena hujan setip hari karena tarpal
yang dipasang selalau dibawa angin. (edo)