Kota Bima,(SM).- Dimas Antasari alias Anas Wiryanto, pria dari
lima orang yang ditembak mati Densus 88 karena terduga teroris di Kabupaten
Dompu beberapa pekan lalu, kabarnya akan dimakamkan di Kelurahan Penatoi. Orang
tua korban meminta kepada saudara kandung Anas untuk di mekamkan di Kelurahan
setempat.
Dimas Antasari dirilis
oleh Polri merupakan korban penembakan oleh Densus 88 di Kabupaten Dompu. Saat
ini pun jasad Dimas masih disemayamkan di Jakarta untuk menunggu proses DNA.
Baru kemudin diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Lurah Penatoi, M. Rifaid
yang ditemui di ruangannya mengakui ada kabar tersebut. Ia mengaku, Anas
Wiryanto memiliki orang tua lelaki asal Wera dan Ibu asal Sila. Kemudian
sekitar tahun 2009 lalu pernah berdomisili di Kelurahan Penatoi, bersama
saudara kandungnya, Idham. “Pada tahun itu Anas bersekolah di salah satu PTS di
Kota Bima. Lalu keluar entah kemana, tanpa sepengatahuan kami,” ujarnya, Rabu
kemarin.
Mengapa dimakamkan di
Kelurahan Penatoi, ia menjelaskan oleh orang tua perempuan Anas, meminta kepada
Idham yang masih tinggal di Kelurahan Penatoi RT 02 RW 01 untuk mengurus
jenazah tersebut dan proses penguburannya di Kelurahan setempat. “Berdasarkan
permintaan orang tua, Idham yang beristrikan perempuan Kelurahan Penatoi
awalnya berkoordinasi dengan mertua, ketua RT dan tokoh masyarakat setempat.
Hasilnya, keinginan Idham di sepakati,” katanya.
Setelah itu, lanjutnya,
mertua Idham mendatanginya dan menyampaikan keinginan itu. Sekitar enam hari
yang lalu dirinya pun membuatkan surat ijin untuk pemakaman yang bersangkutan,
dengan menyertai tandatangan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Apakah tak ada
masyarakat yang menolak? Rifaid mengaku, hingga saat ini baru satu orang yang
menghubunginya dan meminta untuk mempertimbangkan kembali keinginan untuk
memakamkan Anas di Kuburan Kelurahan Penatoi. “Warga itu menelpon saya, tapi
saya jelaskan bahwa sesama umat muslim harus saling membantu. Terlebih untuk
urusan orang yang sudah meninggal. Kita kuburkan saja, kasihan jika membiarkan
mayat itu disemayamkan terlalu lama,” tandasnya.
Menuruti keinginan
keluarga Anas itu, sudah dimintai persetujuan dengan ketua RT setempat dan
sejumlah tokoh masyarakat serta ketua Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan
Penatoi. Bahkan jika nanti ada masyarakat yang menolak, dirinya akan
berkoordinasi dengan seluruh Ketua RT, RW dan tokoh masyarakat Kelurahan
Penatoi. “Nanti jika ada yang menolak, biar saya yang memberikan pandangan.
Yang meninggal itu juga orang muslim, terlepas dari persoalan apakah Anas
terduga teroris atau tidak,” tuturnya.
Rifaid menambahkan,
hingga kini jasad Anas belum diketahui akan tiba di Bima kapan. Pihak keluarga
pun masih menunggu hasil pemeriksaan DNA nya, untuk mengetahui pasti apakah
mayat itu Anas atau tidak. (BNQ)