Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

19 Desa di Bima Dominan Warga Miskin

04 Januari 2013 | Jumat, Januari 04, 2013 WIB Last Updated 2013-01-04T02:22:47Z

Bima, (SM).- Sebanyak 19 desa yang ada di tiga kecamatan, yakni Donggo, Soromandi dan Kecamatan Parado, sebagaimana data yang dicuatkan LP2DER Bima melalui program penguatan kader pembangunan desa yang telah difasilitasinya, ternyata didominasi warga miskin dan sangat miskin. Tentu beberan data yang disampaikan saat hearing dengan DPRD Kabupaten Bima Kamis (3/01) telah mementahkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bima dan pemangku kepentingan data lainnya.

Direktur LP2Der, Ir Bambang Yusuf saat pemaparan di hadapan dewan dan undangan lainnya, mengaku pihaknya selaku fasilitator dari kader pembangunan di desa yang tentunya bersentuhan langsung dengan masyarakat ditingkat grasroot, setelah melakukan analisis di lapangan menyangkut kesejahteraan masyarakat secara rinci dan menyeluruh, ditemukan data kesejahteraan masyarakat dalam bentuk digital yang terlihat hingga by name by address.
Meski data yang dihasilkan dari warga langsung, katanya, tetap menggunakan variable 14 indikator BPS dengan mengedepankan faktor pembeda yang disepakati masyarakat setempat, data yang dihasilkan tersebut, mampu menggambarkan secara spesifik riwayat masyarakat di sejumlah desa dimaksud, mulai dari sejak bayi hingga bentuk pekerjaan dan lain sebagainya. “Dasar data itulah yang menghasilkan kesimpulan bahwa di 19 desa di tiga kecamatan dominasi warga miskin dan sangat miskin (meski tidak disebutkan angka data miskin),“ jelasnya.
Kedepan kata dia, akan dilakukan pendataan dan analiasa yang sama di sejumlah kecamatan lainnya, sehingga dikemudian hari akan dihasilkan pula data akurat terkait tingkat kesejahteraan masyarakat.
Liputan Koran ini, hearing tersebut dipimpin Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, Drs H.Nadjib yang didampingi Komisi IV Ahmad SP, Hj Mulyati. Disamping itu hadir pula anggota dewan lainnya, seperti H.Mustahid H Kako, Ahmad Yani, Rajiman serta Dinas Sosial, Dinas Kominfo, Bappeda, Statistik. Peserta lainnya, AIPD, Accses, Lumbung NTB serta para peserta kader desa LP2DER.
Anggota dewan, Hj. Mulyati mengungkapkan, data yang dihasilkan rekan-rekan LP2DER merupakan ide cerdas. Pemerintah baik legislatif maupun eksekutif harus segera deal untuk bekerjasama. “Terkait data, saya sering melakukan pertemuan dengan dinas sosial dan beberapa dinas lain, Bappeda juga menggunakan dana untuk menyusun RPJMDes data tahun 2005 yang sudah basi”, cetusnya.
Umar, dari AIPD mengaku, ini adalah kerja yang luar biasa yang dihasilkan masyarakat, menghasilkan data base yang sebenarnya ini tanggung jawab pemerintah. Hasil dari kerja menghasilkan data ini patut kita berikan apresiasi. Ini ide yang luar biasa. Selanjutnya bagaimana political will dari DPRD, apa data ini mau dipakai atau tidak?
“Pengalaman saya bekerja sudah 1 tahun di Kabupaten Bima, tentang data sangat memprihatinkan. Data ini faktual, nyata adanya. Bagi teman-teman DPRD ini memudahkan evaluasi terhadap pencapaian kinerja SKPD. Hal lain ini menjadi alat ukur pencapaian di RPJMD dan renstra untuk mengetahui progress pembangunan”, urainya.
Sementara itu, anggota dewan H. Mustahid, “Kalau saya bisa memberikan masukan bagaimana BPS bisa bekerjasama dengan NGO seperti LP2DER. Agar mendapatkan data yang akurat dan pembangunan tidak salah sasaran”, harapnya.
Setelah sesi diskusi berakhir, hearing tersebut menyimpulkan empat point, yakni  semua peserta sepakat bahwa data yang akan dipakai untuk perencanaan adalah data hasil klasifikasi kesejahteraan partisipatif yang dihasilkan oleh kawan-kawan LP2DER dan kader, pemerintah wajib mengalokasikan dana untuk replikasi, data partisipatif ini harus segera dianggarkan melalui APBD Perubahan, dan dalam rangka mengakomodir data ini, BPS dapat bekerjasama dengan NGO atau LP2DER untuk membuat data khusus yang faktual. (ris)   
×
Berita Terbaru Update