Bima,
(SM).- Intensitas badai petir beberapa pecan terakhir
di Bima pada umumnya, cukup tinggi. Bahkan, merenggut korban jiwa di beberapa wilayah.
Berdasarkan analisa Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Bandara Sultan Salahudin Bima, potensi badai petir akan belangsung hingga Maret
2013. Masyarakat diminta waspada beraktifitas di tanah lapang.
Forcaster
BMKG Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Jumratul Aida, dalam
penjelasannya mengatakan, badai petir diawali pembentukan awan columbus nimbus yang
berciri hitam gelap dan tebal. Berdasarkan data BMKG, dua bulan terakhir awan
tersebut sering terbentuk di kawasan langit Bima sehingga menjadi pemicu
terjadinya petir. Ciri-cirinya terbentuknya awan hitam secara fisik
ditandai adanya angin kencang sebelum turun hujan yang juga ditandai dengan
suku lingkungan yang begitu panas.
Dimaksud
awan columbus
nimbus, tidak hanya berpotensi terbentuk pada siang hari, namun juga bisa
terjadi malam hari. Pada malam hari terlihat seperti kilatan yang tampak oleh
mata pada jarak yang cukup jauh, tetapi kondisi tersebut akan berbeda jika
jarak terendah sangat dekat maka jarak badai petir akan sangat dekat dengan
permukaan bumi.
Berdasarkan
data dan pengalaman tahun sebelumnya, badai petir selalu bisa terjadi selama
musim hujan dan masa transisi cuaca. Oleh karena itu masyarakat diharapkan
untuk lebih waspada terhadap badai petir yang terjadi, apalagi masyarakat yang
aktifitas kesehariannya berada di tanah lapang, misalnya, persawahan dan
ladang.
Ditambahkannya,
bentuk kewaspadaan masyarakat, jika melihat ciri-ciri akan terjadi petir,
sebaiknya menghindari aktifitas diluar rumah atau berada dekat denga pepohonan
apalagi berada ditanah lapang akan sangat berbahaya akan tersambar badai petir.
Begitupun bila berada terlalu dekat dengan jaringan kabel listri tegangan
tinggi. Kabel listrik tegangan tinggi sangat berpotensi membahayakan manusia
yang berada didekatnya karena terjadinya kontaminasi ion-ion yang diantarkan kabel
tersebut.
Selain
mengingatkan masalah badai petir, jumratul juga mengingatkan akan terjadinya
banjir, sebab intensitas curah hujan pada tahun ini akan cukup tinggi dari
tahun sebelumnya, rata-rata curah selama dua bulan kedepan mencapai 42
milimeter (MM). untungnya dari hasil analisa alam untuk kecepatan angin masih
dalam taraf normal.(dd)