Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tak Ditemui, Demonstran Robohkan Pagar Kantor Dewan

20 Desember 2012 | Kamis, Desember 20, 2012 WIB Last Updated 2012-12-20T14:07:50Z

Bima, (SM).- Warga Oi Fo’o kembali turun ke jalan, masih pada masalah klasik, yakni menyorot tambang marmer yang hingga kini dinilai tidak memberikan kontribusi sesuai janji Walikota dulu. Baik untuk sumber PAD, maupun mengurangi angka pengangguran di Kota Bima, terutama warga lingkar tambang.
Aksi Rabu kemarin itu pun sempat ricuh, massa yang lebih awal menggelar aksi di depan kantor DPRD Kota Bima, merobohkan pagar kantor wakil rakyat tersebut. Massa murka karena tak satupun anggota DPRD Kota Bima yang menemui mereka. Sempat terjadi aksi saling dorong dengan aparat kepolisian, namun massa yang beringas akhirnya merobohkan pagar setempat.

Usai aksi di kantor DPRD Kota Bima, massa menuju kantor Pemerintah Kota Bima. Dengan dikawal ketat aparat kepolisian, puluhan massa yang hadir mengendarai truk itu berorasi secara bergantian. Massa mendesak pemerintah Kota Bima dan DPRD Kota Bima untuk segera membuatkan peraturan daerah (Perda) mengenai tambang marmer.
Koordinator Lapangan (korlap), Adam Disastra mengatakan, pemerintah hingga saat ini seperti tidak serius mengelola tambang marmer di Oi Fo’o. Sebagai bukti, janji-janji yang pernah dilontarkan Walikota Bima, hanya isapan jempol belaka. “Jangankan menepati janji untuk mengurangi angka pengangguran dan mensejahterahkan rakyat, perda mengenai pertambang pun belum dibuat,” sorotnya.
Kata dia, sampai hari ini, janji Walikota Bima belum terealisasi. Padahal pertambangan sudah berjalan satu tahun lebih. “Selama tambang beroperasi, tak ada satupun warga Oi Fo’o yang direkrut untuk jadi karyawan. Apalagi masyarakat kelurahan lain yang masih menganggur dan dijanjikan untuk  bekerja di tambang marmer. Lantas mana janji untuk mensejahterahkan rakyat Kota Bima,” tanyanya.
Tidak hanya itu, Adam juga mengungkapkan bahwa selama satu tahun beroperasi, tambang marmer tak menyetorkan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). “PAD dari tambang marmer itu, 0,0 persen. Lantas dimana hasil pengelolaan selama satu tahun ini,” sorotnya.
Diakhir aksi, masa menyampaikan tuntutan diantaranya yakni meminta kepada Pemerintah Kota Bima untuk segera merealisasikan janji mengenai tambang bagi kemakmuran rakyat Kota Bima. Mendesak pemerintah kota dan DPRD Kota Bima untuk segera membuatkan perda tentang tambang marmer. Kemudian meminta kepada Pemerintah Kota Bima agar transparan terkait hasil pengelolaan tambang marmer.
Sementara itu, Kasubag Pemberitaan Humas Setda Kota Bima, Ihya Al-Gazali yang saat itu menemui massa aksi mengatakan, tuntutan massa aksi akan segera disampaikan kepada pimpinan daerah. Mengenai kepastian waktu untuk bertemu dengan Kepala Daerah, akan disampaikan via SMS korlap aksi.
Di tempat berbeda, Ghazali melanjutkan, masalah yang disuarakan para demonstran sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara audiensi dan tidak perlu menggelar aksi. Karena Pemerintah Kota Bima juga cukup memberikan kesempatan dan waktu untuk beraudiensi. (bnq)
×
Berita Terbaru Update