Kota Bima, (SM).-
Kehadiran pejabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mamuju Utara, Drs. M.
Natsir, MM melalui Bandara Sultan Salahudin Bima, Rabu (26/12) disambut ratusan
pendukungnya menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kedatangan
Natsir adalah dalam rangka meyakinkan masyarakat Kota Bima keseriusannya maju
dalam Pemilukada Kota Bima tahun 2013-2018 mendampingi calon dari partai
Golkar, Hj. Verra Amalia, SE, MM.
Dari bandara Sultan Salahudin Bima, Natsir kemudian
diarak keliling Kota Bima, kemudian berhenti di kediaman Hj. Verra Amalia untuk
bersilaturahim, dilanjutkan kemudian dengan acara jiarah kuburan Dana Taraha
(kuburan raja) dan kuburan Suhada menjadi kuburan orangtuanya yaitu di Kelurahan
Rabangodu Selatan.
Natsir kemudian menggelar pertemuan dengan
pendukunganya, dan pada malam harinya, kepada sejumlah wartawan di kediamannya
Kelurahan Rabangodu Selatan, Calon Wakil Walikota (wawali) Bima ini mengaku, setelah
berada di tanah rantau selama 27 tahun membangun daerah Sulawesi, terjadi
dialog dalam batinya, itu terjadi setiap saat, menjadi pertanyaannya bagaimana
nasib negeri ku di seberang sana. Apakah aku dapat diterima dan berbuat yang
lebih untuk sedikit kemajuannya.
Dalam dialog batinya tersebut, Natsir mengaku
begitu sangat terpanggil untuk kembali, membangun daerahnya, walaupun diakuinya
pula menjadi pejabat penting di daerah lain yang dilakoni selama ini secara
materi sudah sangat cukup atau lebih dari cukup. Namun kembali seperti pepatah
lampau, “hujan emas di negeri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri,”
demikian diucapkannya.
Motivasi dirinya maju sebagai kandidat orang nomor
dua dari Hj. Verra Amalia diakui Natsir dari berbagai sudut pandang, pertama
profil Verra kata Natsir adalah seorang politikus, dirinya sebagai seorang
birokrat murni dirasa adalah pasangan yang sepadan dalam mengelola
pemerintahan. Apalagi partai yang akan mengusung adalah partai besar yaitu
partai Golkar.
Diakui Natsir, Kota Bima secara historis adalah
daerah yang sudah cukup lama dalam perjalanan sejarahnya, bukan daerah baru,
sudah dibangun sejak zaman kerajaan sampai kesultanan sehingga untuk
membangunnya lebih maju dari daerah lain tidak begitu sulit. Tinggal bagaimana
Sumber Daya Manusia (SDM) lebih dikembangkan, baik SDM dalam pemerintahannya
maupun rakyatnya. SDM adalah cikal bakal yang dapat menunjukan kualitas sebuah
daerah yang dapat maju dengan SDM yang kuat maka daerah tersebut akan menjadi
daerah yang cepat dalam proses pembangunannya.
Kembali lagi kata Natsir, adalah sebuah kata bagi
pembangunan di Kota Bima nantinya, dengan moto “untuk Kota Bima untuk semua”,
artinya, segala sudut pembangunan hanya untuk rakyat sepenuhnya untuk kemajuan
bersama bukan kelompok elit.
Mengenai banyaknya calon saat ini, menurut Natsir,
banyak calon saat ini rata-rata berasal dari daerah barat Kota Bima, hanya
dirinya yang mungkin seorang putra daerah yang datang dari merantau di daerah
selatan Indonesia oleh karena itu ini merupakan tantangan tersendiri bagi
dirinya dalam membangun daerah Bima ala Sulawesi yang memang saat ini menjadi
icon bagi perkembangan wilayah Indonesia Timur.
Lulusan IPDN dan telah menjabat berbagai kedudukan
dalam pemerintahan sampai kemudian kini menjadi pejabat Sekda selama dua tahun
terakhir, disaat usia 49 tahun Natsir mengaku di sisa usia ini bila belum
sempat memberikan pengabdian yang lebih untuk tanah leluhur bukan merupakan
keberhasilan dirinya menjadikan tanah leluhur ini sebanding dengan daerah lain
yang sedikit lebih maju. (dd)