Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mutiara Terpendam di Oi Tampuro (2)

18 Desember 2012 | Selasa, Desember 18, 2012 WIB Last Updated 2012-12-18T14:26:17Z


Sejuta asa di Mada Oi Tampuro begitu menggelitik, seperti harap hamba tertindas saat menengadah tangan berbalas ingin diperhatikan. Seperti itu munajah warga atas sejuta potensi yang terpendam di mata air itu. Bukan saja penduduk sekitar yang meraup rezeki, pemerintah lewat BUMDnya pasti mendulang PAD pada melimpahnya air terbuang mubazir.

Catatan Perjalanan Wartawan Suara Mandiri

 Tidak tertata dengan rapi, cenderung terlihat tak terawat beberapa fasilitas, ditambah lagi harapan masyarakat yang belum terkabulkan hingga kini atas permintaan pada Pemkab Bima, untuk membuat pondasi pembatas antara laut dengan sumber air di Mada Oi Tampuro, menjadi potret betapa miris dan tidak maksimalnya pemerintah untuk menjaga dan memanfaatkan asset potensi sumber daya alam yang dimiliki.
Jika saja pemerintah memiliki sense atau naluri mengais rezeki sebagai penambah devisa dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibalik potensi Mada Oi Tampuro, dengan memaksimalisasi fungsi dan keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) semisal PD Wawo, untuk mengelola asset yang ada di lokasi itu, maka ada banyak pemasukan baru diranah semenanjung utara Sanggar.
Debit air yang melimpah terbuang percuma, hanya dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kebutuhan rumah tangga dalam kapasitas begitu kecil, bila dijadikan potensi air mineral kemasan produk pemerintah lewat PD Wawo misalnya, guna mengimbangi kapitalis swasta local yang mulai menggurita dengan menjual produk yang diragukan kualitasnya, tentu sangat berfaedah dan berdaya guna. Itu baru disatu sisi.
Sementara sisi lain, jualan segmen wisata dengan panorama dua dunia baik itu hamparan perbukitan yang masih asri dan natural yang tak terpisah dengan jejeran pantai berpasir putih kehitaman mengkilat masih perawan, semestinya acuan pemerintah ini, untuk mengelola dan memenejemen dengan baik. Mada Oi Tampuro, dengan cerita sejarah yang menarik berikut potensi melimpah yang terbuang percuma, pemerintah dapat berbuat banyak untuk mengelolanya. Lalu Pantai yang terbentang di desa Piong, desa Oi Saro dan desa lainnya sepanjang semenanjung Sanggar, dengan ombak yang bergelembung layak dijadikan arena Surfing, sebenarnya tidak kalah dengan yang ada di pantai Lakey Kabupaten Dompu atau kalau dikelola dengan baik pula tidak beda dengan pantai Senggigi Lombok.
Apakah sebab jarak tempuh yang terlalu jauh, ratusan lebih kilometer dari ibukota Kabupaten Bima, hingga membuat pesimis dan tidak bergemingnya pemerintah untuk menata dan mengelola potensi sumber daya alam Mada Oi Tampuro secara professional dan berdaya saing dengan lokasi wisata lainnya atau sebagai penghasil PAD yang menjanjikan. Jika itu menjadi alat ukurnya, sungguh sederhana cara berpikir pemerintah, menyia-nyiakan panorama yang begitu indah tersebut. (BNQ, ris, dd)
×
Berita Terbaru Update