Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Petani Bawang Sape Tuntut Perbaikan Harga

25 September 2012 | Selasa, September 25, 2012 WIB Last Updated 2012-09-26T05:13:44Z

Bima,(SM).- Petani Bawang merah didua wilayah yakni Sape dan Lambu yang menamakan diri Gerakan solidaritas Petani (GSP), Senin kemarin mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Bima, menuntut perbaikan harga bawang ditengah fluktuasi yang rendah dan tidak menentu dan cenderung merugikan masyarakat tani.

Massa aksi petani bawang merah dibawah komando, Hendi, mengemukakan, Kabupaten Bima merupakan salah satu daerah sebagian besar masyarakatnya bekerja disekotor pertanian. Artinya tidak kurang dari 70 hingga 80 porsen masyarakatnya menggantungkan hidup sebagai petani. Salah satu komoditi andalan tentunya bawang merah dengan produksi pertahun sebesar 86,765 ton pertahun dengan luas lahan 8,140 hektar, katanya merujuk data  bersumber dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan setempat.
Namun kenyataanya, kata Hendi yang diiyakan sejumlah massa kasi lainnya, hasil pertanian yang melimpah khususnya bawang merah dimaksud, tidak mampu memberikan kesejahteraan yang layak bagi masyarakat petani Bima. Itu semua tudingnya, akibat tidak adanya kepedulian pemerintah terhadap nasib para petani.
Ratusan massa dari petani bawang merah Sape dan Lambu yang dikawal ketat aparat Kepolisian Resort Bima Kota, juga mengemukakan berbagai permasalahan yang membuat petani selalu merugi saat produksi yang berbanding terbalik dengan biaya tanam. Diantaranya, harga jual bawang merah disetiap waktu dan pasca panen selalu turun (tidak menutupi harga produksi HPP atau dibawah standar) sehingga petani bawanng merah selalu dirugikan akibat anjloknya harga.
Kemudian pada saat menjelang musim tanam harga beli bibit bawang merah melebihi harga rata-rata (harga standar) yang tidak terjangkau sesuai kemampuan dan daya beli masyaarakat petani, sehingga mengakibatkan pengeluaran yang besar bagi masyarakat. Dua permasalhan lain, kata massa aksi, maslah penyaluran dan pendistribusian pupuk bersubsidi yang tidak tepat sasaran serta saat musim tanam para petani dirugikan pula dengan kelangkaan pupuk serta obat-obatan ditambah dengan harga yang melambung.
Penyebabnya, kata meraka, tentu karena harga pasar yang tidak terkontrol, sehingga harga jual seenaknya dipermainkan oleh para pemodal baik lokal pun regional. Termasuk banyaknya impor bawang merah dari luar negeri baik untuk konsumsi maupun bibit serta distribusi pupuk yang tidak merata dan tidak tepat sasaran dikarenakan banyaknya calo ataupun orang-orang yang bermain dalam penyaluran pupuk tersebut sehingga mengakibatkan kelangkaan pupuk bagi petani.
Perwakilan petani bawang merah Sape dan Lambu itu, disamping mengemukakan berbagai permasalahan dan faktor penyebab meruginya petani bawang juga menyampaikan berbagai solusi cerdas yang bisa ditempuh pemerintah sebagai bagian tak terpisahkan dari isi tuntutan. Diantaranya, meminta pada pemerintah untuk membeli hasil panen petani sehinga pada saatnya pula bisa dijadikan bibit oleh petani yang dibeli dari pemerintah. Pula, meminta pada pemerintah untuk menjaga stabilitas harga jual pasca panen.
Pantauan koran ini, aksi demo sempat tegang ditengah terik begitu panas. Sebabnya, saat dua anggota parlemen Kabupaten Bima, Drs H Mustahid H Kako serta Ir Ahmad yang sama-sama duduk di Komisi III atau komisi yang bukan tupoksinya soal yang dituntut masyarakat tani tersebut, mengaku hanya bisa menampung aspirasi yang disampaikan yang selanjutnya akan diserahkan pada Komisi II yang berwenang menyelesaikan persolan. Penjelasan dua anggota bahwa komisi II sudah keluar daerah pun pimpinan dewan yang tidak ada ditempat, membuat massa aksi keberatan dan mendesak yang berwenang menjawab harus hadir dihadapan mereka.
Sejurus kemudian, massa aksi kembali diterima anggota dewan dari Dapil IV atau Dapil dimana massa aksi berada. M Aminurllah SE, langsung menanggapi tuntutan warganya dengan berjanji secepat mungkin akan menyampaikan aspirasi dan desakan warga tani Sape dan Lambu pada Bupati Bima selaku eksekutif yang berwenang menyelesaikan dan mencarikan solusi atas persoalan yang tengah mendera warga tani. (SM.08)
×
Berita Terbaru Update