Bima, (SM).- Kerap menjadi langgaran banjir
setiap tahunnya, warga Kecamatan Belo Kabupaten Bima meminta Pemerintah Daerah
(pemda) Bima bersikap guna mencarikan solusi terbaik yang dapat dikerjakan.
Bencana
banjir yang kerap terjadi beberapa tahun terakhir membuat petani di empat desa
merugi, sebab banjir kerap menggenangi areal pertanian. Terakhir, pekan lalu
areal pertanian di desa Runggu yang terendam banjir.
Tidak
saja menyisakan kerugian bagi petani, juga sejumlah kawasan pemukiman warga
tidak luput dari terjangan dan genangan banjir, biasanya bila debit hujan
begitu tinggi seperti yang terjadi pekan lalu, air dari aliran sungai di kawasan
Desa Cenggu, Runggu sampai sungai Padolo meluap. Ini terjadi hampir setiap
tahun dan selama ini tidak pernah ada solusi dari Pemda Bima padahal sangat
urgen karena berhubungan dengan mata pencaharian warga yang kebayakan adalah
sebagai petani.
Seperti
disampaikan salah satu warga Cenggu, A. Hamid, banjir yang terjadi Selasa
(25/12), menyebabkan terendamnya pemukiman warga di sepuluh Rukun Tetangga
(RT), dari RT 04 sampai RT 13. Tidak saja air yang menjadi masalah, juga air
yang bercampur lumpur. Akibatnya warga tidak dapat beraktifitas karena air baru
dapat surut empat jam kemudian.
Selain
pemukiman warga, ratusan hektar ratusan hektar persawahan setiap tahunnya
menjadi korban banjir, biasanya awal musim penghujan menjadikan para petani
merugi jutaan rupiah, pada saat petani melakukan persemaian bibit biasanya
areal persawahan akan tergenang luapan banjir dari sungai sekitar persawahan.
Ini
diakui A. Hamid terjadi setiap tahunnya dan tidak pernah ada perhatian serius
dari Pemda Bima, apa yang menjadi solusi padahal areal persawahan yang selama
ini menjadi langganan genangan banjir menjadi salah satu mata pencaharian hidup
warga empat desa, bila ini terus dibiarkan warga sangat menderita. Menurut A.
Hamid solusi dari masyarakat sekitar meminta Pemda Bima segera melakukan
normalisasi sungai sekitar, karena dari pengamatannya terjadi pendangkalan
sehingga ketika musim penghujan tiba air sungai akan cepat meluap.
Camat Belo, M.Chandra
Kusumah M.AP mengakui, akibat hujan yang turun setiap hari hampir semua desa di wilayahnya
terkena banjir karena berada di satu jalur alur sungai. Masing-masing desa
tersebut tergenang air di areal persawahan dan pemukiman. Bahkan di Desa
Runggu, berdasarkan laporan dari aparatnya, sebuah tanggul diketahui jebol.
“Memang wilayah Belo, terpaksa jadi langganan banjir karena sungai semakin dangkal
dan sempit,” terangnya.
Sementara curah hujan semakin besar dan
intensitasnya cukup tinggi sehingga sungai tak mampu lagi menampung debit air.
Untuk itu, solusinya jangka panjang, Pemda akan melakukan normalisasi sungai.
Sungai sepanjang desa akan dikeruk dan dilebarkan mulai dari Sungai Padolo
hingga ke hulu di Desa Ncera.
Tambahnya,
untuk normalisasi ini membutuhkan dana yang besar. Pemda, katanya, akan
mengupayakan dana untuk tahun 2013-2014 dari pusat. Dana ini guna normalisasi
sungai di tiga kecamatan termasuk Kecamatan Belo.
Diakuinya juga, akibat banjir ini para petani
mengalami kerugian. Tapi solusinya, kemarin, pihaknya bersama Dinas Pertanian, Hultikultura dan
Tanaman Pangan akan turun ke lapangan untuk mendata kerugian. Jika ada padi
petani yang rusak, pihaknya melalui Dinas Pertanian, Holtikultura dan Tanaman
Pangan akan memberi ganti rugi. (dd)