Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Sikapi Sejumlah Persoalan, IMM Audensi dengan Bupati

12 Oktober 2012 | Jumat, Oktober 12, 2012 WIB Last Updated 2012-10-12T12:10:12Z

Bima, (SM).- Menyikapi sejumlah persolan yang tengah terjadi akhir-akhir ini, pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Bima yang dipimpin langsung Ketuanya Firmasyah, Kamis (11/10) mendatangi Bupati Bima di kantornya, KLK Bima untuk beraudensi dan meminta kejelasan.

Beberapa persoalan yang ditanyakan IMM, diantaranya, masalah Pajak Penerangan Jalan (PPJ) 10 persen yang dibebankan pada masyarakat. IMM menilai PPJ merupakan pungutan sepihak tanpa dibarengi pelayanan yang maksimal. Juga, anggaran yang begitu besar dari PPJ oleh Pemkab Bima digunakan untuk apa saja. Termasuk tidak maksimalnya lampu penerangan jalan yang tidak diperbaiki, padahal ada anggaran ratusan juta per tahun, untuk pemeliharaan lampu jalan.
Persoalan berikutnya yang ditanyakan IMM, terkait pengadaan kendaraan dinas, baik roda dua maupun roda empat. Membludaknya jumlah kendaraan baru yang diadakan Pemkab Bima diperuntukan siapa saja? Lantas kendaraan dinas sebelumnya dikemanakan?
Lain persoalan disampaikan IMM yang membutuhkan penjelasan Bupati, menyangkut maraknya tindakan anarkisme akhir-akhir ini di tengah masyarakat. Seperti apa langah konstruktif yang ditempuh pemerintah, baik penanggulangan hingga penyelesaiannya.  
Masalah yang tidak kalah menariknya disampaikan IMM, persoalan keluhan warga pasien terhadap pelayanan RSUD Bima, hingga meregang nyawanya dua pasien. Pada ranah ini, IMM meminta kejelasan Bupati Bima sebagai pembina dan penanggung jawab seluruh instansi lingkup Pemkab. 
Sejumlah persoalan yang dikemukakan IMM Cabang Bima, dijelaskan satu persatu oleh Bupati Bima, H Ferry Zulkarnaen ST. Mulai dari PPJ. Kata Bupati, miliyaran anggaran yang dihasilkan dari Pajak Penerangan Jalan, telah dan bisa digunakan apa saja kebutuhan yang menyangkut hajat hidup dan kesejahteraan masyakat, termasuk salah satunya membayar beban listrik yang ditanggung Pemda saat ini. ”Bisa digunakan untuk kebutuhan seluruh sektor yang ada, mulai dari membeli kambing hingga kebutuhan infrastruktur pembangunan,“ ujar Ferry.
Sementara soal tidak berfungsi maksimalnya lampu jalan di wilayah Kabupaten Bima, Bupati berjanji akan dikomunikasikan dengan PLN Cabang Bima. Dulu alasan tidak berfungsi maksimalnya lampu jalan, jelasnya, lebih dikarenakan kurang daya listrik dari PLN. ”Dengan telah bertambahnya cadangan daya yang dimiliki PLN, saya akan komunikasikan agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya”, jawabnya.
Sedangkan pengadaan kendaraan dinas (randis), jelas Bupati, Randis yang diperuntukkan bagi Kepala Sekolah di sejumlah kecamatan pada anggaran pengadaan 2000-2002 akan diputihkan alias dihapus. Oleh karena itu perlu dan dilakukan pengadaan kembali pada anggaran 2012 ini. Untuk itulah pemerintah, kata Ferry, membeli kendaraan dinas baru, sebelum penghapusan aset dilakukan. Jelas Bupati, pengadaan 400 unit motor di tahun 2011 dan 400 unit tahun 2012 diperuntukan bagi 500 Kasek, Kades dan Sekdes. Sementara untuk kendaraan roda empat, katanya, juga penggadan yang sama. “Kendaran roda empat usia di atas lima tahun, harus dihapus. Tidak ditender karena ada lembaga pusat yang menangani pengadaan seluruh daerah,“ terangnya.
Menjawab seringnya terjadi tindakan anarkis, kata Bupati, pemerintah tetap konsisten mencari jalan keluar baik pencegahan hingga penanggulangannya. Semisal pencerahan pada masyarakat. Mencegah lebih baik daripada mengobati. “Tidak hanya pemerintah, peran serta tokoh masyarakat dan seluruh elemen lainnya, menjadi kata kunci terciptanya suasana kondusif di daerah ini,“ harapnya.
Lalu mengenai keluhan warga terhadap pelayanan RSUD, Bupati menytir penjelasan Direktur RSUD, dr HM Ali, bahwa untuk almarhum Iwan Abdullah (30) pasien warga asal Desa Piong Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima yang menghembuskan nafas pada Kamis malam beberapa waktu lalu, sama sekali tidak terjadi malpraktek.
Almarhum, kata Bupati merunut pejelasan RSUD Bima, telah ditangani secara baik sesuai prosedur pelayanan dan telah dilayanai sesuai standar. Adanya keluhan keluarga atas pencabutan infus (cairan) pada pasien yang tengah kritis dan membutuhkan pertolongan medis segera, juga sesungguhnya almarhum saat ditangani, menolak dan berontak untuk diinfus, mungkin karena pengaruh sakit yang diidap korban, yakni akut hati yang begitu kritis.
Masalah Kartu Keluarga (KK) yang dikeluhkan keluarga pasien, sebagai penghalang dan alasan klasik pihak RSUD hingga tidak memberikan pelayanan maksimal, juga dijawab, hanya terjadi miskomunikasi antara keluarga pasien dengan pihak medis setempat, kata Mulyati merunut penjelasan Direktur RSUD Bima.
Sementara kasus yang dialami Fety Nurisari (20) warga Rabadompu yang mengidap kanker mulut rahim stadium IV komplikasi Anemia (kurang darah) sebagaimana  penjelasan pihak RSUD Bima, jelas Bupati, terjadi miskomunikasi soal penyampaian golongan darah almarhumah yang mesti dicari pihak keluarga. Pada lembar diagnosa darah, tertulis golongan “A”. sementara oleh keluarga dicari golongan darah “AB”. (SM.08) 
×
Berita Terbaru Update