Bima, (SM).- Hingga kini
jalur menuju Desa Samili Kecamatan Woha dan sekitarnya masih diblokir warga
Dusun Godo Desa Dadibou Kecamatan Woha, sejak sehari setelah peristiwa
pembakaran kampung Godo oleh ribuan massa.
Masih diberlakukannya blokade
jalan tersebut lantaran khawatir akan terjadi penyerangan susulan. Sementara
sejumlah warga Desa Samili hari Rabu 10 Oktober 2012 dini hari, sempat blokir
jalan di sekitar rumah Burhan, korban pembunuhan. Alasannya, warga menilai
pemerintah menganaktirikan dalam bertindak sejak peristiwa pembunuhan terjadi
hingga berbuntut pembakaran kampung Godo. Namun blokade jalan dimaksud tak
berlangsung lama.
Warga Dusun Godo, “S” kepada SM mengaku,
para warga masih memblockade jalan menuju Desa Samili karena masih khawatir ada
insiden susulan, setelah peristiwa pembakaran kampung Godo. “Kita masih
khawatir”, ujarnya.
Warga juga masih belum merasa
aman dan nyaman semenjak peristiwa pembakaran tersebut terjadi. Sementara warga
Desa Samili Kecamatan Woha sempat memblokir jalan penghubung Desa Kalampa dan
Desa Tente.
Camat Woha, Dahlan yang ditemui
mengaku, pemblokiran jalan oleh warga Desa Samili tersebut karena muncul
kecemburuan lantaran perhatian pemerintah serta publik lebih dicurahkan pada
warga Dusun Godo.
Menurut Dahlan, pemerintah, tidak
ada menganaktirikan warga, termasuk terhadap keluarga korban pembunuhan yang
rumahnya juga ikut terbakar. “Semua korban kebakaran akan diperhatikan oleh pemerintah,
termasuk korban kebakaran,” ujarnya.
Warga Desa Samili, kutip Dahlan,
beransumsi seakan-akan luapan kemarahan dan kekesalan publik ada pada warga
Desa Samili dan warga Desa Kalampa, padahal, lanjut Dahlan mengutip aspirasi
warga, peristiwa pembakaran berawal adanya pembunuhan oleh warga Godo.
Sementara Kepala Desa Samili, M.Hatta,
mengklaim, pemblokiran jalan hari Rabu dini hari tersebut dilakukan oleh oknum
warga yang diduga mabuk. “Blokir jalan itu diluar kontrol saya. Barangkali
dilakukan oleh warga yang mabuk”, katanya. (SM.06)