Bima, (SM).- Nasib Lutfi Ahmad, nelayan asal Dusun Oi Saro Desa Piong
Kecamatan Sanggar, hingga kini belum diketahui. Hingga Senin kemarin, nelayan
yang kerap menemani Bupati Bima H.Ferry Zulkarnain, ST untuk memancing, belum
juga kembali semenjak kepergiannya 12 hari lalu.
Informasi yang diperoleh Koran ini
dari Mantan Kasi Trantib Kecamatan Sanggar, M.Saleh M.Said, Lutfi dikabarkan
meninggalkan kampung halaman untuk melaut sejak dua belas hari lalu. Sebelum
melaut, Lutfi sempat bersama dua orang temannya masing-masing Hamid dan Iksan
untuk mempersiapkan perangkat memancing.
Menurut Saleh, di tengah laut Lutfi
juga pernah mengeluhkan kondisi perahunya kepada nelayan lain yang kala itu
berada di tengah laut untuk memancing. Kala itu, kata Saleh, Lutfi mengeluhkan
lampu perahunya yang tak bisa berfungsi. “Menurut nelayan lain, Lutfi pamit
pulang saat itu, karena lampunya tidak bisa difungsikan,” urai Saleh yang ngaku
mendapat cerita dari nelayan lain.
Menyoal nasib Lutfi, mantan Kasi
Trantib kecamatan Sanggar itu tidak tahu pasti. Karena dibilang tergulung
ombak, perahunya tak ada yang menepi di pinggir-pinggir pantai. “Apakah Lutfi
menepi di pantai lain atau sudah tergulung ombak, kami tak bisa pastikan,” urai
Saleh.
Informasi lain yang diperoleh Koran
ini, nelayan asal Desa Piong itu hilang diterjang gelombang tinggi di perairan
Teluk Saleh Desa Piong Kabupaten Bima. Hingga kini proses pencarian masih
dilakukan, namun terhalang gelombang tinggi. Bahkan, informasi baru yang
diendus, 3 orang nelayan masing-masing Lutfi Ahmad, Hamid, dan iksan menghilang
sejak Sabtu (22/9) sekitar pukul 17.00 WIB.
Kabarnya, ketiganya menggunakan
kapal jenis sope berkapasitas sekitar 3 Gross Ton (GT), melaut di perairan
teluk Saleh 2 mil laut. Mereka bermaksud menebar jaring seger, yaitu jaring
untuk menangkap rajungan. Jenis jaring seperti ini hanya ditebarkan untuk
kemudian baru diambil keesokan harinya. Ketiganya pun langsung kembali ke daratan
usai menebar jaring.
Menurut I Kadek Agus Ariawan, Tim
SAR NTB, saat perjalanan pulang, tiba-tiba terjadi badai dan gelombang dengan
ketinggian sekitar 3 meter. Kapal kecil yang ditumpangi pun terbalik. Ketiganya
pun ikut terbalik bersama dengan kapalnya. Keluarga yang khawatir pun terus
mencari ketiganya.
Akhirnya Senin pagi sekitar pukul
07.00 WIB tadi dua nelayan masing-masing Hamid dan Iksan berhasil ditemukan
nelayan yang melakukan pencarian tengah terapung-apung dilautan. “Keduanya
berpegangan pada kapal mereka yang terbalik,”kata Kadek.
Keduanya pun langsung dievakuasi ke
daratan namun saat ini kondisinya masih terlihat shok. Bahkan terdapat sedikit
luka di bagian tangan dan tubuh keduanya akibat terkena gesekan dengan perahu.
Saat ini, lanjut, Kadek, nelayan
lainnya masih berusaha mencari Lutfi Ahmad, nelayan yang masih hilang. Tapi
ombak saat ini masih tinggi, sehingga proses pencarian pun sedikit terhalang.
Gelombang tinggi di perairan Teluk Saleh sudah terjadi dalam sepekan ini.
Akibatnya 90 persen perahu yang ada di tidak melaut lagi. “Kalaupun ada yang
melaut, itu yang nekat. Karena terdorong kebutuhan ekonomi,” kata Kadek. (SM.01)