Kota Bima, (SM).- Sejak film Innocence of Muslims diluncurkan, tak
henti-hentinya umat muslim di seluruh dunia melancarkan aksi protes. Pun di
Bima demikian. Kesekian kalinya organisasi Islam turun ke jalan dan memprotes
serta mengutuk film tersebut. Senin kemarin, Hisbut Tahrir Indonesia (HTI)
cabang Bima, melakukan aksi yang sama.
Dikawal ketat aparat kepolisian, massa HTI tidak hanya mengutuk
pembuat film dan Negara Amerika Serikat, tapi melalui selebaran spanduk,
massa juga meminta agar pembuat film tersebut dihukum mati.
Juru bicara HTI Cabang Bima, Muhammad Ismail Yusanto mengatakan,
kesekian kalinya Nabi Muhammad SAW di hina melalui film berdurasi dua jam
tersebut. Didalam film itu, Nabi Muhammad SAW digambar sebagai seorang penipu,
lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap
anak. “Film itu sesat. Nabi Muhammad tidak seperti itu. Dia manusia suci yang
mengeluarkan umat dari jaman jahiliyah,” tegasnya disertai takbir.
Kata dia, film tersebut sudah jelas menghina Nabi Muhammad SAW.
Penghinaan itu merupakan sikap yng menunjukan kebencian terhadap Islam. Namun,
selalu saja mereka berdalih, pembuatan dan pemutaran film yang menghina Islam
itu merupakan bagian dari kebebasan berekspresi. “Tapi faktanya, kebebasan
inilah yang kemudian bebas melakukan apapun, termasuk mendiskreditkan, menghina
dan melecehkan Islam dan Nabi Muhammad SAW,” sorotnya.
Berangkat dari itu, dalam tuntutannya HTI Cabang Bima menuntut
agar pelaku penghinaan tersebut dihukum mati. Kemudian, selain mengutuk pembuat
film, HTI juga mengutuk pemerintah Amerika Serikat yang membiarkan begitu saja
film tersbeut dibuat dan disebarluaskan kepada khalayak, sebagai perbuatan
biadab yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Tidak hanya itu, HTI Cabang Bima juga menyerukan kepada
seluruh umat Islam untuk bahu membahu dan membela kehormatan Nabi Muhammad SAW
dan menolak dengan keras setiap paham atau doktrin yang tidak Islami. (SM.07)