Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Sering Dikritik, Walikota Minta Solusinya

30 Agustus 2012 | Kamis, Agustus 30, 2012 WIB Last Updated 2012-08-29T23:00:07Z


Kota Bima, (SM).- Belakangan ini masyarakat kerap kali mengkritisi kebijakan Pemerintah Kota Bima terutama kaitan pembangunan Lapak PKL dan kegiatan tambang Marmer, kini giliran Walikota yang protes rakyatnya.

“Masyarakat jangan hanya pandai protes, tetapi juga bisa memberikan solusi,” pinta Walikota Bima HM Qurais H Abidin menanggapi protes masyarakat atas kebijakan pemerintah, di sela-sela membuka kegiatan pelatihan, Selasa kemarin.
Ada dua kebijakan Pemerintah Kota Bima yang acap kali menuai kritikan dari masyarakat, yakni pembangunan Lapak PKL permanen di lapangan Pahlawan raba Bima yang dianggap alihfungsi dan tambang Marmer.
Walikota menyoroti aksi protes sejumlah masyarakatnya mengenai dua kebijakan itu. Tidak masalah jika kebijakan yang diambil mendapat reaksi masyarakat, tapi akan lebih indah jika yang protes juga menawarkan solusi dengan perbaikan.
“Tidak mungkin menolong orang yang tenggelam, padahal dirinya sendiri tidak bisa berenang,” sorotnya.
Walikota mencontohkan ketidakmampuan masyarakatnya memberikan solusi soal pembangunan Lapak PKL. Saat memanggil masyarakat setempat, keluhnya, untuk berdialog dan bertanya lokasi lain yang dianggap representatif untuk di bangun Lapak di sekitar lapangan Pahlawan, perwakilan warga hanya terdiam dan tidak berkata-kata.
“Saya tanya di mana tempat lain untuk dibangun Lapak. Mereka tidak bisa memberikan tawaran dan jawaban. Semua terdiam. Yang dilakukan pemerintah untuk kepentingan rakyat. Lapak yang dibangun juga tidak untuk mengalihfungsikan lapangan,” tegasnya.
Menurut Walikota, hanya memperindah kondisi Lapak sebelumnya yang nampak kumuh. “Hanya itu saja, tidak ada tujuan lain. Karena memberikan ruang untuk warga berjualan juga sangat membantu mereka untuk meningkatkan perekonomian”, ungkapnya.
Jika nanti penggunakan Lapak tidak sesuai fungsi yang ditargetkan Pemerintah Daerah selama 6 bulan pertama, maka bangunan Lapak bisa digeser. “Nanti kalau ada masalah selama enam bulan pertama, kita stop,” janjinya.
Kritikan elemen masyarakat atas kegiatan tambang Marmer juga ditanggapi Walikota Bima. Saat melakukan aksi oleh puluhan orang mengaku diri mewakili seluruh masyarakat. “Padahal belum tentu seluruh warga Kota menolak tambang Marmer,” cetusnya.
Aksi protes elemen masyarakat yang hanya pandai mencaci maki pemerintah, juga diprotes Walikota. Kata dia, tak ada satupun yang mampu menawarkan solusi agar batu Marmer di Kelurahan Oi Fo’o dipergunakan untuk apa.
“Batu Marmer yang kita miliki itu mau dijadikan untuk apa, jika tidak dikelola untuk kesejahteraan rakyat. Kebetulan ada investor yang mau beli, ya kita fasilitasi untuk kepentingan rakyat,” paparnya.
Upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, jelasnya, tidak harus mendatangi dari rumah ke rumah. Jika potensi daerah tidak dimanfaatkan dengan baik, jangan harap kesejahteraan rakyat bisa tercapai. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update