Kota
Bima, (SM).- Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil
Qura’an (MTQ) Kelurahan Rontu ternyata menyisakkan persoalan. Uang untuk
kegiatan yang dimaksud hingga kini masih mengutang di warga setempat, seorang
rentenir. Akibatnya, karena Lurah Rontu tak menepati janji, properti seperti
Televisi 29 Inci dan Receiver diangkut rentenir.
Rudi
Setiawan, PNS Lurah setempat menceritakan awal masalah tersebut. Jelang
pelaksanaan MTQ sekitar bulan April lalu, Kelurahan Rontu tak kunjung menerima
kucuran dana sebesar Rp25 juta dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Akhirnya
Lurah setempat, berinisiatif untuk meminjam uang rentenir sebanyak Rp12 juta,
kemudian dijanjikan akan diganti jika uang dari Pemkot sudah keluar. “Lurah
menjanjikan diganti sekitar sepuluh hari kemudian, dengan jumlah yang lebih
banyak yakni sebesar Rp15 juta,” jelasnya.
Lanjut
cerita, setelah uang rentenir digunakan untuk MTQ, hingga kini janji Lurah
Rontu tak kunjung ditepati. Padahal sudah diupayakan untuk segera bayar, namun
yang bersangkutan tetap enggan menepati janji tersebut. “Uang sebesar Rp12 juta
sudah dikembalikan oleh Lurah. Tapi dijanjikan pengembaliannya itu bukan Rp12
juta, melainkan Rp15 juta. Janji inilah yang tak ditepati Lurah,” bebernya.
Karena
merasa ditipu oleh Lurah, Rudi mengaku, Rentenir itu pun akhirnya mengangkut
property kantor berupa Televisi 29 Inci dan Receiver. Dan akan
mengembalikannya, jika sisa uang Rp3 juta yang dijanjikan Lurah Rontu dibayar.
Di
tempat berbeda, warga pemilik uang, Sumarni, yang ditemui di rumahnya, mengakui
semua apa yang diceritakan Rudi. Bahkan dirinya sudah melaporkan ulah Lurah
tersebut ke Camat Raba. “Iya cerita itu benar. Camat sudah memanggil kami dan
Lurah untuk menyelesaikan masalah itu,” terangnya.
Kemudian
Lurah Rontu, Muhammad Hakim S.Sos yang dihubungi di Kantornya, tak ada di
tempat. Stafnya yang menerima pekerja media mengaku Lurah sedang sakit.
Sementara
itu, Ketua Panitia MTQ Kelurahan Rontu, M.Saleh, S.Com yang dikonfirmasi di
rumahnya, Rabu kemarin mengaku tidak tahu tentang dana pinjaman dari rentenir
itu. Bahkan, selama kegiatan itu, dirinya hanya sekali mengajukan permintaan
uang yakni untuk pembangunan mimbar sebanyak Rp5 juta di Lurah. “Saya tidak
tahu menahu soal itu. Selama jadi ketua, yang lebih tahu masalah uang Lurah dan
bendahara kegiatan,” katanya.
Setelah
mendapatkan nomor Handphone Lurah Rontu, Muhammad Hakim, S.Sos yang
dikonfirmasi melalui celuller membantah tudingan itu. “Dunia akhirat saya
bersumpah tidak pernah meminjam uang rentenir untuk kegiatan MTQ kemarin,”
tegasnya.
Ditanya
lebih jauh, Hakim mengaku dirinya sedang sakit dan belum bisa pergi ke Kantor.
“Mengenai apa yang sudah terjadi di kantor, saya tidak tahu sebab sudah lama
tidak pergi kerja karena sakit,” ujarnya menutup pembicaraan. (SM.07)