Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Desak-desakan di Pelabuhan, Enam Orang Pingsan

27 Agustus 2012 | Senin, Agustus 27, 2012 WIB Last Updated 2012-08-27T05:15:11Z

Kota Bima,(SM).- Pemandangan buruk saat bersandar kapal penumpang di Pelabuhan Bima, memang bukan hal baru. Kesemrawutan penumpang pun pengantar, acap kali terjadi. Bahkan aksi desak-desakan sulit dihindari. Seperti Jumat (24/8) malam lalu, pemandangan yang sama ditemukan. Sedikitnya enam orang penumpang jatuh dan tak sadarkan diri.

Melihat aksi desak-desakan itu, tak sedikit yang mengeluhkannya. Bahkan mempertanyakan sikap Administrator Pelabuhan (Adpel) Bima yang terkesan menutup mata dengan kondisi tersebut. Adpel dinilai tak mampu mengatasi hal yang sudah sekian tahun terjadi.
Penumpang kapal tujuan Bima-Makassar, Nurdin mengeluhkan pelayanan pengelolaan Adpel Bima tersebut. Arus keluar masuknya pengunjung dan pengantar yang tidak teratur itu sudah berlangsung lama dan terkesan dibiarkan. “Orang yang pingsan saat seperti ini seringkali terjadi. Adpel seolah membiarkan ini terjadi,” ujarnya dengan nada keheranan.
Mahasiswa Makassar itu mengaku kesal dengan cara pengelolaan itu. Petugas yang disiapkan di Pelabuhan juga tidak tegas melihat kondisi tersebut. Seandainya hal tersebut bisa di tata dengan baik, pemandangan buruk yang berujung jatuh pingsannya manusia, tidak akan terjadi. “Jika ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin desak-desakan itu akan jatuh korban meninggal,” tegasnya.
Dirinya menduga, model pelayanan petugas seperti itu sengaja dibiarkan. Desak-desakan dan merebut tempat yang lebih cepat di atas kapal, seolah sudah menjadi hal yang lumrah. Namun, tak ada sedikit pun petugas berupaya untuk meminimalisir kericuhan semacam itu.
Hal sama juga di lontarkan Munawir. Mahasiswa yang menimba ilmu di Kota Makassar itu mempertanyakan langkah antisipasi petugas Akpel menangani masalah itu. “Dari tahun ke tahun kami tak melihat tak ada yang mengatur suasana seperti ini,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga mempertanyakan perubahan pengaturan tentang timbangan barang yang digunakan oleh petugas Adpel Bima. Selain sudah karatan, timbangan yang digunakan petugas tersebut rusak dan tidak layak untuk digunakan lagi. “Ketentuan yang tertera dalam tiket itu, jika barang seberat 25 Kg atau dibawah itu, maka tidak di timbang. tapi, para petugas itu tetap menggunakan timbangan itu,” ujarnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada Adpel Bima, terlebih kepada Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima agar melihat sisi lain penderitaan masyarakat yang setiap tahun selalu mengalami kondisi seperti itu.
Kepala Adpel Bima yang coba didatangi Sabtu (25/8) di kantornya, tidak ada di kantor. Staf kantor setempat mengaku Kepala Adpel tidak berada di kantor. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update