Kota Bima, (SM).- Belum lekang dari ingatan soal anggota DPRD Kota Bima yang
bolos study banding di Kota Batam beberapa waktu lalu, kisah memalukan
ditunjukan kembali para legislator yang duduk di DPRD Kabupaten Bima.
Kisah nyata yang miris terjadi
apalagi di tengah menjalankan ibadah puasa bulan ramadhan, dilakoni dua anggota
DPRD setempat. Gara-gara ketidakhadiran eksekutif masing-masing Sekda dan
Asisten II, dua anggota dewan harus bertikai hingga terjadi bentrok fisik alias
adu jotos.
Saat rapat Badan anggaran (Banggar)
di ruang rapat utama DPRD Kabupaten Bima, Senin kemarin dengan agenda
pembahasan KUA PPAS APBD 2012, M Aminurllah alias Maman dari Partai Amanat
Nasional (PAN) dengan Nurdin Amin alias Digon dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) perdebatkan ketidakhadiran eksekutif. Adu mulut keduanya,
berujung adu jotos.
Seperti apa keterangan dan
penjelasan resmi terkait kronologis penyebab pertikaian antar kedua anggota
dewan tersebut? Pimpinan DPRD pun Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Bima,
tidak satupun yang bisa dimintai keterangan.
Informasi yang dihimpun sejumlah
wartawan, agenda rapat Banggar yang berlangsung sekitar pukul 10.00 Wita Senin
kemarin, berakhir tanpa keputusan akibat peristiwa memalukan yang terjadi
sekitar pukul 12.05 wita antara kedua anggota DPRD setempat. Penyebab
pertikaian dua wakil rakyat tersebut lebih karena tidak adanya kata sepakat
menyoal ketidakhadiran Sekda dan Asisten II selaku pejabat yang diundang dan
bertautan dengan pembahasan KUA PPAS APBD Kabupaten Bima.
Dari informasi yang dihimpun pula,
kronologis kejadian hingga terjadi adu jotos kedua anggota dewan, berawal dari
sikap dan prinsip Aminurllah yang meminta rapat untuk tidak dilanjutkan apabila
Sekda dan Asisten II Setda Kabupaten Bima tidak nongol pada agenda rapat
Banggar yang digelar, sementara Nurdin Amin, juga bertahan siapapun pejabat
pemerintah yang hadir tentunya telah mewakili ekeskutif.
Perdebatan dan saling mempertahankan
pendapat antara dua opsi melanjutkan rapat Banggar tanpa kehadiran Sekda dan
Asisten dengan tidak melanjutkan rapat Banggar sebelum kedua pejabat yang
berwenang dimaksud hadir dan memenuhi undangan Legislatif, menjadi prahara awal
terjadinya pertikaian yang berakhir adu fisik keduanya.
Nurdin yang dikonfirmasi
menceritakan, peristiwa itu berlangsung saat rapat baru dibuka setelah diskor
sejak hari Kamis. Saat itu, anggota dan tiga pimpinan inginkan rapat tetap
berlanjut. Namun M. Aminurllah ngotot rapat ditunda lantaran Sekda Bima H.
Maskur tidak hadir dalam rapat Banggar legislatif dengan tim Banggar eksekutif.
“Dia (Maman) melempar buku ke arah saya,” akunya.
“Tidak ada dalam aturan kalau rapat
Banggar ditunda lagi lantaran Sekda tidak hadir. Yang ada rapat dibuka kemudian
dilempar ke forum. Barangkali pernyataan saya itu yang tidak bisa diterima,”
duga Nurdin.
Meski mendapat hadiah tinju beberapa
kali, Nurdin mengaku tidak sempat memberikan perlawanan terhadap Maman. Ia
mengaku langsung terjatuh ketika mendapat bogem mentah dari rekannya tersebut.
“Saya tidak sempat balas,” ujarnya.
Nurdin tidak menerima dirinya
diperlakukan seperti itu. Diakuinya, sudah melaporkan hal itu kepada Polisi.
“Visum juga sudah saya lakukan dan sudah diserahkan pada Polisi,” tuturnya.
M. Aminurllah yang dihubungi via
seluler mengakui adanya kegaduhan saat rapat Banggar tersebut. Kata dia,
dirinya melemparkan buku pedoman penyusunan RAPBD 2013 pada rekannya Nurdin
Amin dalam rapat.
“Nantilah, biar pimpinan yang
mengurus semua ini. Inikan masih dalam ruang rapat internal,” pintanya.
Disinggung telah dilaporkan ke Polisi, Maman meminta yang terbaik dari
persoalan tersebut. “Gimana terbaiknya sajalah,” timpalnya. (SM.08/SM 06)