Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Warga Sari Pertanyakan Kasus Penganiayaan dengan Senpi

12 Juni 2012 | Selasa, Juni 12, 2012 WIB Last Updated 2012-06-12T13:21:11Z

Bima, (SM).- Warga Desa Sari Kecamatan Sape mempertanyakan tidak ditahannya pelaku penganiayaan dan pengancaman dengan menggunakan senjata api (senpi) sejenis revolver, padahal kasus tersebut sudah dilaporkan pada Polsek Sape. Penganiayaan tersebut diduga dilakukan Jul terhadap Herman Idris (20) dan Iwan Sarwan (21) yang terjadi di Desa Sari, Senin (28/5) sekitar pukul 18.30 Wita.

Menurut  korban, Herman, senpi milik Jul tersebut pernah dipegang warga Desa Sari, dan banyak saksi mata yang melihat bahwa senpi milik Jul tersebut benar-benar senpi benaran sejenis revolver. Namun senpi tersebut diganti dengan senpi mainan oleh oknum anggota Polsek Sape untuk menghilangkan jejak, karena kedekatan hubungan Jul dengan oknum anggota Polsek Sape.
Pada waratawan di kediamannya Desa Sari, Herman mengaku, pada saat pengancaman, Jul mengatakan, “kalau saya tidak kasihan saya akan tembak”, ujar Jul sambil mengeluarkan 5 butir peluru yang ada dalam pistol itu.
Lanjutnya, bersamaan dengan itu, datang seorang bernama Ar merebut pistol tersebut dan dibawa lari, tetapi Jul ngotot mengejar dan merebut kembali pistol dimaksud, sehingga pistol kembali di tangan Jul.
Anehnya, kata Herman, ketika datang anggota Polsek Sape yang melakukan penyitaan senpi yang dipegang Jul, ternyata yang dibawa pulang hanya pistol mainan, bukan pistol benaran.
Ironisnya  tersangka yang melakukan penganiyaan terhadap dirinya dan Iwan tidak ditahan polisi, padahal kasus penganiayaan dan pengancaman sudah dilaporkan. Untuk itu, Kapolresta Bima dan Kapolda NTB diminta untuk mengambil tindakan tegas terhadap anggota yang menghilangkan barang bukti berupa senpi rakitan tersebut dan menahan Jul yang melakukan pengancaman menggunakan senpi dan penganiyaan terhadap dirinya dan Iwan.
“Dengen kepemilikan senpi oleh warga tanpa ijin tersebut kami sebagai warga merasa ketakutan dan masih trauma atas kejadian  tersebut”, akunya.
Kapolsek Sape, AKP Lalu Najamudin yang ditemui di ruang kerjanya mengaku belum tahu tentang kasus tersebut, karena belum ada laporan dari anggota. Sementara Kanit Reskrim Polsek Sape Bripka Masud mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tersebut dan sedang melakukan penyelidikan. Namun tidak ada senpi sebagaimana dikatakan saksi korban maupun saksi lain, yang ada hanya senjata korek api bentuk pistol, bukan senpi yang pakai hagel atau bukan bentuk revolver yang dibawa ke kantor. “Senjata itu hanya pistol gas untuk mainan. Terkait kasus ini kami tetap melakukan penyelidikan”, ujarnya.
Ketika ditanya berdasarkan laporan warga bahwa pistol  yang digunakan untuk mengancam orang  adalah pistol benaran, Kanit Reskrim menjawab itu hanya laporan dan pengakuan mereka saja. “Kami sudah sita senpi dimaksud, tapi barang tersebut hanya pistol gas mainan saja”, terangnya. (SM.13)   
×
Berita Terbaru Update