Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tiga Wartawan Bima Diuji Kategori Wartawan Utama

16 Juni 2012 | Sabtu, Juni 16, 2012 WIB Last Updated 2012-06-16T04:07:45Z

Bima, (SM).- Tiga dari empat wartawan Bima yang diutus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Bima untuk mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Mataram, masuk pada kategori wartawan utama. UKW dimaksud berlangsung di Hotel Lombok Garden, (15/6)

Ketiga wartawan yang masuk kategori utama tersebut yakni, Ir. Khairuddin M.Ali, M.AP (BimaEkspres), Junaidin (HU. Suara Mandiri) dan M. Hariyadin (Warta Post). Kategori tersebut ditentukan oleh penguji dari PWI pusat, mengacu pada profil wartawan serta aspek pengalaman kerja pada media massa. Sementara Rafidin (Koran Stabilitas) diposisikan sebagai peserta Madya.
UKW perdana yang dihelat PWI Cabang NTB tersebut diikuti oleh 38 wartawan se-Nusa Tanggara Barat (NTB). Ketua PWI NTB, Ahmad Sukisman, mengatakan, meski animo wartawan untuk mengikuti uji kompetensi ini cukup tinggi, namun karena keterbatasan quota sehingga tidak bisa ikut semua. Dia berharap semua peserta yang ikut uji kompetensi lulus semua.
Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) PWI Pusat, Drs Junaidi, mengatakan uji kompetensi dilakukan, untuk membedakan wartawan sungguhan dengan sekedar mereka yang mengaku sebagai wartawan saja. Dari pelaksanaan uji kompetensi yang ke-40 di 24 provinsi di Indonesia, katanya, baru 1.400 dinyatakan lulus.
Menurut dia, menjadi wartawan adalah hak asasi setiap orang, tapi profesi ini menuntut profesionalisme. Profesi jurnalis ini juga bisa untuk melawan kejahatan kemanusiaan koruptor. “Peserta uji kompetensi wartawan harus ketat, karena pernah kecolongan. Ada laporan masuk bahwa wartawan yang lulus uji kompetensi melakukan pemerasan,” ujarnya.
Dewan pers, kata dia, lantas mencabut sertifikatnya, karena terbukti sesuai dengan laporan. Peserta yang mengikuti uji kompetensi tida perlu tegang, cukup sersan alias serius tapi santai. “Ada juga saat uji kompetensi, pemred tidak bisa membuat tajuk rencana. Padahal tajuk rencana menjadi pekerjaan sehari-hari seorang pemred,” katanya. (SM.01)
×
Berita Terbaru Update